19. KEMBALI

32 2 0
                                    

19. KEMBALI

****

Pagi ini SMA Jaya Biru terlihat seperti hari-hari biasa. Cuaca cerah nan sejuk tampaknya sangat mendukung jadwal pembelajaran yang akan segera dilaksanakan beberapa menit ke depan. Murid-murid yang datang pagi ini menampilkan ekspresi wajah berbeda-beda. Menandakan kalau mereka ada yang semangat, biasa saja dan malas. Alias baru sampai sudah ingin pulang.

Saga, cowok itu baru tiba di parkiran sekolah dengan motornya. Saga menguap lebar membuat Gerlino yang berada disampingnya refleks menutup hidung dan mulutnya pakai tangan. "Asu! Bau banget jigong lu, Sag! Makan apa sih lu?! Makan kain lap?"

"Gak mandi lu ya?" bagaimana Gerlino tidak melayangkan tuduhan seperti itu kepada Saga? Lihat saja penampilan cowok itu, tidak jelas. Rambutnya tidak disisir. Sebatas ditata pakai tangan. Cowok itu kelihatan seperti anak tidak terurus. Gerlino pastikan semua orang juga bakal berpikiran yang sama.

Mata Saga melotot tidak terima dikatain demikian. "Sembarang lo! Gue mandi lah anjir!" Saga membela diri.

"Noh, buktinya belek lo masih ada," kata Gerlino padahal tidak benar. "Mandi pake apaan lo?"

"Pake Sabun batang, Ger! Sabun batang!" ujar Saga dengan gaya bahasa menahan marah. Gerlino mengujinya pagi-pagi begini.

Tau jika yang diucapkan Saga itu mustahil dan tidak mungkin, namun karena gaya bahasanya itu menjadi terkesan sangat lucu dan menghibur. Membuat Gerlino tertawa karenanya, "Pantes, seharusnya lo campurin Sunlight lagi Sag biar cinclong." Gerlino mengatakannya sambil tertawa.

"Proclin kali ah," balas Saga membenarkan.

"Kalau pake yang satu itu nggak perlu skincare skincare lagi mah, muka lu langsung putih bersinar like hiyung Korea," ujar Gerlino.

"Kim Jong Un namanya," sambungnya tambah ngakak.

"Anjing, anjing, Kim Jong Un gak tuh?" Saga justru ikutan ngakak bersama Gerlino. Emang orang sefrekuensi semacam ini bentuknya. Bercandanya tidak ada ujung.

Tak berselang lama dari perbincangan Gerlino dan Saga, tiba-tiba terdengar suara derum motor ninja hitam dari gerbang sekolah yang dikendarai seorang murid laki-laki berjaket hitam membungkus tubuh atletisnya dengan helm fullface yang menutupi raut wajahnya menyita fokus Gerlino dan Saga ke sumber suara. Bukan cuman keduanya, semua orang yang menyaksikan juga penasaran sampai-sampai membuka jalan untuk cowok itu lewat.

"Sapa tuh, sok paten bener dah gayanya?" Saga terus mengamati di tempat. Seketika kejadian ini bikin kantuknya hilang.

"Kerenan juga gue lah," imbuhnya dengan percaya diri membuat Gerlino mendelik lalu mengusap muka cowok itu pakai telapak tangan.

"Keren apaan lu?!" Gerlino tidak setuju. "Mandi juga kagak!"

Brum!

Brum!

Suasana heboh. Sangat heboh. Gemuruh tepuk tangan, teriakan ala-ala fangirl terdengar bersahutan dari kelas bawah sampai kelas atas. Dan semakin riuh ketika laki-laki tersebut dengan sengaja menggeber gas motornya lagi.

Tidak mau ketinggalan dengan apa yang terjadi, Janee, Chika, Ratu serta murid-murid yang berada tenang di dalam kelas ikut-ikutan merangsek ke keluar memenuhi lorong sekolah yang semakin bertambah padat dan sesak akan lautan manusia yang saling berdesakan.

"AAAAA!" Ratu disebelah Chika memekik keras, menyuarakan isi hatinya yang tak tertahan diatas sana saking terpana oleh pesona laki-laki tersebut.

"Ganteng banget ih," Ratu geregetan melihatnya. "Parah sih ini kalau sampai gue gak mutualan sama tuh cogan. Parah banget gila!"

SELEBGRAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang