Part 10 - Bay of Bengal

360 44 0
                                    

"Brengsek!" teriak Zeke. "Bagaimana mereka bisa mengetahui keberadaan Haven di tempat ini, huh?"

Zeke tampak meletakkan sebuah handuk berisi es batu di kepalanya. Emosi pria itu tampak begitu memuncak tatkala mengingat kembali apa yang baru saja terjadi.

Wajah Zeke tampak terluka dan beberapa bagian di tubuhnya terdapat luka memar. Pria itu tidak mengerti mengapa semua ini bisa terjadi. Bukankah tempat ini adalah sebuah markas rahasia?

Tidak banyak yang tahu bahwa tempat ini adalah kantor NSA. Tampak sedikit membingungkan bagi Zeke jika Jorgé Ramirez tahu mengenai fasilitas ini.

Di sisi lain, Ben terlihat menutupi luka di pelipisnya dengan selembar handuk bersih agar darahnya berhenti mengalir. Pria paruh baya itu tampak begitu lemah setelah terkena serpihan granat yang dilemparkan oleh salah satu anak buah Jorgé itu.

"Blake? Apa kau bisa melacak keberadaan Bersani?" ujar Ben.

"Akan kuusahakan, Jenderal." ujar Blake.

"Ini semua di luar dugaanku." ujar Ben. "Aku tidak menyangka jika Ramirez akan menemukan Haven dan Bersani secepat kilat."

Zeke tampak memandangi fasilitas NSA itu dengan seksama. Tempat ini mungkin dapat dikatakan salah satu tempat yang paling aman yang pernah ada. Kamera pengawas di tiap sudut ruangan, penjagaan ketat di tiap gerbang, bahkan akses masuk yang berlapis ada di fasilitas ini.

Kecurigaan pun timbul di benak Zeke. Tampaknya ada awauatu yang terlewat dalam penyelidikannya atau mungkin saja ada seseorang di dalam tubuh NSA yang merupakan mata-mata Jansen Krueger.

"Apa ada kemungkinan seseorang di NSA telah membocorkan keberadaan Haven di fasilitas ini?" ujar Zeke.

"Kurasa tidak." ujar Cliff. "Jika hal itu terjadi, seharusnya sejak awal Bersani ditahan di fasilitas ini, Ramirez pun sudah menjemputnya. Mengapa harus menunggu lebih dari dua puluh empat jam untuk membobol fasilitas ini?"

Ben tampak kembali terdiam sambil menatap Zeke dan Cliff. Pria paruh baya itu tampaknya menyadari sesuatu hal yang ganjil dalam kejadian di fasilitas NSA itu.

"Zeke benar." ujar Ben. "Pemicu penyerangan di markas NSA ini adalah Haven."

"Tampaknya sudah dapat dipastikan jika Zara Haven adalah sosok dibalik Archangel, bukan?" ujar Cam.

"Ya, setidaknya kita mendapatkan sebagian petunjuk dari teka-teki itu." ujar Ben.

Ben tampak nerusaha keras untuk bangkit dari kursinya. Pria paruh baya itu pun menghampiri Mel dan Blake yang tengah berada di area kontrol.

"Apa kau bisa mencari dimana Bersani berada saat ini, Mel?" ujar Ben.

"Tentu, Jenderal." ujar Mel.

"Melacak? Bersani?" tanya Zeke heran.

"Aku meminta Mel untuk memasang alat pelacak dan penyadap di pakaian Bersani." ujar Ben.

Tiba-tiba saja, Zeke tampak antusias dan bersemangat mendengar hal ini. Pria itu pun turut beranjak dari kursinya dan bergabung bersama dengan Ben, Blake, dan Mel.

"Sebaiknya ini berhasil." ujar Blake.

Seluruh pandangan tampak tertuju pada layar monitor itu, dimana Mel menampilkan kemampuannya untuk melacak keberadaan Bersani.

Mel tampak memperlihatkan sebuah peta dunia dan semakin lama, semakin mengerucut pada sebuah tempat. Terlihat pula sebuah titik yang menandakan lokasi keberadaan Bersani.

"Dan...Lokasi Bersani berada di....titik ini!" ujar Mel.

Ben dan Zeke tampak mengerutkan kedua alis mereka ketika melihat koordinat yang menunjukkan lokasi keberadaan Bersani. Cam dan juga Cliff pun terlihat tak jalah bingungnya dengan kedua pria itu.

Across The UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang