Pria berkemeja biru muda itu kini melangkah memasuki toko es krim dan mendekat ke arah etalase sambil memperhatikan seorang gadis berambut coklat panjang dengan gaya kuncir kudanya tengah menunduk memeluk kedua kakinya sambil terduduk di atas lantai.
"Permisi, satu cone es krim coklat dengan topping choco cip." ucapnya yang berhasil membuat gadis itu beringsut berdiri disertai senyumannya dan menjatuhkan rahang dengan kedua mata terbuka ketika menemukan seorang pria tampan kini berada di hadapannya.
"Edgar?"
"Roddie sayang, bukankah sudah waktunya untuk pulang?" tanyanya tersenyum sambil memperhatikan gadis cantik tersebut yang kini melangkah keluar dari balik etalase lalu bergerak mendekat untuk memeluk singkat tubuh prianya.
"Kau sudah pulang? Apa pasienmu tidak banyak?" tanyanya tersenyum seraya melangkah mundur dengan wajah lelahnya yang kini telah berganti dengan wajah semringah melihat kehadiran suaminya.
"Hari ini hanya beberapa. Apa Rachel belum datang?"
"Belum, aku masih menunggunya untuk mengganti jam kerjaku. Duduklah sebentar, aku akan mencoba menghubunginya." ucap gadis tersebut menuntun pria bernama Edgar agar terduduk di atas kursi pengunjung.
Baru saja berbalik gadis itu tersenyum lebar ketika menemukan seorang gadis berambut pirang kini melangkah masuk ke dalam toko dengan ransel yang menyampir di kedua bahunya.
"Rachel, syukurlah kau datang cepat."
"Oh, suamimu sudah menjemput ternyata." ucap gadis tersebut terkekeh pelan seraya meletakkan ransel miliknya di atas meja pengunjung dan menoleh pada Roddella yang kini melepaskan celemek dari tubuhnya.
"Ya, kami akan segera pulang." ucap Roddie seraya memberikan celemek pada Rachel yang kini segera mengenakannya dan memperhatikan gadis cantik tersebut yang kini mengambil ransel miliknya dari balik etalase.
"Berhati-hatilah, semoga pengunjung ramai malam ini."
"Tentu saja, agar kita bisa naik gaji." balas Roddie terkekeh pelan seraya menyampirkan ransel pada salah satu bahunya dan melangkah mendekat pada Edgar yang kini beringsut berdiri dari kursinya.
"Semoga saja, sampai jumpa kawan."
"Sampai jumpa, Rachel. Kami duluan." ucap Edgar tersenyum seraya merangkul lembut pinggul istrinya dan melangkah keluar dari dalam toko untuk segera masuk ke dalam mobil.
Sampai di dalam mobil Edgar segera menghidupkan penghangat mobil merasakan hawa dingin akibat turunnya salju pada musim dingin yang melanda kota Berlin dan dia lantas segera menyalakan mesin mobil lalu mengendarainya meninggalkan kawasan toko.
Rodella menggosok kedua tangannya yang terasa dingin dan menoleh pada Edgar yang kini menoleh sebentar disertai senyuman manisnya. Jangan lupakan dengan rambut ikal yang sedikit berantakan juga kedua lubang di kedua pipinya sungguh mampu membuat gadis itu merasa sangat terpana.
"Apa kau ingin membeli makan malam?"
"Tidak, masih ada bahan mentah di dapur. Kupikir kita harus segera pulang sebelum badai tiba." ucap Rodella yang dibalas anggukan oleh Edgar yang segera menaikkan kecepatan mobilnya agar dapat segera sampai di rumah.
Semakin malam cuaca kota Orlando benar-benar tak mendukung untuk pergi keluar. Ditambah turunnya salju membuat Rodella benar-benar merasa sangat membeku ketika masih berada di luar rumah. Bahkan penghangat mobil rupanya tak cukup untuk menghangatkan tubuh dinginnya
Sampai di rumah Rodella segera membersihkan tubuh dengan air hangat dan mengenakan pakaian yang cukup tebal agar ia dapat tetap bertahan berada di luar kamar hanya untuk menyiapkan makan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSANE [H.S]
Mystery / ThrillerRodella Morris, gadis cantik dengan kehidupan sederhananya rupanya mampu membuat sosok Edgar yang bekerja sebagai seorang dokter terkesan akan keramahannya. Siapa sangka jika pertemuan singkat itu justru membuat Edgar tak lagi berpikir dan segera me...