Part 25 - To The Bone

276 42 1
                                    

Zara terlihat tengah duduk di atas kursi bar. Wanita cantik itu tampak gusar sambil menggerak-gerakkan kedua kakinya dan tangannya.

Entah keputusan yang benar atau salah, ketika Zara menceritakan chip pelacak itu kepada Zeke dan agen NSA lainnya. Entah bagaimana, tiba-tiba saja, pengakuan itu meluncur dengan indah dari dalam mulut Zara.

Zara terdengar cukup terkejut ketika mendengar keputusan agen-agen NSA itu untuk mengeluarkan chip pelacak itu dari dalam tubuhnya. Walaupun di sisi lain sebenarnya wanita cantik itu juga sudah muak dengan pelacak yang tertanam di tubuhnya. Apalagi, karena ulah benda sialan itu, sudah banyak korban jiwa dan paling parahnya Mel pun ikut menjadi korban.

Rasa gugup ini tampaknya benar-benar menguasai hati Zara. Sesekali, wanita berambut platinum blonde itu terlihat menggigiti kuku jari-jemarinya.

Tak lama kemudian, Zeke tampak menghampiri Zara dan mengehentikan langkahnya tepat di hadapan wanita cantik itu. Zara pun menengadahkan wajahnya lalu membalas tatapan Zeke.

"Di bagian mana mereka menanamkan chip itu?" ujar Zeke.

Zara tampak menatap Zeke dengan intens. Wanita cantik itu pun lantas menyisir rambutnya ke arah samping dan memutar tubuhnya sehingga membelakangi Zeke, Cam, Cliff, dan Adriano.

"Di sini." ujar Zara.

Zeke dapat melihat dengan jelas deretan tato dalam bahasa sansekerta, yang diukir di tubuh Zara. Tampak pula beberapa bekas luka yang membekas di bagian punggung Zara. Dugaan Zeke, beberapa bekas luka itu adalah luka tembak.

Tiba-tiba saja tubuh Zara bergidik ketika merasakan sentuhan jari jemari Zeke di lehernya. Pria tampan itu tampak menyentuh permukaan kulit yang ditunjuk oleh Zara dan mengusapnya dengan perlahan.

"Apa terasa sakit jika di sentuh?" ujar Zeke.

"Tidak." ujar Zara. "Tidak sama sekali."

Zeke tampak mengernyitkan kedua alisnya tatkala melihat sebuah luka sayatan yang terletak di dekat chip itu ditanam. Pria tampan itu pun lantas menyentuh bekas luka itu dengan perlahan.

"Luka apa ini?" ujar Zeke.

"Aku pernah berusaha untuk mengeluarkan chip pelacak itu sendiri, namun aku tidak dapat menahan rasa sakitnya." ujar Zara.

Zara tampak menundukkan kepalanya sambil menyisir rambut platinum blondenya itu dengan jari lentiknya. Wanita itu terlihat menyadari bahwa tindakannya itu adalah sebuah kebodohan.

"Jeez, kau melakukannya seorang diri?" ujar Adriano terkejut.

Zara hanya mengangguk perlahan. Wanita itu pun mengikat rambutnya lalu membiarkan Adriano untuk memeriksa bagian tubuhnya dimana chip pelacak itu ditanam.

"Aku tidak dapat merasakan benda asing apapun di permukaan kulit bagian ini." ujar Adriano. "Apa kau yakin benda itu ada di sebelah sini?"

"Kau tidak akan dapat merasakannya..." ujar Zara. "Karena Jansen menanamkannya pada bagian tulang."

Glek!

Sontak saja, Adriano dan Zeke tampak terdiam ketika mendengar ucapan Zara. Ini bukan sebuah kasus operasi sederhana melainkan kasus yang rumit.

"A-apa? Tu-tulang?" ujar Cliff. "Bagaimana mereka bisa melakukan hal itu?"

Tidak hanya Cliff yang terkejut, bahkan Zeke dan Adriano pun sampai terperanga mendengar hal ini. Kegilaan macam apa ini? Bagaimana pula cara Krueger menanamkan chip itu di tulang manusia?

Adriano tampak menarik tangan Zeke dan menyeret tubuh pria itu ke pojok ruangan. Pria berkacamata itu terlihat sangat gugup, ditambah lagi ketika Zara menjelaskan bahwa chip itu ditanam pada tulang.

Across The UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang