𝟎𝟏: 𝐓𝐡𝐢𝐬 𝐒𝐡𝐨𝐮𝐥𝐝 𝐁𝐞 𝐀 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐢𝐥𝐲 𝐄𝐯𝐞𝐫 𝐀𝐟𝐭𝐞𝐫

479 42 12
                                    

So, before you goWas there something I could've saidTo make your heart beat better?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

So, before you go
Was there something I could've said
To make your heart beat better?

Before You Go-Lewis Capaldi

➳༻❀✿❀༺➳

17 April, Trost City, Paradis

Aula itu dihiasi bunga-bunga, pita-pita serta dekorasi lain bernuansa putih. Di meja-meja terhidang banyak makanan serta minuman bahkan ada pahatan es berbentuk angsa.

Armin berdiri dengan gugup di atas altar menunggu kedatangan calon istrinya. Berulang kali ia menarik dan membuang nafas untuk menetralisir rasa gugupnya. Ia sudah berulang kali membayangkan hari ini di kepalanya dan memantapkan hatinya, mamun tetap saja ia gugup.

Para tamu undangan telah duduk di tempat mereka masing-masing. Juga menanti kedatangan sang mempelai wanita.

Akhirnya sang pujaan hati terlihat. [Name] memasuki aula dari pintu di ujung sana. Gaun putih khas pengantin yang ia kenakan membuatnya tampak semakin mempesona di mata Armin. Pria itu tidak berkedip menatap wanita yang akan menjadi istrinya itu. Entah sudah berapa kali ia jatuh cinta padanya. Para tamu pun terpesona dan ikut bahagia menyaksikan pernikahan itu.

"Armin Arlert, apakah anda bersedia menjadi suami dari [Fullname]?"

Armin menggenggam erat tangan [Name]. Ia menarik nafas dan berucap, "Ya, saya bersedia."

"[Fullname], apakah anda bersedia menjadi istri dari Armin Arlert?"

[Name] membalas senyuman Armin. "Saya bersedia."

"Anda boleh mencium pasangan anda,"

Wajah Armin langsung memerah semerah tomat sementara [Name] berusaha menahan tawa gemasnya melihat Armin malu-malu. Ia pun memejamkan matanya, mempersilahkan Armin untuk menciumnya. Dengan malu-malu Armin mengecup bibir wanita yang sudah menjadi istrinya itu. Seketika tamu undangan menjadi heboh.

"Kenapa kau malu-malu, Armin?!" Teriak Connie. Ia dan teman-temannya menghampiri pasangan baru itu.

"Astaga... aku sangat bahagia untuk kalian!" Ucap Historia menyeka air matanya.

"Oi, kau masih ingat yang kami ajarkan kan?" Jean merangkul pundak Armin. "Nanti malam-- uhk.."

"Jangan membicarakannya disini bodoh!" Kata Eren yang menyikut rusuk Jean.

"Armin, [Name], selamat ya!" Mikasa menjabat tangan kedua temannya sambil tersenyum.

"Terimakasih Mikasa," Ucap [Name]. "Kau juga cepatlah menyusul." Wajah Mikasa seketika memerah. Ia melirik Eren tanpa menyadari Jean yang diam-diam meliriknya. [Name] yang menyadari cinta segitiga itu hanya bisa tersenyum pasrah.

"Hah~ aku benar-benar tidak menyangka Armin duluan yang menikah di antara kita." Ucap Connie.

"Benar, aku sangat tidak menyangka!" Sahut Sasha. "Semoga setelah ini aku bertemu dengan pria tampan yang pandai memasak."

𝐌𝐲 𝐖𝐢𝐟𝐞 𝐈𝐬 𝐀 𝐕𝐚𝐦𝐩𝐢𝐫𝐞 [𝐀𝐫𝐦𝐢𝐧 𝐗 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang