Part 7

4K 190 0
                                    

Happy Reading

Auryn dan Raihan kini berdiri di
depan pintu apartemen milik Raihan.

"Apartemen kamu bagus." Komentar Auryn.

"Makasih pujiannya." Sahut Raihan.

"Kamu udah baik ternyata mandiri juga, jangan-jangan kamu sudah menikah ya?"

Raihan tersenyum kecil mendengarnya.

"Belum." Jawabnya singkat.

"Kamu masuk sendiri ya soalnya saya harus pergi sekarang, oh iya hanya ada satu kamar di dalam, kamu boleh memakainya, malam ini saya akan menginap di rumah." Jelas Raihan.

"Rumah?"

"Rumah orang tuaku." Lanjut Raihan.

Auryn tersenyum mengerti, setelah itu Raihan pun meninggalkannya.

Memasuki apartemen tersebut, matanya menatap takjub saat pertama kali ia menginjakkan kakinya ke dalam lalu melihat isi apartemen Raihan itu.

"Nggak nyangka apartemennya akan serapi ini." Gumamnya.

Semakin kagum saja Auryn pada pria bernama Raihan itu, dalam hati ia bersyukur bertemu pria sebaik dia.

Senyumannya mengembang lalu bergegas memasuki kamar satu-satunya di apartemen itu, ia meletakkan tasnya di lantai dan langsung membaringkan tubuhnya di tempat tidur, sangat nyaman, kasurnya sangat empuk. Matanya mulai tertutup dan akhirnya ia tertidur.

***

Di atas tempat tidur, tubuh Auryn yang sedari tadi terbaring tenang kini mulai bergerak perlahan, tangan kanannya terangkat mengusap matanya, ia baru saja bangun dari tidurnya, ia kemudian mendudukkan tubuhnya dan merentangkan kedua tangannya untuk meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku.

Tersenyum menghirup udara pagi, tidurnya benar-benar terasa nyaman semalam.

Setelah merasa cukup, Auryn turun dari kasur tersebut dan langsung merapikan tempat tidur, ia tidak boleh membuat apartemen itu berantakan lalu meraih tasnya yang tergeletak di lantai meletakkannya pada sudut ruangan agar terlihat rapi.

Auryn memegangi perutnya yang terasa lapar, ia baru sadar sejak kemarin ia belum makan sama sekali, iapun memutuskan untuk menuju dapur, kemudian membuka
kulkas yang ada di sana, matanya hanya menangkap beberapa kotak susu dan beberapa butir telur, ia membuang nafas kecewa, sesungguhnya ia sangat ingin makan daging namun apa daya, ia hanya
mengelus perutnya hingga ia putuskan untuk mengambil satu kotak susu namun gerakannya langsung terhenti saat mendengar suara bunyi pintu apartemen
terbuka, buru - buru ia menutup kembali kulkas tersebut dan segera beranjak keluar dari dapur, ia sudah bisa menebak jika yang datang itu adalah Raihan dan dugaannya
benar saat melihat pria itu.

"Kamu sudah bangun?" Sapa Raihan ramah.

"Iya, baru saja." Sahut Auryn mencoba bersikap tenang, tak ingin ketahuan jika sekarang ia sedang kelaparan.

"Ini, saya bawain kamu makanan, tadi baru ingat kalau gak ada bahan makanan di sini, soalnya biasanya saya makan di luar. kamu belum makan dari semalam kan? Maaf ya saya gak menyadarinya, untuk itu saya belikan kamu buah dan beberapa potong daging." Jelas Raihan.

Raihan berjalan melewati Auryn menuju dapur dan meletakkan kantong yang di bawanya itu di atas pantry.

Auryn mengekor dari belakang, matanya berbinar menatap dua kantong plastik yang di bawa oleh Raihan itu.

"Tadi saya rencana mau beliin kamu susu ibu hamil tapi saya gak tau merek apa yang cocok untukmu." Ujar Raihan beralih menatap Auryn.

"Nggak usah, ini aja udah cukup." balas Auryn merasa sungkan.

(NOT) FAKE LOVE [END] - REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang