13. Cincin

531 48 12
                                    

Yoongi berdandan rapih hari ini walaupun hanya memakai sweeter dan celana bahan khusus ibu hamil dirinya terkesan manis sekali. Taehyung mengajaknya pergi keluar hari ini tanpa ada alasan yang jelas. Merasa puas dengan riasanya Yoongi mengambil tas jinjing kecil keluar dari kamar.

"Hayuk! Kita mau kemana?"

Taehyung tersenyum kotak melihat Yoongi yang terlihat begitu exited di ajak jalan oleh dirinya. Sebulan sudah Yoongi bagai dikurung di apartemennya sendiri. Gak ada salahnya dia ngajak Yoongi jalan ajaln keluar. Kasian calon ibu dari anaknya itu terlihat lebih pucat dari aslinya.

"Makan aja kok di luar"

Tangan Yoongi di gandeng erat sampai di basement parkir mobilnya. Bahkan sepanjang jalan tangan Yoongi masih di pegangi oleh Taehyung. Sejujurnya Yoongi sedikit aneh dan risih Taehyung jadi lebih clingy biasanya.

Sepanjang perjalanan gak ada hal yang aneh ternyata Taehyung ngajak dia makan di resto nuansa arabian gitu. Taehyung emang kadang rada aneh masa makan malem romantis di resto begini kan disini makanya pake tangan.

"Sudah reservasi?" Tanya pelayanan yang jaga meja di depan pintu masuk.

"Udah mas, atas nama taehyung"

"Ouh pak taehyung, mari saya antar"

Keduanya di antar ke salah satu meja konsep restonya cukup nyaman. Mejanya melingkar dengan papan kusi yang menjulang tinggi jadi orang lain gak bisa liat ke kita ataupun sebaliknya.

"Kamu ada inspirasi apa ngajak aku kesini?" Tanya Yoongi penasaran.

"Gak ada aku pengen aja makanan timur tengah"

Yoongi mau nangis aja salah gak sie.
"Kamu mah aku kira kita mau British dinner gitu, udah pake baju begini"

"Ya gapapa toh, kitakan makan doang gi disini"

"Tae... "

"Iya sayang maaf salah"

Makanan mulai dateng dari pembuka sampai penutup. Memang makanan disini di sajiin mewah di sesuaikan buat acara formal.

"Selamat malam~ saya antar pesanan terakhir"

Pelayan naro piring dengan tudung saji seukuran piringnya. Yoongi kaget dia ngeliat pelayan itu dan taehyung bergantian. Taehyung sendiri mempersilahkan Yoongi buka tudung sajinya.

"Tae? Seriously?" Betapa kagetnya Yoongi di suguhin cicin dengan berlian kecil di tengahnya. 

Tangan Yoongi di tarik Taehyung di genggam penuh kesungguhan.

"Gue fikir sekarang gue udah cukup dewasa untuk ngelakuin  ini, gue ngerti gue orang kekanakan gak bisa di atur. Gue nakal dan sekarang gue belajar atas kenakalan yang udah gue perbuat. Gue tau gue masih dalam masa pendewasaan karena semuanya terjadi tanpa gue prediksi. Mungkin emang ini saatnya gue berhenti main main jadiii.... Will You Marry me? "

Situasi dibangun cukup serius tapi Yoongi tertawa kecil menanggapi segala ucapan Taehyung.

"Yes I will, tapi lo bisa janjikan mau terus belajar. Perjalanan gue sama lo gak berhenti sampe disini"

"I promise, asal lo mau dampingin gue"

Taehyung mengecup dia telapak tangan Yoongi. Biarlah malam ini jadi malam romantis buat keduanya.

"Gue lo nya udahan ya"

"Iya lupa gi"

.
.
.

"Tae... Sini aku mo ngomong"

Yoongi nepuk sisi kasur yang kosong.

"Kenapa?"

"Ini kamu yakin kan?"

Tanya Yoongi sambil megangin cicin yang udah terpasang di jari manisnya.

"Iya yakin, kenapa? Gak percaya banget sama aku gi kamu tuh"

"Ya~ bukan gitu, ini bukan tentang kita berdua doang loh... Kamu siap omongin ini sama keluarga kita?"

Taehyung menghela nafas berat ya siap gak siap dia juga. Tapi kalo gak diberaniin kapan beraninya dia.

"Yang penting di coba dulu, besok kita dateng baik baik ke rumah kamu dulu"

"Jangan gitu tae... Aku kan jadi merasa bersalah"

"Udah bawel, nih kering inikn rambut aku"

Chup

Taehyung memberikan kecupan di pipi Yoongi supaya dia lebih tenang. Lagi pula dari sini kita bisa nilai sejauh apa Taehyung perbaikin dirinya sendiri dia juga mau liat seberani apa dirinya sendiri.

Selesai ngeringin rambu Taehyung mereka langsung tidur dengan keyakinan semua akan baik baik aja besok. Berusaha buat tenang dan tidur nyenyak.

.
.

Hari- hari gak ada Yoongi rasanya aneh buat jimin. Walaupun belakangan dia gak ngehabisin waktu sama Yoongi tetep aneh rasanya. Apalagi Yoongi yang jarang ngehubungin dia mungkin karena waktu disana dan disini beda.

Di caffe kampus jimin duduk sendiri sambil nikmatin smoothie kesukaan Yoongi. Saking kangennya dia sama sahabatnya satu itu.

"Boleh duduk disini?"

Jimin rada kaget denger suara berat mengintrupsi kegalauanya.

"Boleh..."

"Jimin kan?"

"Iya kamu Juki ya? Anak basket kan?"

Jungkook tertawa kecil mendengar jimin memamggil dirinya pake nama Juki.

"Jungkook"

"A-ah jungkook sorry soalnya Yoongi selalu nyebutnya Juki"

"Gakpapa, sendiri aja?"

"Iya... Soalnya Yoongi kan cuti"

Mendengar ucapan Jimin jungkook merasa bersalah. Bagaimana dia berusaha untuk biasa aja padahal tau segalanya. Jimin juga keliatan percaya sama semua skenario yang Yoongi buat.

"Biasanya sibuk organisasi? Tumben?"

"Lagu libur soalnya galau"

"Ada orang kayak gitu"

"Ada gue, lo sendiri? Gak ada kelas atau ukm gitu?"

"Baru kelar kelas, nanti ada latihan basket mau ada pertandingan persahabatan. Lo mau ikut?"

"Hu? Ngapain gila, liatin siapa?"

"Ya dari pada gabut, lo gak ada kelas kan?"

"Ada sok tau lo, tapi sore terus lo juga songong ya manggil gue pake kak dong"

"Iya ka jimin udah ikut gue aja dulu"

"Gak ah. Maksa lo"

"Bener ya gue tinggal? Ikut aja yuk dari pada galau"

Ini jungkook rada maksa kali ini. Kasian anak orang mana bening begini lagi galau kalo di colek om om bahaya ya gak? Modus aja padahal jungkook mah.

"Fine! Bawel lo"




In The BlanketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang