26 jam sebelum pemakaman
"Kembali memberontak Rodella, akan kubiarkan kau melompat. Ingat, ini kesempatan terakhirmu."
Mendengar perkataan Philips gadis tersebut dengan cepat memberontak lalu melompat ke dalam jurang. Mengabaikan pekikan kaget dari semua orang termasuk teriakan keras Edgar yang masih dapat Rodella dengar meski tubuhnya masih berguling kencang hingga akhirnya terjatuh di dalam rerumputan liar.
Gadis itu mengerjap merasakan seperti berada di alam mimpi ketika hanya dapat melihat cerahnya langit di atasnya. Namun semuanya langsung membuyar ketika Rodella merasakan tarikan pada kedua lengannya dan mengernyit bingung ketika sosok gadis pirang menyeretnya mendekati semak-semak.
"Kau tak apa?" tanyanya berbisik pelan seraya menyandarkan tubuh Rodella pada pohon lalu mengecek keadaan perut gadis tersebut yang ia lihat setelah menyingkap Hoddie hitam yang membaluti tubuhnya.
"Rachel?"
"Shh, jangan menyuruhku untuk menjelaskan." balas gadis tersebut sebelum menumpahkan cairan merah kental yang nyaris mirip seperti darah pada bagian perut beserta lengannya.
Paul, Edgar juga Philips tak lama datang dan langsung terdiam setelah menemukan tubuh Rodella yang tergeletak di atas rerumputan liar dengan keadaan berlumuran darah.
Hal tersebut membuat sosok Edgar berteriak dan langsung bersimpuh di atas tanah dengan wajah tak percayanya lalu segera menarik tubuh gadis tersebut ke dalam pelukan eratnya.
"Rodella.."
Dalam keadaan genting tersebut para polisi lain masih sibuk berjaga di kawasan kabin dan langsung menoleh ketika melihat Edgar melangkah lebar mendekati mobil dengan menggendong tubuh berlumuran darah milik Roddie.
Membuat orang-orang terlihat cukup kaget dan hanya mampu terdiam membiarkan Paul bersama Philips melangkah cepat untuk menyusul sosok Edgar. Mereka bahkan langsung melesat pergi meninggalkan kawasan kabin.
Semuanya terkejut setelah dokter mengatakan jika keadaan kritis Rodella justru membuat mereka tak berhasil melakukan penyelamatan. Akhirnya pihak polisi memutuskan untuk menutup kasus tersebut dan langsung menyampaikan berita pemakaman Roddie yang di siarkan di televisi.
Tepatnya sebuah peti kosong yang di kubur di dalam tanah yang menjadi sebuah alasan Edgar sama sekali tak menjatuhkan tangisan namun tetap menunjukkan raut wajah putus asa seolah baru saja kehilangan seseorang yang begitu dirinya cintai.
Membuat semua orang mempercayai sebuah kebohongan besar tersebut dan tak mengetahui jika kini sosok Rodella melangkah memasuki sebuah bangunan rumah asing yang tempatnya cukup jauh dari pusat kota.
Sebuah bangunan yang berada tepat di dekat bukit dengan jalanan kawasan hutan asri yang harus dilalui hanya untuk sampai di sana. Namun semuanya membuahkan hasil ketika Rodella tersenyum sambil menikmati suasana damai dari balik jendela rumah.
"Roddie?" panggil Philips menepuk pelan bahu gadis tersebut yang langsung berbalik lalu mendongak menatap adik iparnya. Menyadari jika pria itu sama tingginya dengan sosok Edgar.
"Philips, aku minta maaf soal malam itu ketika aku menembak---"
"Hei, tak apa. Aku paham akan keadaanmu saat itu." potong pria tersebut yang berhasil membuat Rodella tersenyum miris seraya menunduk merasakan rasa penyesalan setelah mendapatkan sebuah bantuan besar dari adik iparnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSANE [H.S]
Mystery / ThrillerRodella Morris, gadis cantik dengan kehidupan sederhananya rupanya mampu membuat sosok Edgar yang bekerja sebagai seorang dokter terkesan akan keramahannya. Siapa sangka jika pertemuan singkat itu justru membuat Edgar tak lagi berpikir dan segera me...