➳༻❀✿❀༺➳
Angin yang begitu kencang yang berasal dari baling-baling helikopter menggoyangkan ranting-ranting pohon. Lampu yang begitu terang menyorot dari helikopter, menyapu hutan.
"Bagaimana keadaan disana?"
"Kami tidak melihat keberadaan Armin Arlert," jawab polisi yang berada di helikopter.
Levi yang mendengar laporan itu dari pos polisi Holst menggebrak meja kuat-kuat sehingga membuat semua orang yang ada di pos itu terlonjak kaget.
"Sialan..." Desis Levi.
"Bagaimana dia bisa menghilang secepat itu?" Ucap Erwin, satu-satunya yang tidak kaget karena gebrakan Levi. Maklum saja, ia sudah terbiasa dengan kelakuan Levi.
"Lapor! Kami menemukan seorang pria di jalan tol. Dia terlihat linglung. Dia bilang mobilnya hilang."
"Apa..?"
Erwin segera mengambil radio itu dan berkomunikasi dengan petugas di lapangan. "Tanya platnya lalu kalian lacak mobil itu!" Titahnya.
"Baik, inspektur!"
Erwin melirik Levi, "Tidak perlu kesal. Kita akan menemukannya sebentar lagi. Lagipula statusnya sudah ditingkatkan menjadi buronan nomor 1. Dia tidak akan bisa sembunyi di saat semua polisi di negara ini memburunya."
Levi mengepalkan tangannya. "Ya, dan saat aku bertemu dengannya, aku akan membunuh bocah itu."
➳༻❀✿❀༺➳
Armin menatap totebag yang diberikan [Name]. Isinya adalah pakaian dan topi.
"Pakailah," ucap [Name]. "Kau tidak berniat berkeliaran dengan seragam narapidana seperti itu kan?"
"Kau mencurinya?" Tanya Armin.
[Name] tertawa. "Apa kau pikir pegawai tokonya akan memberikan bonus totebag pada pencuri?"
"Jadi, kau tidak mencurinya?"
"Tidak. Aku masih memiliki uang." Jawab [Name]. "Lagipula, aku bukan pencuri!"
"Kau baru saja mencuri mobil tadi," celetuk Armin.
[Name] tidak bisa membantah itu. "Sudah, cepat ganti bajumu, aku akan berjaga di depan gang," Wanita itu pun melangkah ke depan gang, memastikan tidak ada yang melihat Armin. Saat ini mereka berada di sebuah gang buntu di sebuah kota kecil bernama Kezicht di provinsi Maria.
"Aku sudah selesai,"
[Name] menoleh ke belakang. Rupanya Armin sudah selesai mengganti bajunya. Ia pun mendekati Armin dan memerhatikannya. "Nah, kalau seperti ini kan bagus!" Ia tersenyum. Kemudian ia mencubit kedua pipi Armin. "Suamiku lebih tampan seperti ini daripada pakai baju penjara!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐖𝐢𝐟𝐞 𝐈𝐬 𝐀 𝐕𝐚𝐦𝐩𝐢𝐫𝐞 [𝐀𝐫𝐦𝐢𝐧 𝐗 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫]
Fanfiction18+ Aku sudah kehilangan akal karena cinta. Aku mengorbankan banyak orang demi wanita yang kucintai. Tapi, itu semua bukan salahnya. Ini semua salahku. Salahku yang tidak bisa merelakannya. Aku telah melawan takdir. Aku menariknya dari alam lain, da...