Lagi-lagi Iqbaal harus mendapatkan pesan itu. Pesan yang mengganggu keberlangsungan hidupnya di alam manusia, apa salahnya ia berbaur dan mengapa ada saja yang menganggu kehidupan Iqbaal walaupun sudah lama sekali ia pergi.
"Kenapa mereka mengganggu ku lagi memangnya tidak cukup dia yang selalu mereka banggakan setiap saat," geramnya mengepalkan tangan lalu memukul tembok dengan sekuat tenaga.
Daripada pusing memikirkan itu Iqbaal mengambil kotak susu di kulkas lalu meminumnya tanpa jeda antara haus dan kesal menjadi satu padahal kejadian itu sudah lama dan kenapa masih dipermasalahkan sampai sekarang?
Ia hanya ingin hidup tenang tanpa mereka Iqbaal masih bisa berdiri di atas kakinya. Tidak perlu ada campur tangan apapun dari keluarganya yang seenaknya menariknya lagi hingga Iqbaal tak nyaman.
"Hai!" sapa seorang perempuan dengan pakaian hitam dan masker di wajahnya.
"Ada apa?" tanya Iqbaal malas meladeni.
"Aku telah menemukan gadis itu, apa kau juga sudah menemukan atau bahkan bertemu?" tanyanya penuh selidik.
"Ya."
Gadis itu menghela napas berat. Harusnya Iqbaal menjawab dengan wajah berbinar, berseri bahkan bergairah tapi ini malah datar-datar saja seperti papan triplek. Apa-apaan dia tidak menghargai usahanya selama ini melakukan pengintaian yang tiada jam istirahat.
"Jika tidak ada hal lain, pergilah!" usir Iqbaal tak mau berlama-lama bertemu orang berjaket hitam yang diketahui perempuan itu.
Gadis itu akhirnya pergi dengan kecepatan kilat membuat Iqbaal diam-diam tersenyum tipis.
"Dia tak berubah tapi siapa gadis yang dia maksud?" tanya Iqbaal belum mengerti arah pembicaraan.
Iqbaal menyesali sikapnya barusan seharusnya ia lebih sabar dengan gadis aneh itu tetapi menyesalnya sudah terlambat lagipula gadis aneh itu sudah pergi kalau pun ditemui pasti sulit sehingga harus menunggunya datang saja daripada opsi mencari.
"Pasti dia akan datang lagi." Iqbaal yakin bahwa gadis itu akan segera menghampirinya lagi entah kapan.
***
Bangun pagi dengan pemandangan Casie mengotori sebagian kamar membuat (Namakamu) harus ekstra sabar. Tidak usah marah karena pagi-pagi sebaiknya sarapan lalu berangkat ke sekolah kemudian belajar dengan baik demi mendapatkan nilai yang memuaskan.
(Namakamu) heran orang tuanya selalu beralasan sedang di luar negeri tapi dilihat dari media sosial mereka ada di dalam negeri, aneh kan?
Biarkan mereka mungkin tidak mau diganggu oleh anak kandungnya ini eh mungkin saja ia hanya anak tiri diambil dari jalan dan dibiarkan di rumah sebesar istana sendirian. Paling aneh lagi, rumah (Namakamu) ini selalu bersih meskipun (Namakamu) jarang bersih-bersih. Aneh level dua check dan pastinya masih banyak lagi kalau di sebutkan satu-satu.
"(Namakamu)!"
Lagi-lagi Casie sudah hadir di meja makan tak lupa sarapan pagi ini tersaji indah di meja makan tanpa (Namakamu) ketahui siapa pembuatnya. Ia yakin Casie bukan pemasak handal mengingat ini namanya telur goreng. Casie sangat tidak suka berbau alat-alat dapur lalu kalau bukan Casie terus siapa?
"Hayo mikirin siapa? ketos?" Casie kembali menebak pikiran (Namakamu) yang kalut pagi ini.
"Nggak," jawabnya pendek.
"Nggak salah lagi kan?" Casie menunjuk wajah (Namakamu) menggunakan pisau membuat (Namakamu) bergidik lalu menurunkannya.
"Makan aja Cas nggak usah jadi psikompret di rumah gue," peringat (Namakamu) tak main-main membuat Casie lanjut makan.
Meladeni ucapan Casie tak akan menghentikan perdebatan hingga (Namakamu) memilih mengalah. Kalah untuk kebaikan boleh kalau kalah untuk kejahatan baru dinegosiasikan dulu lah.
"Ikan kemarin masih ada sisa?" tanya Casie masih lapar.
"Kayaknya nggak deh kan bagian terakhir lo yang makan sampai piringnya pun mau dimakan sekalian," sindir (Namakamu) lalu minum air putih disampingnya.
Casie terkekeh. "Iya juga sih, gue waktu itu laper banget nget, jadi ya... maklumin aja."
(Namakamu) mengangguk kemudian lanjut memakan sarapannya sementara Casie sibuk minum jus berwarna merah pekat.
(Namakamu) mengerutkan keningnya. "Jus apa tuh?"
Casie batuk-batuk untungnya tidak sampai menyemburkan air. Bisa-bisanya (Namakamu) bertanya dadakan tanpa menunggunya selesai minum dulu.
"Ini jus stroberi, paham?" Casie segera mengambil tisu.
"Oh."
Mengingat (Namakamu) tidak suka buah asam itu ia tidak akan memperpanjang. Siapa juga yang ingin meminta lebih baik makan jeruk atau apel saja rasanya akan lebih baik.
"Berang-berang naik kereta.
Yuk berangkat!" ajak Casie bersemangat."Nggak nyambung cas!" ucap (Namakamu) lalu masuk ke mobil yang sudah hadir supir di dalamnya padahal Namakamu tidak pernah menyewa supir tapi kan gratis lebih baik.
"Sambungin aja siapa tahu keterusan."
Pagi ini diawali dengan pantun entah besok atau lusa mungkin diawali dengan puisi. (Namakamu) sebenarnya agak terhibur dengan kehadiran Casie namun masalahnya ia tak suka bila Casie mengacau di dalam rumah apalagi menyangkut dapur membuat (Namakamu) stress dadakan lama-lama jika terus membersihkan.
Lalu matanya tak sengaja bertubrukan dengan Iqbaal hingga (Namakamu) mematung sejenak. Astaga mimpi apa ia semalam diperhatikan cowok se-dingin Antartika dan se-beku kutub Utara. Buru-buru ia mengalihkan pandangan dan malah melihat Casie sedang menggoda salah satu cowok. (Namakamu) berdecih, katanya Casie menyebut (Namakamu) modus tapi dia malah melakukan apa yang disebut tanpa sadar. Senjata makan tuan kan namanya?
"Cas, gue duluan!" (Namakamu) ogah melihat Casie tebar pesona yang membuat jiwa (Namakamu) kesal ketika menyaksikannya. Iya yang melakukan tebar pesona Casie tapi yang malunya (Namakamu). Aneh kan?
Casie melayangkan kiss jauh. "Oke, hati-hati ya!"
(Namakamu) segera masuk ke kelas lalu duduk di bangku dengan anteng. Tiba-tiba di dalam kepalanya terlintas wajah Iqbaal yang sedang bertaring lalu (Namakamu) menghempaskan pikiran anehnya itu. Ia akan melupakan Iqbaal yang pastinya berbahaya jika diselidiki lebih lanjut.
Bersambung...
Makasih sudah mengingatkan agar up cerita untuk salah satu pembacaku yang setia. Maafkan aku yang kadang suka lupa ada yang harus di lanjut karena tergoda ide baru hehe
Mau next lagi
Silahkan vote dan komentar sebanyak-banyaknya yaa supaya aku rajin up
See you next chapter 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
The Vampire Boy [IDR]
De Todo[COMPLETED] Vampir digambarkan makhluk penghisap darah yang kejam juga bertaring namun apa jadinya jika bertemu vampir namun tidak menyukai darah apalagi aromanya. Kisah Iqbaal si vampir tampan namun sayangnya tak suka darah lalu bertemu (Namakamu)...