➳༻❀✿❀༺➳
Air mengalir deras dari keran wastafel kamar mandi dan Armin hanya memandanginya. Akhirnya ia mematikan keran itu. Sudah lewat lima menit sejak ia selesai mandi pagi ini namun ia memilih untuk berdiam diri di kamar mandi itu. Melihat bayangannya sendiri di cermin yang bertelanjang dada dengan handuk menutupi tubuh bagian bawahnya. Wajahnya masih basah setelah cuci muka.
Membuang nafas kasar, Armin akhirnya keluar dari kamar mandi. Ia melihat istrinya masih tertidur di tempat tidur. Sungguh sangat tidak mengenakan suasana di kamar itu setelah perdebatan yang panas.
Setelah mengenakan pakaiannya, Armin pergi ke dapur untuk memasak sarapan. Ia hanya membuat sandwich. Ia buat dua, untuk dirinya dan juga untuk [Name] jika ia ingin sarapan nanti.
Sarapannya sudah habis. Armin pun melangkah ke rak buku besar di ruang keluarga dan mengambil satu buku untuk dibaca. Kemudian ia duduk di ruang tamu dan mulai membaca.
Di kamar, rupanya [Name] sudah bangun sejak lama. Hanya saja ia pura-pura tidur. Wanita itu pun memutuskan untuk mandi.
Sama seperti Armin, [Name] juga banyak merenung di kamar mandi, memikirkan perdebatan kemarin. Tentu ia merasa bersalah pada Armin. Dan ia tahu kalau Armin tidak bisa sepenuhnya disalahkan atas situasi saat ini. Armin tidak tahu kalau [Name] akan menjadi Vampire karena ritual itu, kalau ia tahu, mungkin ia juga tidak akan melakukannya. Dan tentu Armin juga tidak mau membunuh orang.
[Name] menjambak rambutnya sendiri. Ia jadi merasa semakin bersalah.
Selepas mandi dan berpakaian, [Name] keluar kamar. Matanya menangkap sandwich di atas meja makan. Piring bekas Armin sarapan di wastafel memberitahunya kalau suaminya itu sudah sarapan dan pasti sandwich di meja adalah untuknya. Maka ia pun duduk di ruang makan dan melahap sandwichnya.
Setelah selesai sarapan, [Name] melangkah ke ruang tamu dan melihat Armin sedang membaca buku di sofa. Wanita itu melangkah mendekat dan duduk di sebelah Armin namun agak jauh.
[Name] melirik Armin sekilas. Pria itu hanya diam membaca buku seolah tidak menyadari kedatangan [Name].
Mengusap tangannya sendiri dengan gelisah, [Name] akhirnya bersuara, "Maafkan aku,"
Armin menutup buku yang sedang ia baca. Sebetulnya sejak kedatangan [Name], ia sudah tidak fokus membaca. Meski menghentikan kegiatannya, namun Armin tidak mengatakan apa-apa seolah menunggu kelanjutan ucapan [Name].
"Aku sudah keterlaluan kemarin," lanjut [Name], tidak menatap Armin melainkan menatap layar hitam TV di depannya. "Aku merusak acara ulang tahunku sendiri. Kau... Kau sudah berusaha membuat pesta ulang tahunku tapi aku malah.... Aku minta maaf."
Armin hanya menatap [Name]. Ia tahu kalau istrinya itu masih ingin berbicara, jadi ia hanya akan menunggu.
"Aku... Aku sangat frustasi, Armin. Dan aku merasa bersalah padamu... Karena diriku kau sampai harus membunuh orang. Aku...." Suara [Name] mulai bergetar. "Aku bukan istri yang baik untukmu. Aku tidak bisa memberikanmu apapun, aku tidak bisa memberimu anak, aku... Aku merasa tidak berguna dan hanya merepotkanmu. Aku jadi kesal pada diriku sendiri dan.... Aku malah melampiaskannya padamu.... Maafkan aku,"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐖𝐢𝐟𝐞 𝐈𝐬 𝐀 𝐕𝐚𝐦𝐩𝐢𝐫𝐞 [𝐀𝐫𝐦𝐢𝐧 𝐗 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫]
Fanfiction18+ Aku sudah kehilangan akal karena cinta. Aku mengorbankan banyak orang demi wanita yang kucintai. Tapi, itu semua bukan salahnya. Ini semua salahku. Salahku yang tidak bisa merelakannya. Aku telah melawan takdir. Aku menariknya dari alam lain, da...