baikan?

1.1K 76 5
                                    

Sekarang mereka sudah sampai di rumahsakit, dan kebetulan yang menangani fasha adalah dokter santo. Dokter santo sangat terkejut karna melihat kondisi fasha yang mungkin sangat kecil kemungkinan untuk bisa selamat tapi dokter santo akan berusaha keras agar fasha selamat.


Fasha sudah di masukan keruang UGD sejak 2 menit yang lalu, dan kini ketiga teman fasha masih mondar mandir tida jelas di depan pintu UGD. Mereja takut jika fasha pergi.


"Kita harus telpon om yuda sama tente gita, mereka harus tau kondisi fasha" ujar kenzi memberitau kedua temannya


Iko mengangguk lalu mengeluarkan ponselnya dati dalam saku celananya, tida lama sambungan telpon terhubung dan iko langsung memberi tau kedua orangtua fasha. Dan mereka mengatakan akan segera ke rumah sakit.



"Kita juga harus kasih tau alara, dia berhak tau keadaan fasha kan?! Dari kemarin dia selalu nanyain fasha" ujar iko


~~~~



Alara kini tengah duduk di atas kasur nya dengan memangku milko yang tengah tertidur dengan sangat nyaman di pangkuan alara.



Tiba - tiba suara dering telpon dari ponsel alara. Membuat alara menghentikan usapan tangannya pada milko, alara mengambil ponselnya yang berada di atas nakas.



Alara sedikit mengerutkan keningnya ketika melihat, iko menelpon dirinya malam - malam begini, alara langsung mengangkat telpon dari iko.



"Halo, kenapa ko?" Tanya alara pada iko



Terdengar helaan nafas dari sebrang sana, dan ada suara tangis seorang perempuan juga yang dapat alara dengar.




"Ko, kenapa, ada apa kenapa telpon gue malem - melem?" ujar alara bertanya lagih pada iko



"La, fasha dia kecelakaan barusan. Lo bisa dateng ke rumah sakit medica?" Ujar iko di sebrang sana


Alara terdiam sebentar, sampai akhirnya alara langsung mematikan telpon dari iko sebelah pihak. Alara langsung menyambar tas selempang kecil meliknya lalu alara menyepol rambutnya dengan asal - asalan.


Alara menuruni tangga dengan sangat buru - buru, dan alara tida sempat untuk menggati baju tidurnya. Alara benar - benar tida memperdulikan penampilannya yang dia fikirkan sekarang adalah fasha.



"Maukemana? Diluar lagih hujan deres teh" tanya zesen yang melihat kakak nya sudah seperti orang linglung



"Mau kerumah sakit medica" jawab alara dengan tergesa



"Siapa yang sakit teh? Kenapa teteh linglung gitu?" Tanya bunda alara


Alara menatap bundanya dengan mata yang sudah sangat merah seperti tengah menahan tangis.


"Abang, dia kecelakaan teteh harus kesana bun. Teteh pergi dulu assalamuallaikum" ujar alara langsung berlari keluar dari dalam rumah.



"Zesen, temani teteh mu. Dia sedang kalut ayah takut terjadi sesuatu kalo dia nyetir sendiri" ujar ayah


"Nanti kita nyusul, kesanah" ujar bunda


Zesen mengangguk, lalu berlari keluar rumah dan zesen langsung merebut kuci mobil alara. Membuat alara melihat kearah zesen.


"Masuk teh, biar zeze yang bawa mobil nya. cepet" ujar zesen menturuh alara untuk masuk


Alara tida mengatakan apapun, dirinya langsung masuk kedalam mobil di ikuti oleh zesen. Zesen langsung melajukan mobil nya diatas rata - rata.


CARAPHERNELIA[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang