3. TAEHYUNG : versi jungkook

397 31 4
                                    




"Dengar, Kak! Aku tidak akan pernah setuju dan menerima wanita itu ada dirumah ini!"

"Jung, kecilkan suaramu. Taehyung sedang istirahat!"

"Kau meng-iya kan kemauannya semudah itu? Bahkan kita tidak tau wanita seperti apa dia!"

"Ini untuk keba.."

"Kebaikan? Kebaikan macam apa?! Aku tanya kebaikan macam apa?!"

Wajah jungkook memerah, rahangnya mengeras dengan sorot mata tajam mengintimidasi.

Jungkook tidak terima ketika seorang wanita itu hadir dengan tiba-tiba mengantikan ibunya untuk menjaga mereka terutama Taehyung. Tidak. Jungkook tidak suka itu.

Bahkan Jungkook dengan penuh keyakinan bahwa dia bisa menjaga adiknya itu sendiri tanpa perlu bantuan orang lain, dan siapa dia? Wanita yang akan menjaga dan menyayangi Taehyung katanya? Tidak. Tidak sepercaya itu Jungkook pada perkataan mereka.

"Aku tidak sudi ada wanita lain dirumah ini selain ibu dan dia bukan ibu ku! Tidak ada yang bisa menggantikan posisinya disini"

"Jung, taehyung butuh peran itu. Itu kemauannya, kita tidak mungkin menghalangi kebahagiaannya"

"Kebahagian macam apa maksudnya? Dia tidak bahagia bersama kita? Begitu?"

"Jung.."

"Aku tidak butuh penjelasan, selagi wanita itu masih ada disini aku tidak akan menginjakan kakiku disini!"

"Jangan seperti itu, kau bisa melukai taehyung dengan sikap mu"

"Melukai? Bahkan aku sedang berusaha menjauhkan luka yang akan terjadi padanya!"

"Kenapa kau selalu salah paham seperti ini, Jung? Dengarlah dulu!"

"Sudah aku bilang, aku tidak butuh penjelasan apapun lagi. Dan tolong sampaikan pada ayahmu bahwa keputusannya membuat hubungan kita tidak begitu baik"

"Jung.."

"Bahkan wanita itu saja belum satu hari disini sudah membuat kita seperti inikan? Jadi sampaikan juga padanya bahwa dia telah berhasil! Selamat"

Jungkook melangkahkan kakinya menjauhi tubuh jimin yang masih mematung, tidak ada yang bisa menghentikan keputusannya itu.

Jungkook berbalik, menatap lekat kakaknya.

"Aku pergi bukan berati dia bisa melakukan apapun pada adik ku, jadi lihat saja jika dia mencoba yang macam-macam! Dan.. aku percayakan Taehyung padamu, Kak. Sebelum aku yang akan membawanya pergi"

Satu yang ada dalam pikir Jungkook adalah Taehyung dan Jungkook tidak akan terima ketika adik kecilnya terluka oleh orang lain.

Itu yang yang menjadi ketakutannya, dilukai orang lain.


°°°


Jongkook seperti orang gila saja sekarang, dengan segala kekacauan dalam dirinya membuat semuanya kacau.

Kedatangannya kerumah sakit membuat beberapa orang seakan kedatangan tamu istimewa dan cukup menegangkan orang-orang yang bersangkutan disana.

Wajah tegas itu nampak mencekam, langkahnya tergesa-gesa di ikuti dua orang pria lain dibelakangnya. Dua asistennya ikut hadir ketika melihat bagaimana kacau bosnya itu.

"Cepat panggil kepala rumah sakit ini, katakan bahwa saya menginginkan perawatan dan dokter terbaik"

Jungkook pergi setelah beberapa waktu berhadapan langsung dengan salah seorang dokter dan beberapa orang lainnya tidak ada keramahan yang nampak dalam diri itu yang ada hanya penekanan penuh perintah yang harus dan wajib baginya terlaksana, tetap tidak peduli pada orang yang dituntutnya.

"Kak"

Jungkook mendekat, berdiri tepat dihadapan kakaknya. Jimin. Tak perlu bertanya lagi karena tatapan menutut itu sudah cukup mewakilkan tanya itu.

"Jung, Taehyung..." Jimin berujar lirih.

Dapat jungkook lihat dengan jelas bagaimana kacau kakaknya itu, wajah pucat dengan tubuh bergetar karena tangis hingga membuat suaranya begitu parau.

Jungkook mendekap kakaknya, tidak ada yang bisa ia lakukan lagi sekarang. Air matanya ikut mengalir dan sebisa mungkin tangis itu tertahan hanya dalam benaknya, me-ngesamping kan luka pada dirinya.

"Apa yang dokter katakan?"

Jimin menggeleng, sudah satu jam lebih sejak taehung masuk kedalam ruangan itu tak ada seorangpun yang mampu memberi kabar.

Jungkook menggeram, selambat itu kah dokter dirumah sakit itu nenangani adiknya? Tidak. Mungkin tidak begitu kenyataannya karena yang pasti didalam sana tengah berusaha semaksimal mungkin apalagi yang ditanganinya adalah adik seorang Jungkook, orang yang cukup berpengaruh besar di rumah sakit.




Cklek




Suara pintu terbuka, langkah kaki mereka mendekat pada asal suara.

"Bagaimana?"

"Cepat katakan! Kenapa diam saja?!"

"Kalian bisa masuk dan temani Taehyung sekarang"

"Apa keadaannya sudah membaik?" Jimin ikut bertanya, mencari jawaban pada tanya yang terus bersemayam.

"Buatlah Taehyung bahagia, berikan dia kesan indah dalam hidupnya. Nikmati waktu kalian"

"Apa maksudmu, hah?!"

Entah kenapa Jungkook terasa tersulut emosi, perkataan dokter itu seakan kabar yang tak pernah ingin dia dengar.

Jungkook melenggang pergi melewati sang dokter, meninggalkan kakaknya yang masih berbincang.

Yah, disinilah kelemahannya.

Tubuhnya melemas, air mata itu terus mengalir tanpa bisa ditahan. Jungkook tak bisa bergerak seakan terpaku pada lantai yang ditapakinya.

"Tae.."

Jungkook menarik napas perlahan, menenangkan hati yang gelisah tak terhingga.

"Hay, adik abang. Kenapa tidur disini, hm?" Usapan lembut itu Jungkook berikan pada tubuh lemah adiknya, mencium kening Taehyung dengan hati-hati.

"Ini abang, kok, adek tidur disini? Abang kangen tau, adek bikin abang takut kalo disini".


"Nghhh,,,kkhk"
.

Jungkook tersenyum, air matanya terusap dengan cepat seakan menghilangkan jejak pada mata yang memerahnya.

"Adek, hay.."

Dapat Jungkook saksikan dengan jelas bagaimana keadaan adiknya sekarang, tubuhnya seakan berdesir nyeri ketika tarikan napas yang didengarnya begitu memilukan.

Mata taehyung terbuka sayu, menatap dengan pancaran kebahagiaan.

"Kkkhh..kkhkk...khhhhk"

"Maaf, ya. Abang bikin adek khawatir. Abang kangen banget, jadi cepet pulih jagoannya abang"



"Jung..."



°°°

Jadi, bagaimana?



Versi Jungkook lebih full 🤭

Tinggal tunggu versi lainya🤣

Untuk tanggal cantik 04/04/22 🥰

30/03/22


Short Story (KIM TAEHYUNG) & all MemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang