HADIAH : terakhir

634 36 4
                                    

.

.

.

Ketukan palu sudah terdengar, vonis hukum sudah dijatuhkan pada terdakwa.

Nyawanya seakan sudah hilang ditengah persidangan berlangsung, satu tetes air mata jatuh tepat diatas kepalan tangan yang mengerasa.

"Tuhan"

Waktu berlalu, tidak ada yang bisa dia cerna kembali setiap kalimat yang terucap dari beberapa orang yang berada dihapannya kini. Hingga tubuh lemasnya kembali digandeng oleh dua orang petugas yang akan membawanya kembali pada tempat peristirahatannya sementara ini.

Sampai pada pintu keluar langkahnya terhenti, tubuhnya berbalik memandang seseorang yang kini berada tepat dihadapannya.

Senyuman manis nan sendu tercipta dari bibir kering pucat itu, anggukan kepala mengisyaratkan kekuatan yang dia yakini amat kokoh.

"Tolong bawa taehyung untuk menemuiku, ya, nanti"

Tidak, lawan bicaranya tidak lagi bisa berucap.

Bruggh

Tubuh lemas itu tiba-tiba saja terpeluk erat, merasakan getaran hebat dari pemiliknya. Suara isakan mulai terdengar, air mata mulai membasahi bahunya yang kini mulai goyah.

Tidak ada balasan, tangannya sudah terborgol sejak tadi.

Hanya bisa berusah meyakinkan bahwa dirinya akan baik-baik saja, meski pada kenyataannya sudah tidak ada yang bisa dikatakan baik-baik saja.

"Sudah sudah, cengeng sekali. Tolong sampaikan saja nanti, aku menunggunya sebelum waktunya tiba nanti".

Hatinya sungguh hancur, ingin rasanya ia berteriak dan berucap akan kenyataan yang akan membuat dunianya semakin hancur.

"Aku titipkan dia padamu, tolong jaga dia"

"Tidak, aku tidak bisa"

"Kenapa?"

"Karena dia sudah memilih"

"......."

"Dia tetap ingin dijaga oleh kakaknya saja"

"Kau akan menjadi kakaknya, bukan begitu? Tidak ada yang bisa aku percaya lagi"

"Tentu, jangan khawatir. Dia akan terus bersama mu"






.

.

.



Waktu sudah sampai pada batasnya, tidak ada lagi yang bisa dia lakukan selain memohon pada tuhan untuk mengasihani nya.

Sejak hari itu orang yang ditunggunya tidak juga datang, rasa takutnya bukan jatuh pada vonis hukum yang akan dia terima tapi pada hidup orang yang akan ia tinggalkan.

Rasa bersalah terus mengujamnya, banyak kata yang belum bisa ia sampaikan harus tertelan kembali tanpa terucap.

Tinggal menghitung menit saja hidupnya akan berhenti berputar, hanya menunggu giliran pada takdir yang akan usai.

"Maafkan hyung tae, hyung tidak bisa menjagamu. Jaga dirimu baik-baik ya dek"

.

.

.


"Tuhan, jika ini memang takdir hidupku. Aku ikhlas. Tapi tolong... Jaga hyungku"

Short Story (KIM TAEHYUNG) & all MemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang