Who is he?

4.3K 442 16
                                    

Mew menatap Gulf yang sedang tertidur di pelukannya. Memindahkan kepala Gulf ke bantal dengan perlahan supaya Gulf tidak terbangun. Mew mencium kening Gulf yang mengkerut karna kehilangan posisi nyamannya saat tidur.

Mew tersenyum, Gulf seperti tau kalau Mew memindahkannya padahal sang istri sedang tertidur lelap.

"Aku akan kembali sayang" Mew berkata pelan takut membangun kan Gulf.

Mew keluar dari kamar. Menemui sang ibu di ruang tengah. Ibunya terlihat sedang menonton film.

"Bu, bisa kita bicara sebentar?" Mew berbicara sangat lembut kepada ibunya. Ibu Mew pun mengangguk dan mematikan televisi yang di tonton nya. Mew kemudian memberikan surat-surat hasil kesehatan Gulf dari saat umur delapan tahun sampai terakhir Gulf cek up.

Ibu Mew membaca satu persatu surat itu dan langsung terkejut.

"Dari mana anak umur delapan tahun mendapatkan obat-obat seperti itu Bu?" Mew bertanya pelan. Mew ingin ibunya membuka matanya.

"Bukan salahnya Bu kalau sekarang Gulf mengalami gangguan mental Bu" Mew meneteskan airmatanya.

"Gulf sedang berjuang untuk kesembuhannya tapi sang kakak hampir kehilangan nyawanya, Gulf menghentikan pengobatannya, Gulf butuh keluarga nya mendukungnya Bu" ibu Mew menangis. Dia merasa bersalah hanya mendengar satu sisi cerita.

Ibu Gulf menceritakan hal yang berbeda padanya. Ibunya bercerita bahwa Gulf mengalami gangguan mental sudah sedari kecil.

"Jangan perlakukan Gulf seperti itu lagi Bu, Gulf sudah merasakan itu di rumah lamanya, jangan membuatnya merasakan neraka itu lagi" Mew memohon pada sang ibu. Ibu mengangguk sambil menghapus air matanya.

"Ibu akan meminta maaf kepada Gulf, ibu sudah jahat padanya" ibu mengelus tangan Mew.

"Terimakasih Bu" Mew memeluk sang ibu. Ibu Mew tersenyum

"Kau sangat mencintainya ya?" Mew mengangguk di bahu ibunya.

"Aku sangat mencintainya Bu"

"Kau memilih pilihan yang tepat nak" Mew tersenyum mendengar ucapan ibunya.

"Ibu akan membuatkan Gulf makan siang, dia pasti belum makan kan?" Ibu bertanya dan Mew mengangguk sekali lagi.
.
.
.

"Wow" Mew terkejut begitu membuka kamar Tay. Dia melihat Tay dan New sedang berciuman. Mew tertawa melihat dua orang itu kelabakan.

"Ada perlu apa Mew?" New berusaha berkata dengan Normal.

"Ada hal penting yang ingin aku bicarakan dengan Tay, tapi aku bisa menunggu" Mew menggoda dua orang yang ada di kamar itu.

Mew tidak tau kalau dua orang ini ada hubungan, walaupun sejak Tay sadar dari komanya New tidak pernah beranjak dari Tay. Gulf juga seperti tidak mempersalahkan itu.

"Bicaralah Mew" Tay merapikan baju nya yang sedikit kusut.

"Ini tentang Samuel, apa kau mengenal nya?" Raut wajah Tay seketika berubah.

"Berita tentang Gulf adalah anak Mario kanawut memancingnya kembali ke Thailand" Tay membeku.

"Dia adalah kakakku dan Gulf, kami berbeda ibu" Mew membeku, jadi Samuel adalah bagian dari keluarga kanawut.

"Phi Samuel sudah mengambil bagian warisannya bersama ibunya, makanya namanya tidak tertera di surat warisan itu, tetapi manusia tidak pernah puas kan?" Tay tersenyum miris.

Sebuah titik terang akhirnya Mew dapatkan, kenapa anak yang di lahirkan Chris memiliki DNA yang sangat cocok dengan Gulf. Samuel adalah kakaknya. Dahulu Mew berfikir Chris menghianati nya dengan bocah yang waktu itu berusia 15 tahun. Mew merasa ingin tertawa sekarang dengan kebodohannya.

I CHOOSE YOU ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang