Hari sudah menjelang siang dan matahari tampak mulai meninggi di atas langit. Panasnya udara hari itu terasa sepanas suasana di rumah tinggal pribadi milik Zeke.
Suasana hari itu terlihat berbeda dari biasanya. Tampak beberapa kendaraan berwarna hitam memenuhi pekarangan rumah tinggal pribadi Zeke. Beberapa pria berpakaian hitam tampak mengalungkan senjata laras panjang dan mereka pun terlihat berjaga di area pekarangan rumah.
Di dalam kamar tidur Zeke, tampak Zara tengah berbaring di atas ranjang sambil menyandarkan tubuhnya pada dinding. Wanita itu terlihat tengah memandangi beberapa agen yang berada di dalam kamar tidur itu dengan heran.
Tampak beberapa agen NSA hilir mudik di dalam kamar tidur Zeke. Agen-agen itu terlihat sedang mempersiapkan beberapa peralatan elektronik, seperti layar monitor dan laptop. Entah apa yang sebenarnya akan terjadi dan Zara pun tidak mengerti apa yang dilakukan oleh agen-agen itu.
'Sial!' batin Zara.
Baru saja Zara tersadar bahwa hari ini adalah hari pertama Zara, yang secara tidak resmi, sudah diangkat sebagai salah satu tim NSA. Tentu saja wanita cantik itu tidak memiliki pilihan lain selain bergabung bersama dengan NSA.
Dari kejauhan, tampak Zeke melangkah masuk ke dalam kamar tidur itu dan menyapa beberapa agen NSA lainnya yang tengah sibuk mempersiapkan peralatan yang akan dibutuhkan. Pria tampan itu terlihat berjalan menghampiri Zara dan menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang.
Zeke tampak memeriksa luka bekas operasi di tubuh Zara dengan perlahan. Pria itu pun bahkan mengganti perban yang digunakan untuk menutup bekas luka jahitan operasi itu di leher Zara.
"Kau terlihat lebih baik." ujar Zeke.
Zara tidak merespon ucapan Zeke. Wanita itu tampak menatap Zeke dengan tajam, ditambah dengan ekspresi wajahnya yang sangat dingin. Jika saja tenaganya sudah kembali pulih, mungkin Zara akan melayangkan sebuah bogem mentah ke arah pria tampan itu.
"Kuharap kau merasakan apa aku rasakan saat ini, Tuan Reese." ujar Zara.
Zeke tampak menyunggingkan senyumnya sambil mempersiapkan suntikan obat penahan rasa sakit itu. Entah mengapa pria itu justru merasa senang setelah berhasil menggoda Zara. Membuat wanita cantik itu emosi tampaknya menjadi salah satu hobi baru bagi Zeke.
"Kau menjebakku, Zeke Reese." ujar Zara. "Kau berusaha untuk memanfaatkan keadaanku. Kukira kau berbeda dengan agen lainnya."
"Tidak ada yang berniat untuk menjebakmu, Nona Haven." ujar Zeke. "Semua ini aku lakukan semata-mata untuk melindungimu."
Apa?
Melindungi?
Apa yang Zeke maksud? Zara tampak mengerutkan kedua alisnya dan menatap Zeke yang tengah menyuntikkan obat penahan rasa sakit itu di tangan Zara. Tanpa berbicara lebih banyak lagi, Zeke pun segera beranjak dari sisi wanita itu.
"Selamat siang, Nona Haven." ujar Ben.
Sialnya, Ben melangkah masuk ke dalam ruangan itu lalu menjatuhkan tubuhnya di atas sebuah kursi. Baru saja Zara berencana memanggil Zeke untuk meminta klatifikasi pria itu menjelaskan maksud ucapannya itu. Namun wanita itu pun mengurungkan niatnya ketika melihat Ben memasuki ruangan itu bersama dengan Cam.
"Bagaimana kondisimu hari ini, Nona Haven?" ujar Ben.
"Buruk." ujar Zara.
Tak lama kemudian, Mel tampak berjalan masuk ke dalam kamar tidur itu. Wanita itu terlihat melangkah dengan perlahan lalu berjalan menghampiri Zara.
"Mel? Apa kau sudah pulih?" ujar Zara.
Dengan sigap, Mel pun mendekati Zara dan memeluk tubuh wanita cantik itu dengan erat. Keduanya tampak begitu akrab bak teman baik yang sudah lama tidak berjumpa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Across The Universe
AksiZachary 'Zeke' Reese Seorang pasukan khusus yang sedang mengambil waktu liburnya setelah menjalankan tugas kenegaraan yang cukup lama. Ia pun harus dihadapkan dengan sebuah misi khusus yang cukup berat ketika harus mencegah sebuah sejata pemusnah ma...