Part 20

3.2K 133 1
                                    

Happy Reading

Revan keluar dari salah satu ruangan dokter di sebuah rumah sakit. Pria itu berjalan lesu, tak ada semangat yang terpancar dari dirinya. Melainkan raut wajah sedih dengan tatapan mata yang kosong. Ia lalu menjambak rambutnya, ingin sekali ia berteriak kencang namun pria itu hanya bisa menahannya. Ia terus kepikiran apa yang baru saja ia dengar dari mulut dokter yang telah menangani Auryn

"Istri anda mengalami keguguran"

Revan memejamkan matanya, seakan kalimat itu begitu menyiksanya

Revan tiba di ruangan di mana Auryn dirawat. Wanita itu sudah dipindahkan ke ruangan inap karena kondisinya yang tidak memungkinkan untuk langsung pulang. Auryn kehilangan banyak darah yang membuat kondisinya melemah

Revan berjalan mendekati tempat tidur Auryn, menatap dalam wajah wanita itu yang belum sadarkan diri. Ia kemudian meraih tangan Auryn dan mengusap lembut punggung tangan wanita itu

"Gimana... Gimana caranya aku bilang sama kamu" ucap Revan lirih

"Kalau aku aja merasa sangat terpukul, gimana sama kamu" ucap Revan lagi pada wanita yang masih menutup matanya itu

Revan menghirup udara panjang, memejamkan matanya lalu menengadahkan kepalanya mencoba mengumpulkan kekuatannya, hingga tiba-tiba ia merasakan tangan Auryn yang berada dalam genggamannya bergerak perlahan. Dengan cepat Revan membuka matanya dan menatap ke arah Auryn. Wanita itu terlihat membuka matanya dan tatapannya langsung bertemu dengan mata Revan yang menatapnya khawatir

"Revan" ucap Auryn

"Iya, ini aku" sahut Revan sembari mengeratkan genggamannya pada jemari Auryn

"Bagaimana keadaannya?" tanya Auryn dengan suara yang terdengar lemah

"Siapa?" tanya Revan kurang mengerti

"Bayi... Bayi kita"

Revan akhirnya mengerti namun pria itu tak segera menjawab dan hanya mampu mengusap wajahnya gusar

"Apa yang terjadi... Apa dia baik-baik aja?" tanya Auryn lagi dengan cemas. Ia takut sesuatu yang buruk terjadi pada calon bayinya itu

"Maafin aku... Aku gak bisa menjaga kalian dengan baik. Kita kehilangannya"

"Apa?"

Auryn sangat terkejut. Lidahnya mendadak kelu. Sesuatu yang ia takutkan terjadi. Ia bahkan belum sempat melihat bayinya itu dan sekarang ia harus kehilangannya

"Maafkan aku" sesal Revan sekali lagi. Ia merasa sangat bersalah, ia telah lalai menjadi suami yang baik

Bibir Auryn bergetar, pikirannya
kacau. Air matanya mengalir begitu
saja dari kedua sudut matanya

"Ibu macam apa aku... Aku yang gak bisa menjaganya dengan baik" Auryn kembali bersuara, suara yang terdengar serak karena tangisannya

"Tenanglah... Mungkin ini adalah takdir dari tuhan. Aku yakin dia masih hidup tapi di tempat yang berbeda" Revan mencoba menenangkan Auryn walau sejujurnya iapun sangat merasakan kehilangan

"Gak... Kalau aja aku bisa mengontrol emosiku saat wanita itu memancing kemarahan ku mungkin bayi kita masih di sini" racau Auryn sembari memeluk perutnya yang kini terasa datar

"Wanita itu?"

Tentu saja Revan kebingungan mendengar perkataan Auryn barusan

"Shena... Dia ngatain aku wanita jalang. Aku gak terima dan menamparnya terus dia dorong aku hingga jatuh"

"Apa... Shena?" respon Revan cukup terkejut

"Iya... Dia bilang yang seharusnya menikah sama kamu itu dia, tapi aku datang merusak semuanya. Aku gak tau kalau dia yang akan dijodohkan sama kamu. Kalau aku tau nikah sama kamu akan bikin aku kehilangan bayiku, aku lebih baik membesarkannya sendiri"

(NOT) FAKE LOVE [END] - REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang