Explanations:
#1 Pada ending cerita ini, Armin lebih dulu meninggal daripada [Name] dan [Name] meninggal tepat saat salju turun setelah ditusuk oleh Morrigan dengan kayu runcing.
[Name] merasakan sakit yang tak tergambarkan di dadanya. Darah mengucur deras membasahi baju bahkan menggenangi jalanan. Tak ada keraguan lagi bahwa ajalnya sudah menjemput.
Saat detak jantungnya mulai melemah, ia berjalan gontai ke tempat suaminya terbaring yang mana tidak jauh darinya. Salju mulai turun, perlahan dan ringan seperti bulu yang berterbangan.
(Chapter 𝟐𝟒: 𝐀𝐬 𝐋𝐨𝐧𝐠 𝐀𝐬 𝐈'𝐦 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐘𝐨𝐮)
Bukan tanpa alasan Author membuat adegan itu.
Makna tersembunyinya adalah fakta bahwa Armin meninggal sebelum sempat melihat salju pertama di tahun itu turun.
Karena sebelumnya Armin pernah menyinggung kalau dia akan melihat salju pertama turun sebagai buronan.
"Hm... Apakah aku akan melihat salju pertama turun sebagai buronan?" Ucap Armin yang langsung dihadiahi sikutan dari [Name].
(Chapter 𝟐𝟏: 𝐕𝐚𝐦𝐩𝐢𝐫𝐞 𝐈𝐬 𝐑𝐞𝐚𝐥)
--------------------------------------------------
#2 Tempat Armin dan [Name] menghembuskan nafas terakhir adalah di jalanan/ aspal. Hal ini juga sudah disinggung oleh dialog Armin.
"Hm, ide yang bagus. Tapi jujur saja aku tidak terlalu suka tinggal di kastil." Kata Armin.
"Lalu? Kau lebih suka tidur di jalanan?" Canda [Name].
Armin malah membalasnya dengan gombalan, "Tidur di jalanan juga tidak masalah asalkan bersamamu,"
(Chapter 𝟐𝟐: 𝐌𝐨𝐬𝐭 𝐖𝐚𝐧𝐭𝐞𝐝)
--------------------------------------------------
#3 Kalimat "Asalkan aku bersamamu." yang diucapkan [Name] sebelum menghembuskan nafas terakhirnya sebenarnya mengutip kalimat Armin. Di akhir hayatnya, [Name] ingat Armin pernah mengucapkan kalimat itu, itulah kenapa ia mengatakannya pada Armin di saat-saat terakhirnya.
"Mau jadi buronan pun, selama aku bersamamu, itu tidak apa-apa," ucap Armin.
[Name] menyikutnya. "Kau ini... Serius sedikit dong!"
(Chapter 𝟐𝟐: 𝐌𝐨𝐬𝐭 𝐖𝐚𝐧𝐭𝐞𝐝)
Armin malah membalasnya dengan gombalan, "Tidur di jalanan juga tidak masalah asalkan bersamamu,"
(Chapter 𝟐𝟐: 𝐌𝐨𝐬𝐭 𝐖𝐚𝐧𝐭𝐞𝐝)
[Name] jatuh berlutut di samping jasad Armin. Kemudian ia ikut berbaring tepat di sebelah Armin. Tangannya yang sangat sulit digerakkan meraih pipi suaminya itu. Ia menarik wajah Armin agar menghadap ke samping, menghadap padanya. Ia tatap mata kosong suaminya itu.
"Asalkan... aku bersamamu..." Lirihnya. Uap panas terlihat berhembus dari dalam mulutnya melawan udara yang dingin. Dan uap panas itu menandakan nafas terakhirnya sebelum menutup mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐖𝐢𝐟𝐞 𝐈𝐬 𝐀 𝐕𝐚𝐦𝐩𝐢𝐫𝐞 [𝐀𝐫𝐦𝐢𝐧 𝐗 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫]
Fanfiction18+ Aku sudah kehilangan akal karena cinta. Aku mengorbankan banyak orang demi wanita yang kucintai. Tapi, itu semua bukan salahnya. Ini semua salahku. Salahku yang tidak bisa merelakannya. Aku telah melawan takdir. Aku menariknya dari alam lain, da...