Hujan lebat sedang mengguyur kota Bangkok. Gulf menatap Taman yang sudah sepi karna orang-orang sudah berlari agar tidak basah karna air hujan. Gulf tersenyum cerah dengan payung yang berada di tangannya.
Gulf sangat menyukai hujan walaupun tubuhnya akan mudah sakit jika terkena air hujan, tapi Gulf sangat menyukai hujan.
Sekarang adalah jam pulang sekolah. Gulf masih betah berada di taman itu.
.
.
.
Gulf akhirnya pulang ke rumah menjelang sore, walaupun sudah menggunakan payung tubuh Gulf tetap kebasahan.Pak Kim, membukakan gerbang untuk Gulf, Gulf berterimakasih dan langsung masuk ke rumah,
Ketika Gulf berjalan menuju kamarnya, dia melihat seseorang yang di panggilnya ibu berada di ruang tengah sedang merangkai bunga.
"Aku pulang Bu" Gulf memberikan salam.
Wanita itu hanya melirik Gulf sebentar dan melanjutkan kegiatannya.
Gulf kemudian masuk ke kamarnya, tempat ternyamannya selama sembilan tahun ini.
Gulf masih ingat hari itu, hari pertama dia menginjakkan kaki di rumah ini. Dia berusia delapan tahun ketika ibu kandungnya membawanya kesini.
Dia ingat saat itu ibu nya sangat marah bahkan berteriak. Dia lihat dua orang remaja sedang mengintip dibalik pintu kamar.
Gulf tidak mengerti apa yang orang dewasa ini bahas. Gulf ingat ibunya yang berteriak tentang DNA.
Tetapi setelah sang ibu mendapat uang dalam tas hitam, ibunya meninggalkannya di rumah ini.
"Mulai saat ini aku adalah ayahmu, dan dia adalah ibumu" itulah yang dikatakan ayahnya.
Ayah mendaftarkan akta lahir Gulf sebagai anak bungsu darinya dan istrinya.
Selesai mandi dan berganti baju, Gulf pergi ke dapur. Dia minta di buatkan coklat panas oleh Bu Kim, karna cuaca dingin sekali.
Ketika ingin membawa coklat panas ke kamarnya, Gulf melihat ibu sendang marah pada Art-kakak keduanya yang pulang dalam keadaan basah kuyup.
Gulf menatap itu dengan iri, seandainya dia punya orang tua yang peduli padanya seperti itu.
.
.
.Malam harinya mereka berkumpul di meja makan untuk makan malam, sesuai peraturan di rumah ini, makan malam harus di rumah. Ayah Gulf yang yang membuat peraturan itu, karna keluarga mereka menjadi dekat.
Natharine Kaka pertama Gulf Sibuk bercerita tentang bagaimana sulitnya kuliahnya hari ini, Nat begitulah dia biasa di sapa.
Nat adalah orang yang ceria sekaligus cerewet, dia adalah tuan putri di rumah ini dan ayah sangat memanjakannya.
Gulf melanjutkan makannya dengan tenang, ayahnya tidak akan repot-repot menanyakan kabarnya hari ini.
Gulf menatap miris dirinya sendiri, setiap hari di abaikan kadang membuatnya muak, tapi dia bisa apa, tidak mungkin kan memaksa ayahnya menyayanginya.
"Minggu depan keluarga Jongcheveevat akan kerumah" kata ayah Gulf pelan
"Yang benar ayah? Wah phi Mew akan datang kesini" Nat memeluk sang ayah. Ini adalah kabar bahagia untuknya, dia sudah lama mencintai Mew putra sulung keluarga Jongcheveevat.
"Ayah sudah berbicara tentang pertunangan mu dengan ayah Mew, jadi Minggu depan mereka akan memberikan keputusan" lanjut ayah Gulf kepada Nat.
"Aku sudah selesai makan ayah, aku izin ke kamar dulu" Gulf memotong obrolan mereka karna harus kembali ke kamar, dia tidak betah berada disini.

KAMU SEDANG MEMBACA
I CHOOSE YOU END
Fiksi PenggemarSemua orang masih kaget dengan ucapan Mew, yang di jodohkan dengannya ada lah sulung dari keluarga kanawut bukan si bungsu. "Aku hanya akan menikah dengan Gulf, aku tidak akan menikah dengan anak keluarga kanawut kecuali dengan Gulf" Mew menatap Gu...