"Gak, anu.. Bunda beli rotinya yang deket rumah om Rey aja, di sana rotinya enak buat di potong pisau terus di panggang kaya kesukaan ayah tiap kali latihan nembak-"
Belum selesai Nanda berbicara, ponsel lebih dulu di rebut oleh pria itu dan mematikan panggilan secara sepihak.
Dia menodongkan pistol nya di kening Nanda. "Apa kau sedang mencoba memberi tahu huh?!"
Nanda sebenarnya ketakutan tapi dia begitu pintar menyembunyikan nya, dia lalu berbicara dengan tenang.
"Apa maksud lo?" Nanda sengaja memutar perkataannya untuk mengulur waktu.
"Kau memberi kode, iya kan?" Tekan nya.
Nanda membalas tatapan pria itu. "Tidak. " Jawabnya singkat.
Selagi kedua pria itu saling tatap, Jihan menganggap itu celah dan memutuskan untuk kabur dari genggaman pria itu.
Nanda yang melihat itu langsung bereaksi, tapi sayangnya dia terlambat.
"Jihan!!"
Crass..
Sebilah pisau menusuk bahu Jihan, Nanda segera menangkap tubuh sang adik yang terjatuh.
Suasana seketika hening sejenak, Nanda menundukkan kepala ketika mendengar Jihan mulai berteriak kesakitan karena baru sadar bahunya tertusuk.
"Itulah akibatnya jika kalian main-main.."
Dengan bergetar Nanda memegang pisau itu, dan setelah mengumpulkan kekuatan dia menarik pisau itu hingga tercabut dan membuat jeritan Jihan semakin terdengar nyaring
"Kalian yang seharusnya jangan main-main.. " Lirih Nanda yang mulai berdiri setelah membiarkan Jihan bersandar di sofa.
Dua pria itu terkejut dengan keberanian Nanda. Tapi dengan cepat salah satunya menodongkan pistol tepat di kening Nanda.
"Lepas pisaunya!" Nada itu terdengar mengancam.
Nanda lalu melepaskan pisau hingga jatuh ke lantai, tepat ketika pisau itu mendarat Nanda dengan cepat memutar tangan pria itu lalu membuang pistolnya.
"Akh! Sialan!"
Ketika pria satunya mendekat, Nanda mengambil pisau dan menusukan ke bahunya, baru menendang keduanya hingga terjatuh.
"Kakak.." Panggilan Jihan sama sekali tidak Nanda hiraukan.
Seketika gadis itu buta dan menghajar kedua pria itu terus menerus, walaupun dirinya juga terkena pukulan.
Hingga sebuah teriakan yang akhirnya mampu mengambil kesadaran Nanda kembali.
"Astaghfirullah.. Kakak!!"
Nanda terhenti sejenak, dia pun menoleh dan mendapati bunda yang baru saja datang memeluk jihan yang kini sudah pingsan dengan beberapa polisi di sampingnya.
Seketika itu juga tangis Nanda pecah dan segera berlari menghampiri bunda. Sedangkan beberapa polisi tadi berusaha mengejar kedua pria yang berhasil kabur.
*****
Jihan di rawat di rumah sakit setelah bahunya di jahit. Nanda dan bunda pun selalu menjaga Jihan di tengah ketidaksadaran nya hingga sekarang larut malam.
Keduanya duduk di pinggir dari kamar rawat Jihan.
"Kak.." Panggil bunda.
Nanda yang sedari tadi kepalanya di usap pun menoleh menatap bunda dengan polosnya.
Bunda sejenak terdiam memperhatikan beberapa bagian wajah Nanda yang luka, tangan bunda pun terulur untuk mengusap sudut bibir Nanda yang robek akibat pukulan salah satu pria asing itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuki Fillah
Fiksi RemajaMemiliki member ENHYPEN yang tampan nan terkenal sebagai Abang angkat, itu bukan kemauan Nanda. Karena yang dia inginkan adalah kakak perempuan!! Tapi apa boleh buat? Dua tahun saling mengenal membuat Nanda dan para member saling paham tentang watak...