AUF-5

54 9 0
                                    

Nanda berdiri di balkon kamarnya, menatap matahari yang perlahan menghilang.

Ada rasa khawatir dan juga sesak di dadanya. Sungguh dia sangat menyayangi bunda, dan tidak ingin bunda sedih karena dirinya.

Tapi mau bagaimana? Jake sudah mengetahuinya. Nanda hanya bisa berdoa agar Jake tutup mulut tentang apa yang dia ketahui.

"Kok, nangis?"

Sunghoon tiba tiba muncul di balkon sebelah sambil menatapnya khawatir.

Nanda segera menghapus air mata yang ternyata sudah mengalir sedari tadi di pipinya. Dia malu dan bingung harus beralasan bagaimana.

"A–aku gak papa kok bang. Ini cuman.. kelilipan, anginnya lagi kenceng nih..."

Sunghoon tau itu hanya alasan, mana ada kelilipan yang keluar air mata segitu banyak? Tapi dia tidak ingin memaksa Nanda untuk berbicara, emangnya dia siapa di mata Nanda?

"Kamu nonton sunset?" Tanya Sunghoon, yang tau Nanda tidak nyaman dengan topik sebelumnya.

"Eum.. semenjak abang kasih tau di sini bisa nonton sunset, aku jadi ketagihan buat nonton. Hehe..."

"Oh gitu..." Sunghoon pun mengangguk paham, lalu dia punya ide. "Gimana nanti kapan-kapan kita ke pantai? Pasti sunset nya lebih cantik!"

"Boleh deh bang! Nanti ya..."

Hening. Akhirnya mereka sama-sama fokus menikmati keindahan dari sunset itu. Tanpa sadar hanyut dalam suasana menenangkan.

"Indahnya..." Gumam Nanda.

"yes, like you ." (Ya, seperti dirimu)

"Hah?"

Kedua insan yang berada di balkon masing-masing itu pun saling pandang dengan terkejut. Tapi mandangnya gak ke mata ya.. entar zina mata lagi!!

"Abang ngomong apa barusan?"

"Ah.. enggak."Sunghoon pun tersenyum canggung. "Udah tuh sunset nya, mendingan kamu masuk!"

Nanda terdiam, dia mendengar jelas perkataan tadi, tapi dia tidak mengerti maksudnya. Serius! Dia gak ngerti!

"Ouh yaudah.. aku masuk ya bang..."

Sepeninggal Nanda, Sunghoon pun langsung menatap ke sekeliling. Dia juga masuk dan memeriksa kamar.

"Siapa yang ngomong tadi?" Gumamnya.

Ya.. bukan Sunghoon yang berbicara, dia hanya beralasan agar Nanda tidak ketakutan.

Sunghoon pun curiga ada seseorang di kamar mandi di kamar ini, karena seingatnya pintu kamar mandi itu terbuka. Sunghoon membuka pintu kamar mandi dengan tiba-tiba.

"Aish.. tidak ada siapa siapa disini." Tiba-tiba Sunghoon merinding. "Masa iya yang tadi beneran hantu? Terus suka sama Nanda gitu? Wah.. kurasa hantu itu ingin berkelahi denganku!" Sunghoon naik pitam entah kenapa.

Sunghoon pun menyingsingkan lengan bajunya dengan geram. "Kasian sekali adikku, tidak pernah di sukai seorang pria, tapi sekali disukai malah sama hantu. Huh!"

Sunghoon pun keluar kamar setelah menutup pintu kamar mandi. Dia ingin melindungi adiknya dari 'hantu' genit itu!!

"Huft... Hampir saja." Gumam seseorang yang sedari tadi bersembunyi di balik pintu kamar mandi. "Menyebalkan sekali kau Sunghoon! Bisa bisanya menyamakan aku dengan hantu!" Gerutu Jake.

Jake terduduk di lantai dingin itu. Menutup matanya dan mengingat bagaimana kata kata tadi meluncur begitu saja dari mulutnya. Itu sungguh ketidak sengajaan, tapi terdengar tulus

Ana Uhibbuki FillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang