"Jangan buka pintu itu." ujar Zara.
Zara tampak memegang lengan Zeke dengan kuat dan menahan langkah pria itu ketika ia hendak membukanya. Zeke pun menoleh ke arah wanita itu dan mendapati sorot mata Zara yang terlihat...ketakutan.
Namun, semakin lama, ketukan pada pintu kayu itu terdengar semakin keras. Zara pun semakin menyembunyikan dirinya di balik tubuh Zeke.
Perlahan-lahan, Zeke melangkahkan kakinya menuju jendela untuk mengintip siapa yang berada di balik pintu. Pria itu berusaha untuk meencari sosok pengetuk pintu, namun sayangnya tidak terlihat sama sekali.
"Sial! Aku tidak bisa melihat siapa yang berdiri di depan pintu!" ujar Zeke.
Jika yang berada di balik pintu itu adalah salah satu dari anak buah Krueger, habis sudah nyawa Zara. Apalagi, saat ini, wanita itu sudah terlalu lelah dan energi di tubuhnya pun sudah habis untuk mempertahankan dirinya.
Ditambah lagi, Zara dan Zeke berada di dalam sebuah kamar hotel. Posisi keduanya pun terpojok. Zara tampak menoleh ke sekelilingnya untuk mencari alat yang dapat digunakan untuk senjata, namun tidak ada satu pun benda yang dapat digunakan oleh wanita itu.
Entah mengapa terbersit di dalam pikiran Zara bahwa anak buah Krueger datang bukan lagi untuk membawanya pergi namun untuk menghabisi nyawanya. Setelah apa yang terjadi di Hatchala sebelumnya, dan ditambah lagi dengan insiden ini.
Di sisi lain, Zeke terlihat begitu ragu, namun pria itu harus membuka pintu kamar itu. Lagipula, tidak ada jalan keluar lain selain melewati pintu kamar itu. Jendela yang ada di kamar itu pun terhalangi oleh teralis besi yang cukup rapat. Mustahil jika tubuh keduanya mampu melewati ruang di antara teralis-teralis besi itu.
Tanpa sadar, Zara tampak meremas pakaian Zeke dan mencengkram lengan pria itu dengan kuat. Wanita itu terlihat cukup khawatir dengan situasi saat ini.
"Tenanglah." ujar Zeke. "Tetap berdiri di belakangku."
Perlahan-lahan, Zeke melangkah mendekati pintu kamar itu. Tidak sedikit pun pria itu menurunkan senjata apinya dan terus mengarahkan benda itu ke arah pintu kamar.
Zeke tidak akan segan-segan melepaskan tembakkannya jika ternyata yang tengah berada di balik pintu itu adalah seseorang yang tidak seharusnya berada di sana.
Zeke tampak meraih pegangan pintu itu lalu menghela nafasnya dengan panjang. Pria itu pun tampak menghitung sisa peluru yang dimiliki olehnya dan tentu saja, tidak akan cukup untuk menghabisi seluruh anak buah Krueger.
Dengan sigap, Zeke membuka pintu kamar dan mengarahkan senjata api itu dengan mantap kepada si pengetuk pintu. Jari telunjuk Zeke sudah sangat siap untuk menarik pelatuk senjata itu. Namun, tiba-tiba...
"Woah! Turunkan senjatamu, Zeke!" ujar Cam. "Ini aku!"
"Jeez, Cam!" ujar Zeke. "Kau membuatku terkejut!"
Zeke tampak menurunkan senjata api itu dan segera menghampiri Cam. Pria itu pun melangkah keluar dari kamar hotel untuk melihat situasi di luar kamar.
Tampaknya Cam datang ke hotel itu bersama beberapa agen NSA. Terlihat tiga buah mobil jip hitam terparkir dengan sempurna di pelataran hotel. Dan beberapa agen NSA tampak berdiri di sekitaran jip sambil memegang senjata api.
"Darimana kau tahu jika aku berada di tempat ini?" ujar Zeke.
"Aku menerima pesan yang kau tinggalkan kepada Liz, operator NSA." ujar Cam. "Begitu kami mendapat kabar darimu, Ben pun segera memerintahkan kami untuk pergi ke lokasi koordinat yang kau berikan."
Akhirnya, Zeke dapat bernafas dengan lega. Pria itu terlihat menyandarkan tubuhnya pada daun pintu yang sudah terbuka dengan lebar.
"Dimana Cliff berada?" ujar Zeke.
KAMU SEDANG MEMBACA
Across The Universe
ActionZachary 'Zeke' Reese Seorang pasukan khusus yang sedang mengambil waktu liburnya setelah menjalankan tugas kenegaraan yang cukup lama. Ia pun harus dihadapkan dengan sebuah misi khusus yang cukup berat ketika harus mencegah sebuah sejata pemusnah ma...