15. SOMETHING
****
Pesona Wildan itu tidak pernah bosen dipandang. Seperti mutiara didasar laut. Susah didapat. Dan selalu bisa menarik perhatian sekalipun hanya diam. Wildan yang senantiasa berkelakuan baik pernah ditawari menjadi mantu salah satu guru di SMA Jaya Biru. Bercanda atau beneran, cowok itu hanya menanggapi sekenanya.
Contohnya sosok Janee. Anak donatur sekolah. Sebelas dua belas dengan Rachel. Akibat selalu dimanja membentuk karakter perempuan itu menjadi egois. Janee dari lantai atas kelasnya bersama Chika dan Ratu melihat Wildan berjalan dengan tas yang disampirkan dibahu.
"Orangnya udah hilang lho," celetuk Ratu pada Janee. Ratu sangat paham arti tatapan itu. "Kedip Janee, kedip. Keluar biji mata lo ntar."
Hal yang membuat Janee tergila-gila pada Wildan yaitu perempuan itu pernah ditolong Wildan sewaktu mobil bannya bocor dijalan. Janee sudah menelpon orang rumah namun lama sekali datang. Lama menunggu, Janee tak sengaja berpapasan dengan Wildan yang lewat. Akhirnya, cowok itu mengantar Janee pulang selagi mobilnya diperbaiki.
Mengingat itu Janee tersenyum.
"Cowok banyak kali, Janee. Anak-anak kelas kita, kelas lain berjibun ngantri buat jadi pacar lo. Gue tau dia baik. Ganteng. Pinter. Tapi, gausah ngejar-ngejar yang gak pasti deh!" Chika menimpali disamping Ratu. Ratu setuju.
"Daripada Wildan, Hema ada tuh teman sekelasnya. Urusan akhlak Wildan emang menang. Tapi, mereka sebelas dua belas lah urusan ganteng," kata Ratu.
"Kalau enggak Gerlino, Saga, Ramzi," Ratu menganjurkan."Coba lo bukan hati pasti langsung di balas. Percaya sama gue."
"Heboh lo!" Janee berseru. Tidak akan berpaling sekalipun dihasut.
Janee adalah Wildan garis keras.
"Percuma Janee, sekuat apapun lo berjuang dapetin hati Wildan kalo lo enggak termasuk tipe ceweknya, gimana? Sama aja kan," Chika emang bener.
"Feeling gue sih, tipe cewek idaman Wildan itu kayak anak sebelah. Maira. Pendiem. Sopan. Anggun. Sama-sama pinter. Jadi, balance lah," ujar Ratu membuat Janee kesal dalam hati.
"Lo berdua itu temen gue bukan sih?! Bukannya dukung gue malah banding banding gue sama si Maira!" ujar Janee, kesal sampai ubun-ubun.
"Gue sama Maira itu beda jauh! Ibarat langit sama bumi. Gue cantik dia jelek!" Janee menyombongkan diri.
"Terus, kalo Maira pinter lo apaan?" Janee di skakmat mati oleh Ratu membuat Chika tertawa.
"Ratu kalo ngomong itu gosah buka kartu bisa gak sih? Disaring dulu, beb. Kasian si Janee langsung kena mental, ege," tawa Chika tambah lebar.
"CHIKA, RATU!!!" Janee tidak terima dikata-katain mengangkat jari tengahnya pada mereka.
"Awas aja lo berdua ngata-ngatain gue lagi," ini peringatan terakhir dari Jane untuk kedua sahabatnya.
"Becanda kali, beb," Chika merangkul pundak Janee yang pundung.
"At least, lo harus kurang-kurangin ngelabrak adek kelas, Janee. Kalo enggak ya... enggak ada harapan. Mundur deh saran gue, say goodbye," Ratu bukan tidak mau mendukung cuman kali ini target sangat susah.
"Mundur?" Janee mendecih. "Kata mundur gak ada dalam kamus hidup gue. Pantang bagi gue buat mundur apalagi lawan gue modelan cewek menye-menye kayak Maira."
"Dan lo berdua harus tau, gue kemarin habis ngelabrak si Maira Maira itu di toilet," Chika dan Ratu tercengang mendengarnya. Mereka menatap Janee bersamaan. Tampak Janee tidak main-main dengan ucapannya barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELEBGRAM
Teen FictionRachel Bulan Delima. Selebgram hits. Cantik, populer dan bergelimang harta membuatnya menjadi remaja yang sangat diidamkan. Namun semua telah sirna. Kehidupannya berubah drastis disaat perusahaan sang Papa mengalami kebangkrutan. Semua kekayaan yang...