Fasilitas Rahasia NSA
*Beberapa jam sebelum insiden penyerangan di kantor Dewan Penasihat
Zeke terlihat tengah duduk di atas sebuah kursi sambil memainkan sebuah pena di jari jemarinya. Pria itu pun tampak meletakkan kedua kakinya di atas sebuah meja.
Hampir seluruh agen NSA yang berada di dalam fasilitas rahasia itu pun tampak frustasi. Pasalnya, sejak Dewan Penasihat membawa Zara pergi dan mengambil alih kasus ini, semuanya menjadi kacau.
Sudah berminggu-minggu, Zeke dan agen NSA lainnya berjuang mati-matian untuk menuntaskan misi ini, namun hanya dalam jentikan jari, semuanya lenyap begitu saja.
Tentu saja, Zeke sangat emosi dengan insiden perebutan misi ini. Namun pria tampan itu tidak dapat melakukan apa-apa. Sebagai seorang anggota militer, membela dan mengabdi kepada negara adalah yang utama. Dan menjalankan perintah sesuai arahan atasan adalah wajib adanya.
"Apa yang harus kita lakukan saat ini?" ujar Cliff.
"Entahlah." ujar Cam. "Semua usaha kita sia-sia."
Zeke hanya menatap Cam dan Cliff yang tengah tertunduk lesu. Kedua pria itu terlihat tidak bersemangat, sama seperti Zeke.
Ben yang juga berada di dalam ruangan itu tampak disibukkan dengan telepon genggamnya. Panggilan telepon pun tidak henti-hentinya membuat ponsel pria paruh baya itu terus berdering.
Di sisi lain, Mel terlihat sibuk dengan komputernya. Wanita itu tampak tidak melepaskan sedikit pun pandangannya dari layar monitor, hingga tiba-tiba....
"Gawat." ujar Mel.
Mendengar perkataan Mel pun membuat Zeke, Cam, dan Cliff menoleh serempak ke arah Mel. Ketiga pria itu tampak begitu penasaran.
"Ada apa, Mel?" ujar Zeke.
"Radarku membaca ada pergerakkan asing yang sedang menuju Kantor Dewan Penasihat." ujar Mel.
Ben yang tengah sibuk dengan teleponnya pun segera menoleh ke arah Mel ketika mendengar ucapan wanita itu. Begitu pun dengan Zeke. Pria tampan itu segera bangkit dari kursinya lalu beranjak menghampiri Mel.
"Apa?" ujar Ben. "Lacak mereka dengan detail."
Mel tampak menujukkan kemampuannya. Jari jemari wanita itu terlihat menari dengan indah di atas keyboard komputer.
Tak lama kemudian, Mel tampak menampilkan sebuah tangkapan layar satelit yang menunjukkan jika beberapa kendaraan tengah melaju dengan sangat cepat. Kendaraan-kendaraan itu terlihat salip menyalip dengan kendaraan lainnya yang berada di jalanan.
"Tampak seperti...sebuah konvoy beberapa kendaraan." ujar Cam.
Zeke tampak memicingkan matanya. Entah mengapa pikirannya tertuju kepada satu hal, yakni anak buah Krueger. Namun, mengapa mereka beralih ke kantor Dewan Penasihat dan bukan ke fasilitas rahasia milik NSA? Apa dugaannya tepat?
"Mereka melaju cukup cepat." ujar Mel.
"Itu konvoy anak buah Krueger." ujar Zeke.
Kalimat itu meluncur begitu saja dari dalam mulut Zeke. Sontak saja, Ben, Cam, Cliff, serta Mel menoleh ke arah Zeke sambil menunjukkan ekspresi wajah yang menyiratkan 'apa-kau-bilang?'.
"Apa kau serius, Reese?" ujar Cam. "Bagaimana kau dapat mengetahui hal itu?"
"Mereka tahu persis jika Haven berada di kantor Dewan Penasihat dan akan mengincar wanita itu lagi." ujar Zeke.
Semuanya semakin masuk akal. Cam dan Cliff tampak saling bertukar pandangan dan masih berusaha mencerna ucapan Zeke.
"Setelah sekian lama mereka menghilang, kini mereka muncul kembali?" ujar Cam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Across The Universe
AkcjaZachary 'Zeke' Reese Seorang pasukan khusus yang sedang mengambil waktu liburnya setelah menjalankan tugas kenegaraan yang cukup lama. Ia pun harus dihadapkan dengan sebuah misi khusus yang cukup berat ketika harus mencegah sebuah sejata pemusnah ma...