"Kematian Katty yang merupakan seorang dokter muda yang cukup dikenal di kawasan kota dikabarkan telah meninggal dunia akibat kecelakaan mobil yang terbakar di dalam jurang."
Sosok wanita paruh baya yang terduduk di balik etalase terdiam mendengarkan siaran berita dengan begitu fokus dan ia menoleh ketika mendengar suara deheman pelan yang berhasil mengalihkan pandangannya.
"Helo, bibi Mila."
"Richard, lama tak berjumpa. Pesanan seperti biasa?" tanya wanita itu tersenyum seraya beringsut berdiri ketika mendapatkan anggukan dari pria tersebut. Lantas salah satu tangannya bergerak mengambil wadah kecil berwarna putih dari dalam etalase.
"Aku baru kembali dari New York, omong-omong ke mana dua gadis cantik itu?"
"Rachel dan Rodella? Hari ini mereka izin tidak masuk untuk menghadiri pemakaman dokter Katty, apa kau sudah mendengar beritanya?" tanyanya mulai memasukkan es krim vanila beserta topping pilihan pelanggannya.
"Oh ya, aku mendengar kematian dokter muda itu. Malang sekali... Tapi, apa dua gadis itu mengenal dokter Katty?"
"Dokter Katty adalah teman kerja suami mereka, Richard. Kupikir kau tidak akan menyukai dua gadis yang telah bersuami." ucapnya terkekeh pelan dan meletakkan wadah es krim di atas etalase seraya menerima kartu debit dari pria muda tersebut yang terkekeh sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Kupikir... Mereka belum bersuami. Tapi gadis berambut coklat itu sangat cantik dan begitu ramah. Tak heran memiliki suami seorang dokter." komentarnya yang berhasil membuat Mila menoleh disertai senyuman yang sulit diartikan lalu mengangguk.
"Rodella memang sangat cantik dan memikat. Terimakasih telah berkunjung, Richard."
"Tentu bibi Mila, sampai jumpa." ucapnya tersenyum seraya menerima kartu debit lalu meraih wadah es krim miliknya sebelum melangkah pergi meninggalkan toko yang lumayan sepi tersebut.
Meninggalkan sosok Mila yang kini terduduk di atas kursi dan menghela napas lelah ketika berita kematian Katty masih disiarkan dalam berita harian di televisi. Tak heran, wanita itu telah menjadi bagian dari keluarga kalangan atas.
"Ohh Rodella..." gumamnya terdengar begitu lirih dan menoleh pada bingkai foto di atas kabinet yang berisi dirinya bersama Rachel juga Rodella tengah tersenyum ke arah kamera. Jelas tidak ada kejanggalan apapun di wajah cantik mereka.
***
Suara tangisan terdengar dari pihak keluarga angkat Katty dan selama upacara berlangsung sedari tadi sosok Paul selaku kakak ipar sang korban tak hentinya memperhatikan Rodella yang berdiri di samping Edgar, suaminya.
Tak ada kejanggalan apapun dari wajahnya dan Paul yang bernotabe sebagai polisi tentu merasa penasaran sekaligus masih harus menyelidiki kasus kematian adik iparnya. Pasalnya kecelakaan yang di alami Katty merupakan kecelakaan paling aneh menurutnya.
"Aku tidak menyangka jika Katty akan meninggal, padahal kemarin dia baru saja di teror. Apa kau pikir kematiannya cukup janggal?" Edgar bertanya dengan nada berbisik pada Rodella yang kini menoleh dengan wajah bingungnya yang dibuat-buat.
"Mengapa terlihat begitu sedih? Bukankah Katty hanya temanmu? Lagipula siapa yang tahu kematian, Edgar? Semua orang bisa mati kapanpun dan dimanapun."
"Ah ya, kau benar juga." balas pria itu berisik pelan seraya tersenyum tipis dan menoleh pada makam Katty yang telah selesai di lakukan. Membuat beberapa orang kini satu-persatu mulai pergi meninggalkan kawasan pemakaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSANE [H.S]
Mistério / SuspenseRodella Morris, gadis cantik dengan kehidupan sederhananya rupanya mampu membuat sosok Edgar yang bekerja sebagai seorang dokter terkesan akan keramahannya. Siapa sangka jika pertemuan singkat itu justru membuat Edgar tak lagi berpikir dan segera me...