13. SIN 45°

57 10 0
                                    

13. SIN 45°

****

"Jawaban nomor sembilan bukannya 2 sin 4x cos 2x? Salah nih, ajaran sesat."

Bukan ragu tapi Jaim telak meyalahkan hasil jawaban dibuku Rachel yang perempuan itu contek dari Hani. Sementara Hani pun berjuang mati-matian mencontek dari teman yang lain.

Rachel mengendikan bahunya, tak tahu. Dan Hani langsung melempar kulit kacang kemuka Jaim karena cowok itu tidak tau diri. Sudah nyontek tapi malah banyak komentar. Menyalahkan pula.

"Syukur gue kasih contek! Tinggal salin tulis kebuku aja masih banyak cincong lo! Kalau gak mau yaudah sini gak usah liat!!" Hani merebut buku punya Rachel membuat Jaim kelimpungan. Pasalnya tugas itu sebentar lagi dikumpul.

"EH, IYA, IYAAA, bener kok Han jawabannya ini. Katarak mata gue. Hani anak pinter, baik, cantik, neomu kiyowooooo."

"Ayolah ntar lagi dikumpul. Gue blom siap," Jaim menggoyangkan tangan Hani tepat duduk disampingnya. Namun Hani mengacuhkan. "Hel, help bujuk temen lo dong?"

"Hayoooo Jaim, gue gak ikut campur. Salah sendiri," ujar Rachel ikut menyalahkan.

"Han nanti gue kasih apapun yang lo mau. Janji?" Penawaran Jaim cukup ampuh karena sekarang perempuan itu menoleh kaget padanya.

"Serius apa pun yang gue mau lo bakal kabulin?" Jaim mengangguk kuat tanpa berpikir apa yang akan diminta. Bodo amatlah, pikirnya. Nilainya sedang dipertaruhkan.

"Gue mau ginjal lo," ucap Hani mantap. Diluar nalar.

Jaim ngebug.

"Tadi kata lo apapun yang gue mau. Yaudah gue mau ginjal. Ginjal lo kan ada dua sisa satu juga masih idup kali. Gimana sih, status aja temen tapi ginjal aja gak dikasih. Pelit!"

"Nggak sekalian aja paru-paru, jantung, empedu, hati dan seluruh nafas ku serahkan kepadamu, jiakkkkkk," Jaim mengeluarkan jurus gombalnya membuat Rachel dan Hani menatap geli.

"Siapa juga mau hati lo yang terdeteksi penuh dosa itu! Apalagi nafas lo?! Dih, bau jigong!!"

"Dah, dah, balik sono ke habitat lo! Ganggu cewek gosip aja, Nih!" Tangan Hani meyodorkan buku tadi tapi dengan cara menimpuk tepat diwajah Jaim.

"Dari semalem kek. Lama amat lo ngasih. Pasti nunggu gue gombalin yaaa???" Jaim lanjut menulis sambil menggoda Hani.

"Amit-amit Jaemmmmm!" Hani tidak sudi. "Dah balik sonooooooo sebelum gue hantam lo!" Hani mendorong bahu Jaim.

"Bilangnya aja amit-amit. Dalem ati udah ambyar tuh, xixixi," Jaim terus menggodanya tidak peduli ucapan Hani yang mengusirnya tadi. "Yaudah ntar gue jajanin deh."

"Jajan album sama tiket konser," ujar Hani makin ngada-ngada membuat Jaim mendengar itu meletakan pulpennya dengan shock terkamchagia.

"Lo ngerampok gue secara tidak langsung namanya kampret!" seru Jaim. "Diem-diem nguras dompet gue, tai!"

"Ngepet aja," usul Rachel pada keduanya.

Jaim setuju. "Nah bener, gue setuju. Duitnya gak perlu dibagi dua. Gue ikhlas bantuin lo untuk jemput suami-suami Korea lo itu. Tapi, gue bagian jaga lilin lo yang nyari?"

Hani mengganguk. "Boleh. Ngerampoknya dirumah lo ya." sontak tawa Hani dan Rachel pecah bersamaan.

"Gak jadi, sumpah gak jadi! Anak setan lo emang!" ujar Jaim karena dinistakan. "Lo yang beli album rumah gue yang lo keruk setan!"

"Pokoknya jajan album. Janji itu utang," lantas Hani berdiri keluar dari kursi setelah mengumpulkan kulit kacangnya menjadi satu lalu membuangnya ke tong sampah depan kelas.

SELEBGRAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang