Part 8 - Interogation

412 52 0
                                    

Markas Rahasia NSA - 8.35 AM

'Zara......'

Suara itu terdengar cukup asing, namun terasa begitu nyata di telinga Zara. Wanita itu merasa kepalanya begitu pusing. Rasa sakit yang menjalar di seluruh tubuh itu membuat Zara tidak bisa menggerakkan sebagian tubuhnya.

Zara tampak berusaha keras untuk membuka kedua matanya dan membuat dirinya tetap terjaga. Namun, sepertinya, wanita itu kesulitan untuk mengontrol tubuhnya sendiri.

Betapa terkejutnya Zara ketika mendapati dirinya tengah berada di dalam sebuah ruangan asing yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Ruangan itu terlihat tidak terlalu besar.

Didominasi dengan warna abu-abu gelap dan putih, membuat suasana di ruangan itu menjadi terasa begitu dingin. Di bidang dinding sebelah kiri, terlihat sebuah cermin besar. Dengan cepat, Zara dapat mengetahui bahwa itu merupakan cermin dua arah.

'Celaka, dimana aku sekarang? Tempat macam apa ini?' batin Zara.

"Selamat datang, Nona Haven." ujar Ben. "Senang akhirnya bertemu denganmu."

Sejenak Zara terlihat mengerutkan kedua alisnya tatkala mendengar Ben menyebutkan nama belakangnya. Darimana pria paruh baya itu mengetahui namanya? Bukankah Krueger sudah menutupi identitasnya rapat-rapat?

Zara tampak menatap Ben dengan tajam. Wanita cantik itu terlihat begitu tenang dan mengarahkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Tentu saja ia harus terus berhati-hati dan tetap waspada.

Dengan sigap, Zara berusaha untuk menggerakkan tangan kanannya. Namun tiba-tiba sebuah borgol besi tampak membelenggu tangan wanita itu dengan erat. Sebuah selang infus pun tampak terpasang dengan rapi di punggung tangan Zara. Entah cairan apa yang mereka masukkan ke dalam tubuhnya.

"Mohon maaf apabila kami tidak memperlakukanmu dengan baik." ujar Ben.

"Perkenalkan, namaku Benjamin Curtis." tambah Ben. "Kami sudah mencarimu sejak lama dan apa kau tahu? Betapa senangnya aku bisa melihatmu dengan kedua mata kepalaku sendiri."

Zara tidak merespon ucapan Ben sedikit pun. Wanita itu tampak terus menyisir seluruh ruangan dimana kini ia berada. Tidak ada jendela satu pun di dalam ruangan itu sehingga Zara tidak dapat menerka pukul berapa atau dimana ia berada saat ini.

Di dalam pikirannya, Zara berusaha keras untuk mencari jalan untuk kabur dari tempat ini. Walaupun di dalam ruangan itu hanya terlihat Ben seorang, namun wanita itu dapat mengetahui jika di balik cermin dua arah itu pasti ada beberapa orang lainnya yang mengawasi dirinya saat ini, begitu juga di depan pintu ruangan itu.

"Apa yang sedang kau lakukan di kuil Angkor Wat itu, Nona Haven?" ujar Ben.

Zara tidak merespon ucapan Ben dan hanya menatap pria itu dengan tajam. Wanita itu pun terlihat mengarahkan pandangannya kepada Ben, dari atas hingga bawah.

"Dimana...aku berada?" ujar Zara.

"Tenanglah." ujar Ben. "Kau berada di tempat yang sangat aman."

Zara mengalihkan tatapannya dari Ben sambil memandang ke arah cermin dua arah itu. Wanita itu tampak mengamati cermin dua arah itu dengan seksama.

"Tidak ada tempat aman bagiku di dunia ini, Tuan Curtis." ujar Zara.

Ben tampak mengerutkan kedua alisnya ketika mendengar jawaban Zara. Ucapan wanita itu terdengar begitu...aneh dan membingungkan.

Tak lama kemudian, pintu ruangan itu tampak terbuka. Terlihat Zeke dan Cliff melangkah masuk ke dalam ruangan itu lalu menjatuhkan tubuh mereka di atas kursi yang berada di samping Zara.

Across The UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang