Part 2

5.2K 252 5
                                        

Happy Reading

Sesampainya di kampus, Revan segera mencari keberadaan orang yang diteleponnya tadi, ia berjalan menuju ruang kelasnya dan di sana Dino dan Samuel tengah menunggunya.

"Mana buktinya?" Tanya Samuel langsung.

Revan mengeluarkan ponselnya dan langsung memamerkan gambar yang diambilnya di kamar hotel tadi.

"Gue rasa itu cukup." Ujar Revan dengan bangga lalu memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celananya.

Samuel dan Dino saling bertukar pandang seolah tak percaya dengan apa yang baru saja mereka lihat, dilihat dari fotonya memang sangat terlihat jelas penampilan Auryn yang berantakan.

"Hebat banget lo, gue gak nyangka cewek itu rela tidur sama lo, selama ini dia selalu sok jual mahal sama cowok yang mau deketin dia." Dino memuji kehebatan Revan.

Revan hanya tersenyum singkat.

"Kalau gitu uang taruhannya bakal kami transfer ke rekening lo." Ujar Samuel.

"Oke. Ya udah gue cabut duluan, mau istirahat, cape juga ternyata habis nidurin anak orang." Revan tersenyum evil lalu meninggalkan kedua temannya itu.

***

Motor yang Revan kendarai berhenti melaju saat pria itu memasuki halaman rumahnya, ia turun dari motornya dan melangkah masuk, ia berniat untuk langsung menuju kamarnya dan segera beristirahat.

Namun langkahnya mendadak terhenti saat ia melewati kamar adik perempuannya, ia mendengar suara dari dalam.

Revan menghela nafas seolah sudah tau apa yang sedang terjadi. Ia mengurungkan niatnya menuju kamarnya dan beralih memasuki kamar adiknya itu, mempercepat langkahnya langsung menuju kamar mandi yang ada dalam kamar tersebut lalu mendapati adiknya tengah muntah-muntah di wastafel.

"Huekk... Hueekk."

"Kamu muntah lagi dek." Tegur Revan.

Gadis bertubuh mungil itu tersentak kaget menyadari kehadiran kakaknya.

"Perut aku mual lagi kak." Ujar gadis itu menatap Revan lirih.

"Kamu sebenarnya kenapa sih? Kalau sakit ayo kita ke dokter." Revan sangat khawatir, ia membantu memijit leher bagian belakang adiknya itu dengan lembut.

"Nggak kok, aku cuma masuk angin aja." Elak gadis itu cepat.

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekati mereka.

"Reyna, kamu muntah lagi nak?" Tanya wanita paruh baya yang baru muncul dengan wajah khawatir.

"Aku cuma masuk angin mah." Jawab gadis bernama Reyna itu.

"Ini sudah kesekian kalinya kamu muntah-muntah dan alasannya selalu masuk angin? itu tidak masuk akal! Kamu harus segera diperiksa oleh dokter, Papa udah hubungin Dokter Marisa dan sedang dalam perjalanan kemari." Tegas lelaki paruh baya yang tiba-tiba muncul.

Wajah Reyna seketika menegang mendengar kalimat Papanya tersebut.

***

(NOT) FAKE LOVE [END] - REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang