Semua orang di meja makan terpaku sejenak. Mana mungkin ada yang bisa menjawab itu. Bahkan Mew sekalipun. Gulf belajar menjadi licik dari ahlinya. Sedangkan Nat terkejut mendengar ucapan Gulf.
Mew pernah berpacaran dengan Art?
Gulf melirik Mew dengan senyum liciknya.
'Bukan kau yang memilih ku Mew tapi aku yang memilihmu, sekarang mau sampai kapan kau akan berbohong'"Aku tidak tau kalau Mew dan Art pernah bersama" Nat akhirnya memecah keheningan.
"Kau tidak tahu phi Nat? Mereka sering melihat Cristin di rumah sakit bersama" Mew mengepalkan tangannya ketika nama sang kekasih di sebut. Sedangkan Gulf sebenarnya sangat kasihan dengan kakaknya Nat. Gulf ingin mengubah kakaknya tapi sang ayah terlalu mendominasi sang kakak. Akan sangat sulit untuknya percaya pada Gulf.
"Cukup Gulf!" Mew membentak Gulf. Gulf tertawa senang dalam hati. Mew memilih Art dan ini akan semakin menarik.
"Baiklah" Gulf menghentikan acara makanya yang tadi nikmat sambil menatap orang-orang yang tegang disana.
"Aku akan kembali ke kamar" lanjut Gulf sambil tersenyum kemudian beranjak pergi menuju kamarnya.
Gulf tertawa begitu besar di kamarnya, dia tidak menyangka pilihan tepat untuknya memilih Mew untuk caranya membalas dendam.
Nat tentu tidak akan diam begitu saja setelah tau Art dan Mew pernah menjalin hubungan walaupun sekarang masih. Gulf meraih ponselnya dan menghubungi seseorang.
'Bagaimana?' tanya Gulf langsung pada orang itu.
'prediksi mu tepat sekali Gulf, memang Art pelaku tunggal kecelakaan Cristin aku sudah mendapat video cctvnya'
'kerja bagus Bright, besok temui aku di taman dekat sekolah, ajak Win aku akan memberi kalian sebuah misi yang menarik" Gulf tertawa.
'Baiklah aku akan kesana jam sembilan pagi'
'oke, sampai bertemu di sana'
Gulf menutup telponnya.
"Siapa yang menelpon mu?" Mew memasuki kamar. Gulf meliriknya sekilas dan pergi menuju meja belajar. Dia harus menyelesaikan tugasnya sekarang karna besok dia akan punya hari menyenangkan bersama sahabat-sahabat nya.
"Sebenarnya siapa dirimu Gulf?" Gulf tersenyum mendengar pertanyaan Mew, sudah saatnya Mew tau dia berurusan dengan siapa.
"Aku Gulf calon tunangan mu" Gulf tertawa.
"Sejauh mana kau tau hubunganku dengan Art?" Mew mulai mewaspadai Gulf. Jika Gulf tau sampai Mew dan Art sering menjenguk Cristin bersama tentu Gulf sudah mengetahui begitu banyak tentang mereka.
"Aku tau semuanya, jangan menganggapku se polos itu Mew, kau kira kenapa aku membiarkan mu menyentuhku? Karena aku tau Art akan mengamuk ketika barang nya disentuh" Gulf mendekati Mew dan mengusap bahu kanan Mew.
"Aku tidak akan mengancam mu dengan melenyapkan Cristin, itu kekanakan" Mew menegang itu ancaman Art padanya. Gulf sudah tau sejauh itu.
"Bukan kau yang memilihku untuk di jadikan alat balas dendam kepada Art Mew, tapi akulah yang memilih mu sebagai alat balas dendam ku"
Gulf mencium bibir Mew.
'Sekarang kita lihat apa keputusan mu' Gulf menatap"Kau tidak akan mudah memanfaatkan ku" Gulf tersenyum sambil menampar pelan pipi Mew untuk menyadarkannya bahwa dia berurusan dengan lawan yang salah.
"Sejauh apa dendam mu pada keluarga ini Gulf?" Mew bertanya.
"Kau lihat kaki kakakku? Itu yang didapatnya karna berani menampar pipiku" Mew terkaget. Gulf membuat Nat merasakan berkali-kali lipat kesakitannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
I CHOOSE YOU END
FanfictionSemua orang masih kaget dengan ucapan Mew, yang di jodohkan dengannya ada lah sulung dari keluarga kanawut bukan si bungsu. "Aku hanya akan menikah dengan Gulf, aku tidak akan menikah dengan anak keluarga kanawut kecuali dengan Gulf" Mew menatap Gu...