23 : dibesarkan dengan harta

417 40 2
                                    

"A-aku akan cerita"

"??"

"A-aku bekerja lebih lama untuk membantu kaasan melunasi hutang papa. Karena jika kaasan sendiri yang bekerja, hutang itu tidak akan pernah lunas" jelas ishogai dengan ragu

"Tapi aku sudah mengumpulkan setengahnya! Jadi kau tidak perlu khawatir" sambung ishogai berusaha untuk terlihat baik baik saja

"Memangnya berapa hutang papa mu?"

"Ah . . ."

"Berapa?"

"4,5 juta yen sudah termasuk bunga nya" (kurang lebih 562 juta rupiah)

" Jadi, setengahnya dari itu. Kamu sudah memiliki uang 2,5 juta yen?"

"Tidak"

"Lalu?"

"Hanya 1 juta yen"

" . . . "

"A-ah tidak perlu dipikirkan aira-san"

"Ah iya kamu belum minum obat yuuma-kun. Aku ambilkan obat ya, cotto" ucap aira mengalihkan topik

. . .

Sepulang sekolah aira langsung mencari tabungannya yang ia sembunyikan di dalam kamar

"Argh sial uang ku hanya 1 juta yen. Ah bagaimana ini. Aku menyesal tidak menabung banyak huft" gerutu aira yang sudah menghitung uangnya itu

Aira pun meraih ponsel nya yang berada di dalam tas. Ia mencoba menelpon natha untuk meminta bantuan

"Moshi moshi"

"Umm, nani?" Jawab natha dari dalam ponsel

"Aku membutuhkan bantuan mu"

"Bantuan apa?"

"A-anu, punya uang 2,5 juta yen tidak?"

"Hah!?!? Banyak sekali, untuk apa semua uang itu??"

"Untuk membantu ishogai melunasi hutang papa nya"

"A-ahh . . . "

"Sudahlah, Sekarang kau punya uang berapa?"

"Cotto kulihat tabungan ku, hanya 1,5 juta yen saja. Namun akan kucoba untuk meminjam ke Ardelia neesan 1 juta"

"Yokatta, arigatou. Sekarang juga aku akan pergi ke rumah mu"

Tut!

. . .

"Uang dari Ardelia neesan sudah dikirim. Namun aku perlu menariknya dahulu" seru natha di depan pintu untuk menyambut aira

"Yasudah ayo!" Jawab aira dengan cepat

"Hey mengapa sampai buru-buru seperti itu"

"Karena aku tidak tau waktu dari hutang papa nya yuuma"

"Naruhodo, yaudah ayo"

Mereka pun bergegas menuju ATM terdekat. Setelah menarik uangnya. Semua uang itu aira kumpulkan dalam satu tas yang dibawa nya

Ia pun pamit pada natha dan pergi sendirian. Natha ingin sekali menemaninya, namun aira takut ishogai akan merasa terganggu karena aira membocorkan masalahnya

. . .

"Sumimasen . . ." Seru aira di depan rumah ishogai

Beberapa saat setelah itu keluar lah wanita paruh baya yang aira kenal dia itu siapa. Wanita itu tersenyum dengan lembut menyambut aira di depan rumahnya

I want to stay here [Karma x Natha]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang