4. TAEHYUNG : harapan

394 31 2
                                    

Jika boleh baik Jimin maupun Jungkook ingin menghentikan waktu saat ini, saat dimana mereka masih bisa melihat tarikan nafas sang adik meskipun lemah. Tidak apa, melihat dadanya yang kembang kempis pun sudah cukup membuat mereka sedikit lebih lega. Tandanya adik kesayangan mereka masih ada dalam dekapan nya.

Tapi, dunia tidak mengijinkan keinginan itu terwujud.

Setiap detik waktu yang berjalan terus mengikis harapan yang ada, lambat laun dan pasti kenyataan itu tercipta.



"Maaf, tidak ada pilihan lain. Kami sudah berusaha untuk kebaikan pasien semaksimal mungkin, kalaupun kita memaksakan nya untuk tetap bertahan seperti ini. Itu akan membuatnya semakin kesakitan"



Kalimat yang diucapkan dokter beberapa waktu lalu membuat keduanya bungkam, tidak ingin menyerah sampai disini. Tapi kenyataannya takdir memaksa mereka untuk berhenti.

Jimin menatap nanar tubuh lemah nan kurus itu, terbaring bersama alat penunjang hidup yang menyakitkan.
Tidak ada yang bisa dilakukannya selain memohon pada tuhan untuk kebaikan sang adik, meminta satu kesempatan untuk membuat permatanya kembali bersinar.

"Dek, tolong tunjukan pada kita semua bahwa kau memang kuat. Adik kakak pasti bisa bertahan"

Genggaman tangan jimin mengerat namun dengan kehati-hatian ketika merasakan begitu dinginnya telapak tangan adik kecilnya itu, jari jemari lentik miliknya seakan hanya terbungkus kulit pucat dengan kuku yang sedikit membiru.

"Tolong kakak. Tolong jangan membuat kakak gila, Dek. Jangan membuat dunia kakak hancur, bagaimana bisa kakak bertahan jika semesta kakak saja tidak ada"

Tangis pilu itu tertahan ketika wajah lesunya dibenamkan pada bahu rapuh Taehyung, air matanya berlomba-lomba mencari jalan keluar.


Titt

Titt

Titt

Tidak ada sahutan selain bunyi nyaring yang menggambarkan irama jantung adiknya.

"Tae, tolong katakan apa yang harus abang lakukan sekarang?" Suara itu berganti, bukan lagi Jimin.

"Bagaimana abang bisa hidup setelah ini jika tae meninggalkan abang? Jadi tolong, Dek. Jangan pergi, abang takut"

Jungkook. Laki-laki dingin dan keras itu menangis disamping adiknya, Taehyung.

Penampilannya tak lagi sama, semuanya terlihat begitu kacau.

Tak

Tak

Tak

Derap langkah terdengar mendekati keduanya, suara lembut nan tegas tercipta dari salah seorang yang berada tepat dihadapan mereka.

"Biarkan adik kalian istirahat sekarang, biarkan dia tidur dengan damai. Ijinkan ayah membimbing adik kalian sekarang"

Mata ketiganya saling berpandangan, menatap iba satu sama lain.

"Yah.. tolong jangan lakukan itu"

"Jim, biarkan adik mu istirahat"

"Tidak! Adik ku sekarang sedang beristirahat. Anda tidak perlu bersusah payah datang kemari jika hanya ingin melihat kepergiannya dengan cepat" Jungkook, tidak ada kalimat lembut dan santun. Kekecewaannya sudah begitu besar, menciptakan kalimat cukup sarkas pada ayahnya.

"Tolong jaga ucapan mu, Jung. Aku ayah mu" balasnya tegas

Jungkook tersenyum miring, seakan merasa geli mendengarnya.

Short Story (KIM TAEHYUNG) & all MemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang