Part 13

2.6K 123 0
                                    

Happy Reading

"Apa katamu?"

"Aku menghamilinya..."

"Dasar anak kurang ajar!"

***

"Kamu berani melakukan hal seperti itu?! Kau tidak ingat Reyna meninggal karena masalah yang sama?!" Bentak pak Rendy mengingatkan Revan pada masalah Reyna yang akhirnya membuat adiknya itu memilih untuk mengakhiri hidupnya.

"Aku akan bertanggung jawab pah!"

Sesungguhnya Revan merasa sangat takut menghadapi ayahnya jika sedang emosi seperti itu.

"Berapa lama?"

"Apanya?"

"Sudah berapa lama dia hamil?"

"Sudah dua bulan."

"Apa? Sudah dua bulan?! Benar-benar anak kurang ajar! Kamu memang harus bertanggung jawab!"

Pak Rendy mencoba mengontrol emosinya, setidaknya Revan sudah mau mengakui kesalahannya dan mau bertanggung jawab.

Pak Rendy beralih menatap perempuan yang duduk di samping Revan.

"Gadis bodoh! Apa yang membuatmu merelakan kehormatan mu untuk anak nakal sepertinya?!" Pak Rendy membentak Auryn, walau ia tidak bermaksud marah padanya namun ia terlanjur kecewa pada keduanya.

"Pah, dia nggak salah, semuanya karena kesalahanku!"

Revan berusaha membela Auryn, pak Rendy memijat pelipisnya, kepalanya mulai pening.

"Pergi kalian, pergi selesaikan masalah kalian! Ahh kepalaku..."

Ibu eva berusaha menenangkan suaminya itu. Sementara Revan dan Auryn tak ada pilihan selain pergi, Revan tidak ingin ayahnya akan semakin kesakitan melihatnya, ia paham ayahnya akan secepatnya mengerti kenyataan ini.

***

Revan memandang punggung Auryn yang berjalan mendahuluinya, mereka baru saja sampai di apartemen. Sungguh Revan merasa semakin bersalah pada wanita itu, ayahnya bahkan membentak Auryn tadi.

Merasa tak tahan lagi, ia menarik tangan Auryn dan langsung membawa tubuh wanita itu kedalam pelukannya

"Maafin gue ya," Ucap Revan.

Revan memejamkan matanya dan memperdalam pelukannya sementara Auryn sungguh merasa lelah dengan semua ini, ia membalas pelukan Revan lalu membenamkan kepalanya di dada bidang pria itu.

"Maaf udah bikin lo harus ngerasain masalah kayak gini." Sesal Revan.

Revan mengusap rambut Auryn membuat wanita itu semakin menikmati pelukan hangatnya.

"Tunggu sebentar lagi ya, gue janji bakalan berusaha bahagiain lo." Revan terus berucap juga semakin memperdalam pelukannya, begitu nyaman.. seakan tak ingin melepaskan satu sama lain.

Cukup lama mereka menikmati momen tersebut, rela tak rela mereka akhirnya melepaskan pelukan hangat yang memabukkan itu.

Revan mendekatkan wajahnya pada Auryn menatap lekat wajah cantik wanita di hadapannya itu, menyelipkan rambut Auryn pada daun telinganya lalu menyatukan kening mereka. Auryn sungguh terbuai dengan setiap sentuhan Revan itu, ia memejamkan kedua matanya merasakan sebuah benda kenyal nan basah itu menyapu bibirnya

 Auryn sungguh terbuai dengan setiap sentuhan Revan itu, ia memejamkan kedua matanya merasakan sebuah benda kenyal nan basah itu menyapu bibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(NOT) FAKE LOVE [END] - REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang