➳༻❀✿❀༺➳
Satu per satu murid mendatangi meja Armin untuk mengambil lembar ujian mereka yang sudah dinilai.
"Olivia," panggil sang guru.
Gadis berambut pirang itu berdiri dan melangkah ke meja guru untuk mengambil kertas ujiannya. Ia seharusnya tidak kaget dengan hasil ujiannya yang benar-benar jeblok. Memang sejak kemarin ia mengkhawatirkan hasil ujiannya. Karena ia tidak paham dengan bab kali ini.
"Olivia, kau satu-satunya yang tidak lulus di ujian kali ini," ucap Armin yang tambah membuat Olivia putus asa.
"Maaf, sensei... Saya tidak paham dengan materinya..." Cicit Olivia.
"Hm, begitu ya..." Armin menyatukan jari-jari tangannya. "Kalau begitu akan saya kasih kesempatan untuk remedial."
"Benarkah sensei?" Mata Olivia berbinar kembali.
"Ya, kalau kau mau, nanti setelah pulang sekolah temui saya di lab. Saya akan jelaskan yang kamu tidak mengerti," kata Armin ramah.
"Baik, pak. Saya akan menemui anda sepulang sekolah nanti," Olivia tampak senang dan tersipu. Ia berbalik untuk kembali ke mejanya, namun ia berhenti karena lupa mengatakan terimakasih. "Oh ya, terimakasih pak," Kemudian barulah ia berjalan ke mejanya kembali dengan wajah berseri-seri.
Armin tersenyum dan lanjut memanggil murid lainnya.
➳༻❀✿❀༺➳
Olivia berusaha mengatur detak jantungnya yang berdegup kencang. Ia melirik Armin yang sedang mencari sesuatu di tasnya.
"Eh? Aneh? Kok tidak ada..."
"Kenapa sensei?" Tanya Olivia.
"Sepertinya bukunya tertinggal di rumah saya," Armin menggaruk belakang kepalanya sambil tersenyum canggung. "Aduh... Terkadang saya ceroboh," Gumamnya. Olivia hanya diam, lalu Armin menatapnya. "Saya rasa saya akan mengambilnya. Tapi saya takut kamu terlalu lama menunggu... Hm.. bagaimana kalau kita belajar di rumah saya saja?"
"Eh? B-belajar di rumah sensei?" Ucap Olivia gugup.
"Yah... Kalau kau mau menunggu di sini tidak apa-apa. Kalau bulak-balik dari sekolah ke rumah saya lalu ke sekolah lagi... Mungkin sekitar 1 jam lebih..." Kata Armin. "Di rumah saya juga ada lebih banyak buku sih... Jadi saya pikir lebih baik belajar di sana."
"K-kalau begitu, baiklah." Olivia akhirnya setuju.
"Oke, kita naik mobil saya ya," Armin tersenyum ramah.
➳༻❀✿❀༺➳
Sambil fokus mengemudikan mobilnya, Armin sesekali meliril Olivia. Jujur saja, ia merasa berat untuk melakukan ini, apalagi Olivia adalah muridnya sendiri. Tapi situasi kali ini benar-benar mendesak. Ia harus segera mendapatkan darah muda untuk [Name].
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐖𝐢𝐟𝐞 𝐈𝐬 𝐀 𝐕𝐚𝐦𝐩𝐢𝐫𝐞 [𝐀𝐫𝐦𝐢𝐧 𝐗 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫]
Fanfiction18+ Aku sudah kehilangan akal karena cinta. Aku mengorbankan banyak orang demi wanita yang kucintai. Tapi, itu semua bukan salahnya. Ini semua salahku. Salahku yang tidak bisa merelakannya. Aku telah melawan takdir. Aku menariknya dari alam lain, da...