17. Complicated

477 45 14
                                    

Sejak setengah jam lalu Jungkook hanya berdiri di depan gedung fakultas teknik. Entah apa tujuan ia kemari pun dia masih tidak tau. Sampai sosok Jimin lewat yang berjalan beriringan dengan seorang laki-laki mungkin teman sekelasnya.

Tapi kelitanya akrab banget Jimin sesekali tertawa sambil memukul pelan temanya itu. Tanpa fikir panjang akhirnya nekat Jungkook dateng ke hadapan Jimin. Tangan Jimin di tahan mengundang keterkejutan Jimin.

"Jungkook?" Tanya Jimin heran buat apa junior satu ini ada disini.

"Lo siapa?"

"Gue ada perlu sama Jimin maaf" Jawab jungkook denga  nada sedikit angkuh mengundang emosi teman Jimin.

"Gak ada Jimin lagi buru buru" Tangan Jimin di gengam temanya.

"Sebentar gue gak butuh banyak waktu"

"Gak ji-

" Gapapa taemin lo duluan aja gue nyusul "

Temanya yang ia panggil Taemin itu menatapnya sejenak sebelum akhirnya pergi.

"Kenapa?"

"Ada yang mau gue ceritain"

"Tentang?"

"Taehyung Yoongi dan lo sama gue"

"Oke lepasin tangan gue dulu, kita ngobrol di perpus aja"

Siang ni perpus universitas tengah sepi. Dirinya mencari spot yang sekiranya tidak dekat dengan orang lain. Jimin menatap sinis ke arah Jungkook.

"Apa?" Tanya Jimin ketus.

Jungkook menarik nafas dalam sebeljm muali menceritakan semua yang ia tau. Entah kenapa jungkook fikir dia harus terbuka pada Jimin dan Jimin berhak tau.

Jimin terbegong setelah mendengar cerita Jungkook membuat juniornya itu sedikit was was. Bahu Jimin di raihnya di bawanya Jimin ke dalam pelukannya entah untuk alasan apa. Tak lama Jimin mengeluarkan suara.

"Gak perlu Kook"

Jimin mendorong bahu Jungkook menajauh.

"Gue oke, makasih atas dongeng lo. Lo bisa pergi sekarang" Apa Jimin mengusirnya? Dan apa tadi dia di panggil Jungkook? Bukan kah mereka cukup dekat?

"Kenapa? Gue mau temenin lo aja, masih ada satu kelaskan? Gue anter pulang"

"Gak perlu" Tolak Jimin.

"Gak terima penolakan"

Jimin berdesis menatap sinis kepada Jungkook. Dirinya begitu kesal ketika sifat menyebalkan teman barunya itu muncul. Selalu menjadi pemaksa.
.
.
.

Prank!

Suara dari dapur membuat Taehyung berlari panik. Ternyata Yoongi kembali memecahkan gelas. Dirinya berusaha menstabilkan nafasnya dan mulai mendekati Yoongi.

"Ah" Jerit Yoongi pelan karena tanganya kembali terluka karena pecahan kaca.

Taehyung berjongkok disebelahnya mandik tangan Yoongi dan mengemutnya.

"Tae?"
"Jangan begitu jorok ihhhh!"

Yoongi berusaha menarik tanganya dan usahanya berhasil hanya saja dia merasa ada aura tak baik dari Taehyung setelahnya.

"Kenapa bisa gini! Kamu ceroboh banget sih! Udah berapa kali?!" Taehyung membentak Yoongi membuat yang lebih kecil tercekat.

"Tae~ ini gapapa" Jawabnya dengan nada sedikit bergetar karena takut.

"Gakpapa gimana! Luka yang lusa aja belum kering! Lagian! Kamu kenapa sih gi! Ini udah gelas ke tiga hari ini!"

"Maaf tae, mungkin karena aku-

" Jimin lagi! Jimin! Jimin! Jimin terus otak kamu isinya! Masuk kekamar! Kamu gak boleh ngapa ngapain tanpa seijin aku!"

Badan Yoongi bergetar berusah untuk berjalan mengikuti perintah Taehyung. Ini pertama kalinya Taehyung ngebentak dia. Taehyung pernah marah sebelumnya sama dia tapi gak pernah ngeluarin suara besar dan ngebentak akahak tadi. Jujur Yoongi bener bener takut sekarang. Dia bahkan gak bisa nahan air matanya untuk gak turun.

.
.
.

Helaan nafas keluar dari bibir Jimin. Jungkook masih teguh mendekati Jimin. Liat aja sekarang bawa dia eskrim dalam gengamanya. Padahal Jimin udah nolak jungkook berkali kali bahkan maki dia di depan umum tapi anaknya kayaknya udah kebal banget.

"Asikkkk makasih ganteng"

Seulgi berusaha menarik satu gelas eskrim yang kemudian di tahan jungkook.

"Bukan buat lo. Buat Jimin sama gue"

Seulgi berdecih menarik tanganya kembali.

"Gaya lo bocil, junior songong. " Duel seulgi.

"Jim panas nih makan es krim keburu meleleh"

Jimin menerimanya dengan suka hati dia udah capek nolak si bocah tengik satu ini.

"Nih makan berdua sama gue gi"

Jungkook makan eskrimnya dengan hikmat sampe habis. Jimin aja gak selera dan ogah ogahan. Gak lama seulgi pamit karena ada kelas Jimin? Udah kelar dia. Jungkook gak tau bukan urusan dia juga.

"Lo gak capek?"

"Gak, kan gue bilang gue mau pedekate sama lo"

Jimin memutar matanya malas.

"Kalo lo serius pedekate, fine gue terima tapi gue gak mau lo ajak jalan ke puncak ya"

Jungkook tertawa kecil melihat Jimin yang mendumel imut.

"Iyaaa mau kemana? Disney Land langsung? Apa universal studio?"

"Terserah gue ngikut"

"Oke, malem sabtu gue jemput ya kita terbang ke Singapura"

Enteng banget ngomongnya. Lagaknya bocil satu ini.

"Gak ah" Tolak Jimin sambil bertopang dagu "

Jungkook mesmasang wajah tak suka mendengar penolakan Jungkook.

"Panggil gue yang bener dulu" 

"Siap siap, ka Jimin ku yang manis banget dan gemoy ini malem sabtu kita date ya nanti juki jemput"

Jimin menatap horor ke arah Jungkook. Liatkan tenggil banget gayanya Jimin gak nyesel kan ya abis ini? Jungkook pergi setelahnya dia bilang ada latihan. Sepeningalan Jungkook Jimin tersenyum kecil mengingat tingkah konyol juniornya satu itu. Paling bisa bikin orang geleng kepala.






















Huftttt


























Yuk bisa yuk

Tim kookmin mana suaranya?

In The BlanketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang