Hyung Tae

535 29 3
                                    

Hidup berdua bersama sang adik membuatnya lebih dewasa dan berperan ganda menjadi orang tua yang selalu dan harus menjaga dan memberi kasih sayang dan perhatian yang cukup bahkan lebih.

Banyak perbedaan yang nampak terlihat dari keduanya, apakah jika seperti itu masih bisa dikatakan sebagai saudara yang memiliki ikatan? Iya, memang tak ada persamaan selain sorot mata tajam dan terkadang teduh dari keduanya meyakinkan bahwa setidaknya mereka mewarisi sorot mata mendiang ayahnya.

Min yoongi. Manusia pertama yang bisa taehyung percaya, kakak terbaik yang tidak bisa tergantikan.

Banyak kata syukur yang selalu taehyung panjatkan, banyak kata terima kasih dan maaf yang selalu taehyung ucapkan pada kakaknya itu.

"Hyung, terima kasih dan maaf membuat hyung repot",

"Kenapa selalu berkata seperti itu? Itu sudah kewajiban hyung"

Kim taehyung, atau mungkin sekarang berubah marga menjadi Min taehyung. Adik kecil seorang Min yoongi yang sayangnya berbeda ibu, atau bisa saja mulut kejamnya berkata dengan tegas jika dia katakan bahwa anak itu adalah hasil dari perselingkuhan ayahnya yang sudah berhasil menghancurkan kebahagiaannya.

Tapi apa yang bisa dia lakukan? Ayah dan ibunya meninggal dalam sebuah kecelakaan sehari setelah bayi kecil taehyung datang kerumah mengacaukan segalanya.

Haruskah dia membenci yang katanya kini menjadi adiknya itu? Bahkan rasanya Taehyung lebih menyedihkan, anak itu kehilangan ibu setelah mata indahnya melihat dunia dan kesakitannya tidak hanya itu ayah yang seharusnya bertanggung jawab dalam hidupnyapun ikut pergi meninggalkannya sendirian.

"Hyung, apa tae bisa bertemu mama?"

"Apa tae rindu?"

"Hmm"

"Kalau begitu besok kita berkunjung"

Usapan lembut pada pucuk kepala taehyung menjadi kelonan yang selalu wajib dilakukan, cerita random menjelang tidur selalu terdengar dari dalam kamarnya. Tawa dan canda adik kakak itu menjadi obat bagi keduanya, penghilang segala susah hati dan lelah mereka

"Hyung, kalo tae pergi seperti mama bagaimana?", Tanya itu seketika menghentikan jalan nafas Yoongi beberpa detik. "Tae mau bertemu mama" tatapan mata itu menggambarkan kerinduan.

"Heyy, kenapa berkata seperti itu? Besok kita kan mau kerumah mama, jadi kita bisa bertemu disana?"

"Tapi disana tidak ada mama, tae tidak pernah bertemu mama disana"

"Makanya tae harus berdoa yang banyak dan meminta supaya bisa bertemu dengan mama, bagaimana?"

"Tidak! Tidak mau" mata taehyung mulai berkaca-kaca, menahan tangis dan kesal bersamaan. "Tae sudah menjadi anak baik dan berdoa banyak-banyak tapi tidak bertemu mama dan appa!"

Tidak ada kata yang bisa yoongi ungkapkan selain pelukan hangat untuk menangkan segala kegundahan adiknya itu, hatinya ikut sakit ketika lirihan itu mengudara dengan kepolosannya.

"Tae mau bertemu mama! Mau bertemu appa! Tae juga mau bertemu bunda!"

"Iya, sayang. Iya, kita nanti bertemu yaa"

"Tae mau sekarang hyung! Sekarang!"

Tangis itu pecah, mungkin kali ini segala kerinduannya membuncah tanpa bisa ditahan. Tanpa taehyung tau rindu seperti apa yang ia rindukan dari kedua orang tuanya itu, bahkan siapa bunda yang ia sebutkan.

Air mata yoongi ikut terjatuh, melengkapi sedih yang tercipta begitu saja. Hatinya harus kuat untuk menguatkan adik kecil yang cengeng dan manja ini, sesekali kecupan itu ia berikan bersama pelukan hangat yang begitu saja dengan refleksnya pada taehyung.

"Apa tae harus meniggal seperti mama, appa dan bunda supaya bisa bertemu?". Tanya taehyung dengan kepolosannya.

"Tidak boleh berkata seperti itu! Jika harus bertemu dengan mereka, itu bukan tae dulu. Tapi hyung, jadi adik nakal hyung ini jangan curang eoh?!"



.



.




.


18/03/22

Tahu bulat hari ini 🤭

Bagaimana?










Short Story (KIM TAEHYUNG) & all MemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang