Zara terlihat tengah duduk sambil memeluk kedua lututnya, di atas sebuah sofa sambil menatap ke arah dinding bercat putih. Tatapan wanita itu tampak kosong.
Hari-hari yang telah dihabiskan oleh Zara di dalam ruangan berukuran empat kali empat meter itu pun mulai terasa membosankan dan menyebalkan. Namun, yang paling membuat wanita itu merasa kesal adalah insiden yang terjadi paling anyar, yaitu pertengkarannya dengan Zeke.
Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Zara bahwa Zeke akan memperlakukannya seperti itu. Pria tampan itu terlihat begitu frustasi dan Zara dapat mengetahuinya hanya dengan melihat sorot mata Zeke.
Namun di sisi lain, Zara merasa begitu emosi ketika mendengar tuduhan Zeke yang mengada-ada itu. Pertanyaan murahan macam yang pria itu lontarkan, mengatakan bahwa Zara memiliki hubungan istimewa dengan Owen?
Cih!
Mengenal pria macam Owen Wilson saja Zara tidak sudi, apalagi jika dituduh menjalin hubungan dengan pria itu. Lagipula, bukankah Zeke sudah melihat sendiri tingkah laku Owen kepadanya? Lalu, mengapa pria itu masih menuduh Zara yang tidak-tidak?
"Keparat!" ujar Zara.
Zara pun lantas melempar sebuah bantal kecil ke arah dinding ruang perawatan itu dengan cukup keras. Betapa kesalnya wanita berambut platinum blonde itu jika mengingat insiden itu lagi.
Tiba-tiba, terdengar suara ketukan dari balik pintu kaca itu. Zara pun menoleh ke arah sumber suara dan mendapati jika Mel tengah berdiri di balik pintu itu.
"Apa yang sedang kau lakukan?" ujar Mel.
Zara kembali mengarahkan tatapannya ke arah dinding bercat putih itu ketika mengetahui Mel lah yang datang menghampirinya. Sedangkan Mel dengan santai berjalan masuk ke dalam ruang perawatan itu.
Bukan saat yang tepat rasanya jika Mel mengunjungi Zara di saat emosinya sedang tidak stabil seperti ini. Untuk saat ini, wanita berambut platinum blonde itu tampaknya membutuhkan waktu untuk berdiam diri dan menenangkan dirinya.
"Termenung." ujar Zara.
Mel tampak berjalan menghampiri Zara. Wanita itu pun menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang seraya menatap Zara yang masih termenung di atas sofa.
"Bagaimana kondisimu?" ujar Mel. "Apakah sudah merasa lebih baik?"
Zara tidak langsung menjawab pertanyaan Mel. Wanita itu tampak memejamkan kedua matanya lalu menoleh ke arah Mel.
"Tidak pernah lebih baik dari ini." ujar Zara.
Mel tahu betul jika Zara tengah menutupi perasaannya. Wanita itu dapat melihat sorot kedua mata Zara yang begitu tajam dan luka-luka di wajah serta tubuh wanita berambut platinum blonde itu belum benar-benar membaik.
"Kau tahu, kau pembohong yang buruk." ujar Mel.
Zara tampak menghela nafasnya dengan cukup keras. Wanita itu sedang tidak ingin berbasa-basi dengan siapa pun saat ini. Tidak bisakah ia dibiarkan seorang diri, tanpa gangguan dan interupsi dari siapapun?
"Apa yang kau inginkan dariku?" ujar Zara. "Menggali informasi lagi mengenai penyerangan Krueger dan timnya?"
Mel hanya tersenyum mendengar ucapan sinis Zara. Wanita itu tampaknya menyadari jika Zara sedang dalam kondisi emosi yang kurang baik. Ditambah lagi insiden perseteruannya dengan Zeke.
"Tidak." ujar Mel. "Aku adalah seorang ahli komputer. Menginterogasi seseorang bukanlah tugasku."
"Lalu, apa yang kau lakukan di ruang perawatan ini?" ujar Zara. "Memperbaiki alat pendeteksi denyut jantung itu, huh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Across The Universe
AksiyonZachary 'Zeke' Reese Seorang pasukan khusus yang sedang mengambil waktu liburnya setelah menjalankan tugas kenegaraan yang cukup lama. Ia pun harus dihadapkan dengan sebuah misi khusus yang cukup berat ketika harus mencegah sebuah sejata pemusnah ma...