Bukan Siapa-Siapa

385 29 3
                                    

Plak

Dengan mulusnya tamparan panas itu menciptakan luka dan bekas yang bukan hanya di fisik saja, dadanya seakan ikut terhantam lebih dahsyat sakitnya.

Sorot mata teduh itu berubah layu dan hampa, tatapnya tak lagi sama seperti semestinya.

Hatinya terkoyak habis, segala akal logikanya tak bisa berguna.

Sungguh. Jika mati adalah cara terbaik untuk mengakhiri, lebih baik memilih mati.

Tapi, kenyataan tidak semudah apa yang ada dalam rencana.

"Ayah sudah bilang, Tae! Jaga Jungkook!"

Hatinya teremas sakit. Tubuh itu seakan langsung dijatuhkan dari atas ketinggian yang dia pijaki secara perlahan, namun dengan mudah terhempas begitu saja.

Apa hidupnya hanya berpusat untuk orang lain?

Mengabdi dan memberi segala apa yang mereka harapkan?

"Aku harus bagaimana, Yah? Dia bersamaku bukan berarti aku harus selalu mengawasinya setiap saat!"

"Kau tidak mengerti, Tae. Kau tidak mengerti!"

"Apa yang tidak aku mengerti? Apa karena dia sakit? Jungkook sudah besar. Sama sepertiku. Aku yakin dia bisa menjaga dirinya sendiri, dia pasti tau mana yang baik dan buruk untuk dirinya".

Langkahnya dibawa menjauh.

Kegelisahan Namjoon belum juga reda, rasa takut dan khawatir terhadap anaknya membuat semua perasaan dan pikirannya kacau.

Laki-laki itu hanya ingin dimengerti, hanya ingin semua memahami apa yang menjadi ketakutannya selama ini.

Bahwa Jeon Jungkook adalah hidup dan matinya.

Tanpa disadari ada kehidupan lain yang menjadi penyempurna.

"Aku lelah, Yah. Aku istirahat sebentar"

"Tidak!"

Langkah Taehyung terhenti, kembali berbalik menatap Namjoon.

"Cari Jungkook kembali. Ayah khawatir terjadi sesuatu padanya"

"Tapi aku benar-benar lelah, Yah"

"Cari Jungkook Kim Taehyung!"

Tubuh itu menegang. Apa yang baru saja didengarnya seakan menghantam segala sesuatu yang ada dalam dirinya, memberi rasa asing yang kembali membuatnya tersadar.

"Jungkook berbeda, Tae! Berbeda!"

Lagi. Kesadarannya kembali dimainkan, hatinya kembali dipertanyakan. Apa kau tidak sadar diri Kim?

"Apa kau bisa istirahat dengan tenang sementara Jungkook masih berada diluaran sana?! Dimana pikiran mu?"

Amarah Namjoon menggebu, menyingkirkan segala kewarasan yang selalu berpikir logis.

"Bahkan kita tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang!"

Diam. Taehyung masih diam.

"Aku tidak tahu bagaimana keadaan anak ku sekarang Kim Taehyung!"

Mata redup itu tanpa berkedip menatap wajah memerah orang yang berada tak jauh dari hadapannya, tak ada pergerakan sedikitpun. Tubuh itu mematung mendengarkan setiap kalimat beruntun yang membuat dirinya tersadar penuh.

Taehyung paham sekarang.

"Ahh.. iyaa. Baik, Om. Saya cari Jeon Jungkook sekarang. Maaf membuat anda marah dan membiarkan anak anda diluaran sana sendirian"

Taehyung membungkuk hormat, berlalu meninggalkan Namjoon yang kini terdiam menegang.

Ah. Namjoon sadar.

Kalimatnya telah menyakiti Kim Taehyung.

Tidak. Namjoon tidak ada maksud untuk membuatnya merasa seperti itu.

"Ttae.." panggilan lirih itu bersamaan dengan tatapnya yang melihat punggung rapuh pemilik nama yang mulai menjauh, "Ayah tidak bermaksud seperti itu"

Taehyung tidak mau dengar. Sungguh yang ia butuhkan sekarang adalah tempat untuk meredakan segala sesaknya saja, tidak ada yang salah. Apa yang dikatakan Namjoon itu memang benar. Hanya saja hatinya enggan untuk menerima kenyataan.

"Tae, maafkan ayah, Nak". Namjoon berhasil mencekal lengan itu, memberi tatap penuh arti.

"Tidak, Om. Om tidak ada salah" Taehyung tersenyum, sungguh manis. "Permisi"

Biarkan, tolong biarkan baik Taehyung maupun Namjoon waktu. Biarkan Taehyung mencari ruang untuk segala lelahnya, setidaknya biarkan Taehyung sendiri dulu.

Dengan itu, tidak ada yang menyakiti.




.

.

.


Bagaimana??

Ah tidak tahu, lagi2 masih seperti ini

25/04/22




Short Story (KIM TAEHYUNG) & all MemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang