Mengatakan hal sebenarnya bukanlah hal yang besar hanya saja reaksi orang yang mendengar menjadi sebuah ketakutan tersendiri bagi siapa saja ketika mengatakannya. Terlebih hal itu sangat sensitif dan justru semakin membuat suasana runyam.
(Namakamu) makan dengan tidak bersemangat padahal Casie tidak memasaknya sendiri melainkan beli ke restoran bintang lima dengan harga jangan disebutkan karena nanti jiwa yang tak punya bisa meringis saat membayarnya.
"Lo gak suka makanannya ya?" tanya Casie menghentikan suapan. Dia menangkap raut gelisah pada (Namakamu) namun anehnya tidak bisa menebak apa yang membuatnya begitu. "(Nam)!" panggilnya menyentuh tangan (Namakamu).
(Namakamu) terkesiap lalu menoleh. "Hah?"
"Lo kenapa ada masalah? sini cerita ke gue."
"Nggak kok, gue cuma bingung aja sama diri gue sendiri," ungkap (Namakamu) tersenyum tipis.
Casie menghela napas. "Gak usah bingung-bingung cukup lakuin apa yang lo suka pasti diri lo bakal ngerasa bahagia lagi. Jangan banyak pikiran dong," omel Casie memperingatkan.
"Contohnya supaya bahagia gimana emang?"
"Menghalukan dia yang tak pernah melihat kita."
"Artis maksud lo?"
Casie mengangguk. "Sekarang kan jaman banget ngehalu coba aja deh sesekali pasti ketagihan," sarannya.
"Lama-lama malah kesel kalau dia lakuin hal yang gak kita suka. Ujungnya malah jadi haters-nya yang tadinya lovers garis keras." (Namakamu) membuang napas kasar.
"Bener juga sih yaudah deh sewajarnya aja, little bite." Casie menggerakkan tangannya.
Entah bisa (Namakamu) percaya atau tidak namun beberapa pernyataan dihatinya perlu di jawab. Keraguan selalu mendatangi ketika ingin memulai dan (Namakamu) sangat ingin mengatakan kegundahan dihatinya.
"Cas gue ...."
"Kenapa sih ragu banget kayaknya ngomong sama gue, ada apa?"
Benar sekali, kenapa (Namakamu) jadi terlalu mencolok meragukan keberadaan Casie padahal yang (Namakamu) lihat, Casie tidak membahayakan sama sekali bahkan makan mirip dengan manusia kebanyakan tapi anehnya rasa ragu itu selalu datang.
Daripada dilema, (Namakamu) mempercepat makannya kemudian berangkat ke sekolah dengan Casie tentu saja. (Namakamu) seperti diawasi dari gerak gerik sampai kesehariannya.
"Cas, gue ke kantin dulu ya," pamit (Namakamu) ingin membeli cemilan.
"Lo lapar lagi?" Casie tak heran karena (Namakamu) kebanyakan melamun daripada makan yang berakhir Casie juga menghabiskan seluruh makanannya.
"Iya kayaknya," cengir (Namakamu) mengusap perutnya.
"Oke nanti ketemu dikelas jangan lupa jajanin gue juga."
Mengangguk kecil (Namakamu) menuju kantin yang ternyata ada Iqbaal disana sedang berbincang dengan Bu kantin. Mereka terlihat akrab menimbulkan tanda tanya pada benak (Namakamu) tapi ia tidak boleh ikut campur setelah hidupnya yang diambang keraguan. Ditambah sekarang (Namakamu) masih bingung dirinya memang manusia atau bukan.
Setelah membayar langsung (Namakamu) pergi ke kelasnya. Iqbaal yang telah meminum 4 kotak susu dibiarkan begitu saja padahal waktu hubungan antara (Namakamu) dan Iqbaal sempat membaik tapi sekarang?
Dia bersikap seperti biasanya dan memang harus dilakukan karena terlibat denganku akan menjadi masalah besar untuknya.
Iqbaal tersenyum simpul kembali meminum susu kotaknya yang ke lima dan tidak menghiraukan wangi bubble gum yang semakin kuat menusuk hidungnya.
Berita tentang ketua OSIS–Jefri menghilang secara misterius menjadi bahasan panas di sekolah tapi sebagian yang tidak peduli alisa cuek saja. Karena di dalam sekolah ini, kita tidak pernah tahu mana sosok manusia dan mana vampir sebenarnya.
Pelajaran yang tadinya dijelaskan segera diakhiri dengan cepat karena ada rumor beredar katanya sosok vampir ikut andil. (Namakamu) takut namun Casie malah lebih takut, seingatnya Casie bukan sembarang orang dan (Namakamu) jadi mempertanyakan ketakutan Casie saat ini.
"Cas lo beneran gak tahu apa-apa kan?" tanya (Namakamu) ketika semua teman-teman kelasnya sudah bubar untuk menyelamatkan diri.
"Kok lo nanya gitu?"
"Nggak–gue mau tau gimana sama kakek lo?" (Namakamu) buru-buru mengalihkan topik daripada membuat Casie marah dan (Namakamu) manjadi korban.
"Oh... dia masih baik-baikin gue supaya cepat pulang tapi gue masih pikir-pikir lagi soalnya pulang ke sana kayak pulang ke tempat menyebalkan." Casie mendengkus lalu menatap (Namakamu) serius.
"(Nam) kayaknya kita harus kerjasama!" ungkapnya penuh semangat.
"Kerja sama apa?"
****
Apa hayoooo?
Next?
See you next chapter :)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Vampire Boy [IDR]
Random[COMPLETED] Vampir digambarkan makhluk penghisap darah yang kejam juga bertaring namun apa jadinya jika bertemu vampir namun tidak menyukai darah apalagi aromanya. Kisah Iqbaal si vampir tampan namun sayangnya tak suka darah lalu bertemu (Namakamu)...