Happy Reading
Tok Tok Tok
Suara ketukan pintu itu menggema di ruang kamar Revan, pria itu masih tertidur di atas kasur empuknya sementara suara ketukan itu terus menerus terdengar, dengan perasaan jengkel Revan membuka matanya, ini adalah hari libur dan seharusnya tidak ada yang boleh mengganggu tidurnya.
"Revan!" Teriak suara dari luar.
Revan mendesah jengkel ia tau betul itu suara Raihan.
"Kenapa sih kak!" Revan balas berteriak karena kesal.
"Buka pintunya, kamu udah bangun kan?" Seru Raihan.
Dengan malas-malasan Revan beranjak membuka pintu.
Mengucek matanya sembari menguap tepat di hadapan Raihan, sangat tidak sopan.
"Ada apa?"
"Cepetan ganti pakaian, temani kakak joging." Kata Raihan dengan santainya.
"Apa?!" Teriak Revan.
"Nggak mau ah orang masih ngantuk juga." Tolaknya
Revan hendak menutup pintunya kembali namun Raihan lebih dulu mencegahnya dan dengan cepat melesat masuk ke kamar Revan.
"Tubuh itu butuh berolahraga, kamu mau penyakit datang dengan cepat karena rebahan terus dan malas-malasan, kamu harus olahraga supaya sehat."
Revan memutar bola matanya malas mendengar ceramah gratis di pagi hari dari kakaknya itu.
"Udah cepat ganti pakaianmu, kakak bakal tungguin kamu." Perintah Raihan dengan suara tegasnya.
"Tapi kak,"
Revan memasang wajah memelas namun itu tidak berpengaruh apa-apa karena Raihan justru mendorongnya ke arah lemarinya, dengan terpaksa Revan mencari pakaian trainingnya lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk berganti pakaian.
***
Revan memelankan larinya, ia sudah sangat kelelahan menemani Raihan joging, keringatnya bercucuran membasahi wajahnya, ia akhirnya memutuskan berhenti dan duduk di kursi taman.
Ikut berhenti, Raihan menghampiri Revan sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Baru satu putaran kamu udah nyerah? Ayo temani kakak lari lagi."
"Kak Raihan lari sendiri aja deh, aku udah cape banget, nanti aku tungguin kakak di sini." Sahut Revan sembari mengatur nafasnya karena kelelahan.
Raihan berdecak meremehkan.
"Lihat badan kamu kurus gitu gak ada otot, kakak ngajakin kamu olahraga biar tubuh kamu bagus biar tambah sehat juga."
"Perasaan gak ada yang salah sama postur badan aku!" seru Revan tidak terima.
Raihan terkekeh kecil, ia tidak ingin
memaksa adiknya itu, ia juga merasa
kasihan melihat Revan yang benar-benar kelelahan."Ya udah, terserah kamu aja."
Raihan mengalah kemudian ia melanjutkan larinya.
Revan menghembuskan nafasnya lega setelah memastikan Raihan telah menjauh, ia pikir kakaknya itu akan memaksanya lagi.
Revan merebahkan tubuhnya di kursi panjang kemudian menutup matanya untuk beristirahat.
Revan masih asik menikmati
istirahatnya saat Raihan selesai
dengan larinya, Raihan menghampiri posisi Revan. Saat melihat apa yang sedang dilakukan oleh adiknya itu, ia kembali menggelengkan kepalanya melihat kelakuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(NOT) FAKE LOVE [END] - REVISI
Fiksi PenggemarAuryn kira, Revan tulus mencintainya, namun ternyata Revan hanya menjadikan Auryn bahan taruhan dengan teman-temannya. Bagaimana reaksi Revan saat mengetahui Auryn hamil anaknya? Lalu bagaimana pula Revan menghadapi situasi saat wanita yang dulu ia...