➳༻❀✿❀༺➳
"Kau benar-benar mempermalukanku, Annie!" Radkov yang bertubuh gemuk marah besar kepada Annie hingga wajahnya memerah. "Bisa-bisanya kau menyuruhku membela orang sinting seperti itu?! Kau bilang bukan dia pelakunya, kau bilang 100% kau menjamin kalau dia bukan pembunuh. Tapi nyatanya apa?!"
Annie menjambak poninya sendiri dengan frustasi hingga tatanan rambutnya rusak. "Aku tidak tahu.... Aku juga tidak tahu, paman! Aku pikir... Aku pikir dia orang yang baik, karena selama ini dia baik. Tak terpikirkan sedikitpun olehku kalau dia bisa membunuh orang!"
"Ck, kau itu... Bisa-bisanya kau pacaran dengan pembunuh berantai, hah?! Sekarang mau ditaruh dimana mukaku? Karirku yang sudah bagus selama ini, reputasiku yang bagus selama ini hancur dalam sekejap cuma gara-gara kau, gadis tolol yang pacaran dengan pembunuh!"
"Cukup, Radkov!"
Annie dan Radkov sama-sama menoleh ke pintu masuk ruang duduk yang besar itu. Seorang pria paruh baya dengan kursi roda yang didorong oleh seorang pria jangkung memasuki ruangan itu.
"Yang boleh memaki Annie hanya aku. Dia adalah anakku." Ucap pria paruh baya itu.
"Tuan Leonhardt," Radkov berdiri dari duduknya dan membungkukkan badannya hormat. Kemudian ia menyapa pria jangkung yang mendorong kursi roda ayah Annie. "Tuan Bertholdt Hoover, sejak kapan anda datang ke Paradis? Bukankah kemarin anda di Marley?"
"Aku baru tiba kemarin," jawab Bertholdt.
"Tolong tinggalkan kami, Radkov. Dan kau juga Bertholdt. Aku ingin bicara dengan Annie berdua saja." Kata tuan Leonhardt.
Radkov dan Bertholdt pun sama-sama meninggalkan ruangan itu tak lupa menutup pintunya.
Annie yang berhadapan dengan ayahnya hanya bisa menunduk, tak berani menatap sang ayah.
"Kau tahu aku sudah tidak sanggup menghadapi hal-hal seperti ini lagi." Ucap Tuan Leonhardt dengan suara agak parau. "Kau tahu ayahmu ini terserang penyakit yang bisa membuatnya mati kapan saja. Tapi kau masih saja membuat ayahmu ini pusing. Kau bukan anak kecil lagi, Annie. Sudah bukan masanya kau memberontak dan menyebabkan masalah seperti ini."
Annie semakin menunduk. Ia tahu kalau kali ini ayahnya bukan marah tapi kecewa. Terdengar dari nada suaranya yang tidak seperti biasanya. Kali ini suaranya lebih pelan.
"Berita kalau pembunuh berantai itu adalah pacarmu, bahkan dibela oleh kerabat kita sudah tersebar. Saham perusahaan kita anjlok."
Ucapan ayahnya itu membuat Annie menatap sang ayah. Ia tidak menyangka kalau efeknya akan seperti ini.
"Banyak investor yang kabur... Bahkan rekan bisnis kita juga mulai meninggalkan kita." Kata tuan Leonhardt lagi. "Aldrich sedang kesusahan mengurusnya. Dia sangat marah padamu dan dia ingin menemuimu. Tapi kularang. Kalau dia menemuimu, mungkin kalian akan pukul-pukulan nanti."
"Kau menolak menjadi direktur perusahaan aku turuti, sehingga saudara tirimu si Aldrich itu yang mengambil jabatannya. Dia tentu senang. Kau menolak perjodohan dengan Brotholdt pun aku tidak bisa melakukan apa-apa. Kau berpacaran dengan pria yang kaupilih juga kubiarkan." Kata tuan Leonhardt. "Kau selalu merasa dikekang. Memang benar aku sangat mengekangmu dulu, tapi sekarang tidak lagi. Apa kau tidak menyadari seberapa bebasnya kau sekarang?"
Annie kembali menunduk.
"Sekarang lihat apa yang terjadi. Pria pilihanmu ternyata orang gila yang suka membunuh orang dan menampung darahnya. Saat mendengar berita itu, aku hampir mati karena serangan jantung, Annie."
Annie tidak berani mengatakan apa-apa.
Setelah keheningan yang cukup panjang, ayah Annie kembali bicara, "Mungkin sebaiknya kuberitahu kebenarannya padamu sekarang. Karena umurku tak lama lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐖𝐢𝐟𝐞 𝐈𝐬 𝐀 𝐕𝐚𝐦𝐩𝐢𝐫𝐞 [𝐀𝐫𝐦𝐢𝐧 𝐗 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫]
Fanfiction18+ Aku sudah kehilangan akal karena cinta. Aku mengorbankan banyak orang demi wanita yang kucintai. Tapi, itu semua bukan salahnya. Ini semua salahku. Salahku yang tidak bisa merelakannya. Aku telah melawan takdir. Aku menariknya dari alam lain, da...