Happy Reading
"Gue mau dijodohin"
***
"Apa?" Kejut Auryn.
"Bokap gue nawarin buat gantiin posisinya di perusahaan dengan syarat gue harus nikah terus jodohin gue sama salah satu karyawannya," Revan menjelaskan.
Ia menatap sedih kepada Auryn yang terlihat semakin terkejut, apakah hati kecil wanita itu merasa tidak rela?
"Lo mau nggak balikan sama gue, supaya perjodohan itu dibatalin."
Revan meraih kedua tangan Auryn yang nampak berpikir.
"Please, kasi gue kesempatan buat nebus semua kesalahan gue sama lo, gue akan bertanggung jawab, gue bakal nikahin lo."
Revan memohon dengan seluruh perasaan tulusnya. Auryn masih berpikir sejenak hingga akhirnya ia mulai membuka suara.
"Tolong berjanji lo nggak akan nyakitin gue lagi."
"Gue janji, gue nggak akan nyakitin lo lagi dan berusaha jagain lo serta bahagian lo."
"Gue mau lo ngakuin bayi ini dan sayang sama dia." Pinta Auryn.
"Tentu aja gue ngakuin dia, tanpa lo minta pun gue sayang sama kalian berdua."
Tidak ada balasan dari Auryn lagi, membuat Revan menganggap jawaban Auryn adalah iya. Revan langsung memeluk Auryn dengan erat.
"Makasih." Ucap Revan lembut.
Auryn masih diam namun ia menikmati pelukan hangat pria itu, Revan memejamkan matanya menghirup aroma rambut wanita itu yang membuatnya merasa tenang, sesekali ia mengecup pucuk kepala Auryn. Setelah cukup lama akhirnya keduanya melepaskan pelukan hangat itu.
"Sekarang lo istirahat ya gue nggak mau lo kecapean." Titah Revan sambil membelai lembut rambut Auryn.
"Lo mau pulang?" Tanya Auryn.
Revan menggeleng.
"Gue bakal jagain kalian, gue nginap boleh kan?"
Auryn bernafas lega karena memang itu yang ia inginkan, ia kemudian menanggapi pertanyaan Revan tadi dengan sebuah anggukan.
Keduanya beranjak, Revan mengantar Auryn masuk ke dalam kamar, membantu wanita itu membaringkan tubuhnya ke atas
tempat tidur."Sekarang lo tidur ya" Titah Revan lagi.
Revan hendak beranjak berniat keluar dari kamar tersebut hingga tiba-tiba ia merasakan Auryn menarik lembut tangannya, Revan berbalik menoleh bingung ke arah wanita itu.
"Lo tidur di sini aja," Pinta Auryn.
"Hah?" Revan terkejut mendengarnya.
"Di luar dingin." Lanjut Auryn
"Lo yakin?" Revan mencoba meminta keyakinan Auryn dengan apa yang baru saja di ucapkan oleh wanita itu
Auryn tak segera menjawab dan hanya memberikan sebuah anggukan untuk Revan, entah bagaimana cara Revan untuk mengekspresikan kebahagiaannya, ia kemudian bergerak ragu menaiki tempat tidur tersebut lalu merebahkan dirinya di samping Auryn, ia merasa begitu gugup. Keduanya pun hanya terdiam menatap langit-langit kamar tersebut.
"Tidur Ryn." Ujar Revan yang menyadari Auryn tak kunjung tidur.
"Belum ngantuk," Balas Auryn.
Revan tersenyum lalu memiringkan tubuhnya menghadap pada Auryn.
"Coba deh tutup mata lo, nggak lama lo pasti tidur dengan sendirinya."
Auryn menoleh sekilas pada Revan saat mendengar saran darinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
(NOT) FAKE LOVE [END] - REVISI
FanfictionAuryn kira, Revan tulus mencintainya, namun ternyata Revan hanya menjadikan Auryn bahan taruhan dengan teman-temannya. Bagaimana reaksi Revan saat mengetahui Auryn hamil anaknya? Lalu bagaimana pula Revan menghadapi situasi saat wanita yang dulu ia...