Pulang bareng

1.9K 144 5
                                    

Pagi ini alara sudah siap dengan seragam sekolah nya, alara tengah memakan sarapan milik nya dengan di temani obrolan - obrolan kecil.

"Yah" ujar zesen kepada ayah nya

Ayah yang tengah sibuk dengan kopi nya pun langsung menoleh kearah zesen.

Ayah mengangkat satu alisnya. "Kenapa ze?" Tanya ayah

Zesen menatap alara lalu menyeringai kecil. "Kalo zeze satu sekolah sama teteh gimana?" Tanya zesen meminta pendapat sang ayah

"Ya bagus, jadi ada yang jagain teteg di sekolah" ujar ayah. "Kenapa, zeze mau pindah sekolah?" Tanya ayah

"Iyah, kemarin teteh minta zeze buat pindah sekolah" ujar zesen lalu kembali memakan sarapannya

Alara yang mendengar itu pun langsung memelotot kan mata nya, tidak. Apa - apaan ini?! kemarin malam dirinya hanya bercanda sajah dan zesen sangat serius menanggapi ucapan alara yang konyol itu.

Alara langsung menatap zesen horor. "Zesen" geram alara

Zesen pun mendongak lalu menatap alara dengan tersenyum miring. "Kenapa?" Tanya zesen tanpa beban

Alara menutup mata nya untuk menetralkan rasa kesal kepada adik nya yang sangat menyebalkan ini.

Alara kembali membuka mata nya dan langsung menatap zesen dengan tatapan tajam.

"Kan kemarin malem teteh udah bilang atuh ih, teteh tuh cuma bercanda ze" ujar alara sambil menekan kata cuma bercanda di akhir kalimat nya

Zesen hanya mengangkat bahu acuh. "Buat teteh cuma bercanda, buat zeze sih engga teh" ujar zesen dengan muka tengil nya.

"Gimana dong, gimana dong?!" Ujar zesen lagih dengan nada sedikit mengejek dan mimik muka yang semakin tengil

Muka alara saat ini sudah sangat merah sekali, karna menahan kesal kepada adik nya yang minim ahlak ini. Tiba - tiba mata alara mulai berkaca - kaca seperti siap untuk menangis.

Bunda yang melihat itu pun langsung menatap zesen garang. "Zeze jangan di usilin atuh teteh nya, kamu mah ih" ujar bunda sambil mengusap - usap rambut panjang milik alara

Alara yang sudah kesal pun langsung bangun dari duduk nya dan berjalan meninggalkan meja makan, tanpa mengatakan apapun.

Ayah yang melihat alara langsung meninggalkan meja makan, tanpa menghabiskan makanannya terlebih dahulu pun langsung menoleh kearah zesen.

"Minta maaf ze" desis ayah

Zesen yang memang merasa bersalah karna sudah usil pada teteh nya pun langsung mengangguk, zesen langsung bangun dari duduk nya dan berlari menyusul alara.

Sedangkan ayah dan bunda hanya menggelengkan kepala karna tingkah kedua anak nya itu.

Akhirnya zesen bisa mengejar alara, ketika alara baru sajah akan masuk kedalam mobil.

Zesen yang berdiri di bekalang alara pun, langsung menutup kembali pintu mobil alara. Zesen langsung membalikan badan teteh nya dan zesen dapat melihat dengan zelas mata teteh nya yang masih merah, rasa bersalah zesen semakin besar.

"Apa?" Tanya alara

Zesen tidak menjawab pertanyaan alara melainkan zesen langsung memeluk tubuh teteh nya.

"Maaf teh, jangan nangis zeze salah Maaf" ujar zesen pelan

Alara pun melepaskan pelukan zesen secara perlahan. "Iyah ze iyah udah teteh maapin, tapi nanti beliin teteh novel" ujar alara

Zesen pun langsung mengangguk. "Nanti teteh boleh pilih semau teteh deh mau berapa novel zeze yang bayarin, tapi sekarang teteh berangkat sama zeze hayu" ujar zesen dan membawa alara ke motor nya yang sudah ada di depan.

CARAPHERNELIA[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang