Part 21

8.6K 197 11
                                    

Happy Reading

Bau obat-obatan dan pengharum ruangan khas rumah sakit langsung menusuk ke indra penciuman Auryn ketika wanita itu bangun dari tidurnya. Cahaya yang masuk melalui jendela yang terbuka menerangi ruangan tersebut. Auryn mengedarkan pandangannya dan melihat Caca tengah mengemasi barang-barangnya ke dalam tas

"Kak Caca" panggil Auryn

Caca yang mendengarnya langsung menoleh ke arah Auryn

"Kamu udah bangun?" ujar Caca lalu mendekati Auryn

Auryn hanya tersenyum dan mengangguk pelan

"Hari ini kamu udah boleh pulang. Aku juga udah bantu kamu mengemasi barang-barang mu" kata Caca seraya membalas senyuman Auryn

"Kak Raihan mana?" tanya Auryn karena tak melihat keberadaan Raihan

"Dia lagi ngurus administrasi. Mungkin bentar lagi dia balik" jawab Caca

Dan tak lama setelah itu Raihan muncul

"Itu dia" ujar Caca

"Gimana? Kamu udah selesai ngurus administrasinya?" tanya Caca pada Raihan

"Sudah... Sekarang Auryn udah diperbolehkan buat pulang" jawab Raihan

Pria itu menatap ke arah Auryn. Ia sedikit tersenyum pada adik iparnya itu namun juga merasa sedikit prihatin. Disaat seperti ini bagaimana bisa Revan justru tak mendampingi istrinya itu

"Hari ini kita akan pulang ke rumah. Mama udah nyiapin makanan untuk menyambut kedatangan kamu. Revan memang keterlaluan, seharusnya dia ikut menemanimu keluar dari rumah sakit tapi dia justru sedang sibuk mengurus orang lain. Jika hari ini dia tidak menjemputmu lebih baik kau menginap di rumah, Auryn" jelas Raihan agak menggebu dan sedikit kesal

Ia tak mengapa jika Revan mengurus Sheryn yang juga masuk rumah sakit tapi setidaknya Revan bisa menempatkan dirinya jika istrinya juga sedang membutuhkan perhatiannya

***

Dan di sinilah Auryn. Di dalam sebuah kamar yang asing baginya. Ini adalah pertama kalinya ia memasuki kamar Revan karena setelah menikah mereka langsung tinggal di apartemen dan belum pernah menginap di rumah orang tua pria itu. Malam ini Auryn akan tidur di kamar ini, tentu saja karena Revan sama sekali tak menjemputnya. Sakit... Tentu saja. Revan seakan-akan telah melupakannya

Langkah kaki Auryn membawanya menelusuri setiap sudut di ruangan itu. Hingga akhirnya ia berhenti di depan lemari pakaian, dengan perlahan Auryn membuka lemari itu dan melihat beberapa potong pakaian Revan yang tersisa. Tangan Auryn bergerak meraih salah satu kemeja Revan. Wanita itu menatapnya sejenak lalu menarik kemeja itu ke dalam pelukannya, ia juga menghirup wangi maskulin khas Revan dari kemeja tersebut. Mungkin ini terlihat konyol tapi hanya itu yang bisa ia lakukan. Sebetulnya ia sangat merindukan suaminya itu

Auryn tersenyum pahit seraya meletakkan kembali kemeja itu pada tempatnya. Tanpa sengaja ia melihat sebuah laptop di salah satu deretan rak lemari tersebut. Kening Auryn mengkerut, karena penasaran Auryn pun meraih benda itu membawanya menuju tempat tidur dan meletakkannya pada pangkuannya. Auryn tau ini adalah privasi Revan, tapi pria itu suaminya kan. Apa salahnya jika ia ingin mengetahui sesuatu tentang suaminya itu

Laptop itu telah menyala namun raut wajah Auryn tampak kecewa karena benda itu dilengkapi oleh kata pengaman. Auryn mencoba mengetikkan nama Revan namun hasilnya gagal. Tentu saja, mana mungkin Revan menggunakan namanya sendiri sebagai kata sandi, itu terlalu gampang dan mudah ditebak

Dengan asal Auryn kembali mengetik sesuatu pada papan keyboard tersebut lalu segera menekan tombol enter dan tiba-tiba saja laptop itu berhasil terbuka. Auryn membulatkan matanya, ternyata tebakan asalnya itu tepat. Revryn itulah kata kuncinya

(NOT) FAKE LOVE [END] - REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang