masih abu - abu

1.4K 99 6
                                    

Hari demi hari terus berganti menjadi bulan, dan sudah 4 bulan setelah kejadian dimana fasha marah. Kini fasha dan alara semakin dekat.

Seperti pagi ini fasha sudah berada di depan rumah alara, dengan motor nya.

Ini adalah rutinitas setiap pagi fasha sejak 2 bulan terahir ini, berangkat dan pulang bersama alara.

Gerbang rumah alara terbuka membuat fasha mendongakan kepala nya.

Ternyata yang membuka gerbang adalah zesen, zesen menghampiri fasha dengan wajah datar nya.

"Masuk dulu bang" suruh zesen kepada fasha

Fasha mengangguk lalu memasukan motor besar nya kedalam halaman rumah alara.

Setelah memarkirkan motor nya fasha berjalan menghampiri zesen, dan masuk kedalam rumah berbarengan.

~~~~~

Di meja makan sudah ada alara yang tengah memakan nasi goreng buatan bunda nya.

"Loh abang udah mau jemput si teteh, hayu sini si teteh nya juga masih sarapan tuh" ujar bunda alara sambil menunjuk putri nya yang sedang sibuk memakan sarapannya

"Loh abang, sini - sini kita saparan bareng" ujar ayah alara menyuruh fasha ikut sarapan bersama

Fasha pun mengangguk lalu duduk di sebelah alara, sedangkan alara masih cuek sajah.

"Abang harus coba nasi goreng bikinan bunda" ujar bunda alara sambil memberikan piring yang sudah di isi oleh nasi goreng kepada fasha

Fasha pun mengangguk, lalu mulai memakan nasi goreng itu.

Setelah beberapa menit akhirnya mereka semua telah selesai sarapan dan sekarang fasha, alara, dan zesen sudah berada di halaman rumah.

"Ze, nanti ke warpaman ga?" Tanya fasha pada zesen

"Insya allah, bang" jawab zesen

Fasha mengangguk lalu menaiki motor nya di ikuti alara, yang juga menaiki motor besar fasha.

Fasha sudah lebih dulu memberikan jaket kebanggaannya kepada alara untuk menutupi paha alara agar tida terlihat, jaket itu jaket sang ketua red blood.

"Udah enak duduk nya la?" Tanya fasha

"Udah" jawab alara seadanya

Fasha pun mengangguk lalu mulai menjalankan motor nya keluar dari halaman alara bersama motor zesen.

"Titip teteh, ya bang kalo sampe teteh lecet gue hajar lo" ujar zesen

Setelah mengakatan itu zesen melajukan motor nya lebih dulu dengan kecepatan di atas rata - rata.

Sedangkan fasha hanya terkekeh pelan, dan alara dia hanya menggelengkan kepala nya melihat kelakuan sang adik.

Fasha sudah dekat dengan keluarga alara, dan sejak fasha main kerumah alara mereka langsung memanggil fasha dengan sebutan abang. Dan fasha tida keberatan dengan panggilan itu.

~~~~

Membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk fasha sampai di sekolah.

Dan sekarang fasha sudah memarkirkan motor nya di parkiran sekolah.

Alara sudah turun sejak tadi, dan sekarang alara tengah menunggu ketiga sahabat nya itu.

Fasha menghampiri alara, lalu menarik pinggang alara dengan begitu posesif, hal itu membuat siswi yang masih berada di sekolah memekik seketika.

"Ala, itu hati nya gimana?"

"Ala yang di perlakuin kaya gitu, gue yang meleyot"

"Ya allah, pemandangan macam apa ini?!"

"Mereka fiks pacaran"

"Mereka kalo pacaran cocok"

Dan masih banyak lagih pekikan lainnya

Fasha terus memeluk pinggang alara posesif, sambil terus berjalan kearah teman - teman fasha.

"Wih, si bos jadi bucin gitu" ujar iman

"Udah jadi bu bos kita, apa masih otw jadi bu bos kita nih ala?!" Goda ifan

"Yang jelas sih, masih abu - abu" jawab alara

"Ngode tuh sa, pake dong bangke" seru ivan

"Mau di perjelas lagih nih ceritanya?" Goda fasha sambil menaik turunkan alis nya

"Ga juga" jawab alara cuek

Padahal di dalam jantung nya sedang berdisko.

"Tunggu bentar lagih, gue perjelas sejelas - jelas nya biar ga abu - abu lagih buat lo" ujar fasha sambil mengusap kepala alara

"Gue setuju kalo ala jadi bu bos, kalian juga setuju kan kalo ala jadi bu bos red blood, Queen red blood?!" Seru kenzi heboh

Dan dengan serempak anggota red blood yang memang ada di sanah mengangguk kompak.

"Ala emang pantes jadi Queen reb blood" ujar iko

Fasha pun mengangguk setuju dengan ucapan teman - temannya dan juga anggota nya.

Alara itu unik, dan fasha menyukainya.

Dan meskipun sering kali alara terlihat cuek, namun nyatanya alara sangat penyayang, dan rendah hati, serta tegas.

Itu yang di sukai oleh fasha, ketiga teman fasha, dan semua anggota red blood.

"ALARA SAYANG" teriak canda

Alara langsung menoleh kearah suara itu, dan di depannya lebih tepatnya berjarak 1 meter di sana sudah berdiri ketiga sahabat alara.

Canda, aca, dan resa pun berjalan mendekat kearah alara dan alara hanya tersenyum.

"Selamat pagi" sapa aca dengan muka datar nya

"PAGI ACA" seru semua orang dengan heboh

"Ala sayang, ayo ke kelas gue mau ngerumpi sama kalian" ujar canda mengajak ketiga sahabat nya pergi

Plak

Alara memukul mulut canda pelan, dengan muka geli nya.

"Gausah panggil sayang - sayang gue geli denger nya, kalo lo masih panggil gitu gue jait ya mulut lo?!" Ujar alara dengan menakut - nakuti canda di akhir kalimat nya

Canda pun meringis pelan. "Sorry, lupa gue" ujar canda dengan tersenyum lebar

"Udah ayo ke kelas ajah" ajak resa

Mreka semua mengangguk, fasha membiarkan alara dan juga ketiga temannya itu berlajan di depan. Sedangkan fasha dan ketiga sahabat nya serga anggota red blood berjalan telat di belakang alara.

Orang - orang yang sedang berjalan di koridor seketika langsung menyingkir, mereka tida ingin mengganggu singa yang sedang dalam mood baik itu.

Hai

Gimana sama part ini?

Jangan lupa vote sama komen, terima kasih🌼




CARAPHERNELIA[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang