9. Dia Bercanda

36 4 0
                                    

Coklat yang akan (Namakamu) ambil malah ditarik kembali oleh Iqbaal kemudian ia pergi begitu saja dari hadapan (Namakamu). Benar-benar ya Iqbaal tadi itu (Namakamu) yakin sedang bercanda padahal (Namakamu) sudah terpana melihat senyuman tipisnya eh malah bahan jadi korban prank, kan ngeselin.

"(Nam) gue dapet coklat nih, mau?" tawar Casie menyodorkan.

(Namakamu) berdecak. "Casie gue lagi kesel!" ungkapnya.

"Lah kesel kenapa?" Casie menarik kembali coklat karena tak diambil.

"Coklat."

Casie mengernyit bingung lalu melihat detail coklat ditangannya. "Padahal ini enak (nam) merk-nya mahal ini."

Tak peduli mahal kek atau import sekalipun (Namakamu) tak peduli pokoknya ia tengah kesal oleh sikap Iqbaal yang malah membuatnya malu.

Casie mengangkat bahunya kemudian lanjut makan coklat pemberian Iqbaal katanya untuk (Namakamu) eh pas diberikan ke orangnya malah marah. Iqbaal sepertinya sudah membuat (Namakamu) kesal tapi Casie tidak tahu letak kesalahan Iqbaal sehingga (Namakamu) enggan makan coklat bahkan mungkin membencinya. Seram sekali everybody!

Namun begitu suapan ke dua Casie merasa perutnya tak baik-baik saja lalu ia memberikan sisa cokelat itu pada (Namakamu) dengan paksa dan lari terbirit-birit ke kamar mandi untuk menuntaskan sesuatu.

"Dia kenapa mana coklatnya sisa banyak lagi?" heran (Namakamu) melihat kepergian Casie kemudian coklat ditangannya.

Terlintas dibenaknya kalau coklat ditangannya kini dimakan saja tapi akan ingat kejadian Iqbaal tadi. Bodo amatlah karena sepertinya cokelat yang dimakan Casie lebih enak dibanding cokelat dari Iqbaal yang tak jadi diberikan pada (Namakamu).

Dari kejauhan Iqbaal tersenyum senang karena coklat pemberiannya sampai pada orang yang tepat dan Casie dalam masalah karena telah memakannya.

***

Casie dipulangkan ke rumah sementara (Namakamu) kini sendirian di bangkunya padahal Casie itu seperti ibunya sendiri selalu apa-apa dengannya. Katanya Casie sakit perut berkepanjangan karena makanan tapi kalau itu cokelat (Namakamu) baik-baik saja setelah memakannya jadi (Namakamu) duga bukan karena itu tetapi makanan lain sebelum cokelat entah apa namanya.

"(Nam) tolong ambil buku di ruang guru!" suruh salah satu murid.

"Ketua kelas kita lagi absen jadi lo aja," sambung murid lainnya menambahkan tak membiarkan (Namakamu) protes.

Dengan terpaksa (Namakamu) pergi ke ruang guru padahal ia lagi malas untuk sekadar berjalan ke sana tapi mau bagaimana nanti malah dikatai segala tidak mau padahal tidak begitu. Banyak murid dikelas cuma menyuruh (Namakamu) saja untuk pergi itu menyebalkan.

"Mau kemana Nanda?" sapa Jefri ramah dan masih memanggil (Namakamu) Nanda karena tak tahu.

Kata Casie (Namakamu) tidak boleh berbicara pada Jefri jadi ia biarkan saja jika Jefri bertanya kemudian Jefri menghalangi jalan (Namakamu) entah (Namakamu) ke kanan Jefri juga ikut pokoknya dia memblokade jalan (Namakamu).

"Ayo ikut saya ke ruang OSIS!" ajaknya agak memaksa.

"Nggak mau!" tolak (Namakamu) lagipula ia akan ke ruang guru membawa buku bukan untuk bertemu Jefri.

"Kenapa?" Jefri agak kecewa.

"Ya nggak mau lagipula gue bukan anggota OSIS ataupun wakilnya jadi ngapain ke sana?" (Namakamu) masih menolak.

"Kamu mau kemana?" tahan Jefri tak ingin (Namakamu) pergi.

"Penting memang?"

"Iya, sangat penting."

(Namakamu) mendengkus. "Udah deh, jangan ganggu gue!"

Seorang siswa datang pada Jefri membuat (Namakamu) mengernyit bingung dengan kehadirannya.

"Bawa buku paket ke kelasnya!" suruh Jefri tegas.

Siswa itu mengangguk lalu menjalankan perintah Jefri tanpa ada protes.

(Namakamu) akan mencegah. "Hey nggak usah!"

Jefri menahan tangan (Namakamu). "Ayo, sekarang kamu tidak ada alasan untuk tidak ikut."

"Nggak mau!" (Namakamu) kekeuh menolak.

"Jangan melawan kalau kamu tidak mau celaka!" bisik Jefri penuh peringatan.

(Namakamu) kaget. "Ce-celaka?" ulangnya.

Jefri berdeham akhirnya (Namakamu) ikut Jefri ke ruang OSIS entah akan memberikan sanksi apa pada (Namakamu).

(Namakamu) didorong ke dalam ruang OSIS kemudian dikunci begitu saja oleh Jefri tentu mengahdirkan kepanikan di wajah (Namakamu).

"Kenapa dikunci?" tanya (Namakamu) panik.

Jefri menyeringai mendekat pada (Namakamu) yang mundur perlahan.

Tiba-tiba Jefri sudah hilang dari depan (Namakamu) dan sudah ada dibelakangnya membuatku (Namakamu) menabrak dada bidangnya.

"Kamu akan aman denganku," bisik Jefri lalu menyingkirkan helaian rambut (Namakamu) tak lupa taringnya sudah muncul sementara (Namakamu) tidak bisa bergerak ditempatnya.

Inikah akhir hidup (Namakamu) mati ditangan vampir bernama Jefri?

Sedetik selanjutnya taring itu menancap di leher (Namakamu) seketika memekik keras karena sakit lalu kesadarannya perlahan menghilang dan melihat sekilas wajah Jefri yang menyeringai menampakkan taring berlumuran darah.

Bersambung...

Apa ini guys? tidakkkkkk! Oh no!

apa yang terjadi?

Vote dan komentar ya!

Siapa tahu makin seru aja ceritanya 😂🙈

See you next chapter 😊
Bye

The Vampire Boy [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang