⚠️WARNING!⚠️
⛔BERISI ADEGAN KEKERASAN DAN PEMBUNUHAN, JIKA MERASA TIDAK INGIN MEMBACA SILAKAN DI SKIP⛔***
Rachel menghembuskan napas kasar setelah mengobati luka tembak pada betis Philips yang kini masih termenung memandang lantai dengan bahu naik turun. Menandakan jika napasnya bekerja tak beraturan saat ini.
"Berhenti mencari tahu, nyawamu dalam bahaya jika Roddie langsung menghabisimu tadi." ucapnya setelah mendengar penjelasan yang keluar dari mulut Philips selaku suaminya.
"Berapa lama?" tanya pria itu yang berhasil membuat Rachel mengernyit bingung mendengar. Pasalnya ia bahkan sedang membicarakan sosok Rodella yang menyerang suaminya.
"Apanya?"
"Kau membantu Rodella dan berapa banyak korban? Kita tak bisa terus diam sayang, Edgar harus tahu dan kita harus bisa menghentikan Rodella bagaimana pun caranya." ucapnya menekan bahu Rachel cukup kuat yang mana hal itu dibalas putaran bola mata dari gadis itu.
"Aku sudah mengatakan untuk tidak ikut campur, Philips. Tidakakah kau mengerti bahasa manusia? Nyawa kita akan terancam jika kau berani melapor pada polisi ataupun Edgar." ucap gadis itu yang berhasil membuat Philips menghembuskan napas lelah.
"Kau juga pernah membunuh?"
"Apa? Tidak! Maksudku, aku hanya membantu dan selebihnya Roddie yang melakukan. Aku tidak sekejam itu dan... Mungkin hanya satu. Dia mantanmu, tak heran jika dia sempat menghilang." ucapnya begitu jujur yang mana hal itu berhasil membuat Philips terbelalak kaget.
"Mantanku?"
"Ya, aku cemburu ketika kau mengajaknya makan siang bersama. Dia... Elisa, kau masih ingat?"
"Oh Tuhan!" pekiknya begitu terkejut lalu menarik tubuh Rachel ke dalam pelukan eratnya dan terdiam memikirkan segala hal serius yang kini berputar gila di dalam otaknya.
"Berjanjilah untuk tidak melakukannya lagi."
"Aku janji Philips, bahkan sampai sekarang aku sudah berhenti." ucap Rachel yang dibalas anggukan oleh pria tersebut yang kini memejamkan mata seraya membubuhkan kecupan pada pelipisan istrinya.
***
Dengan wajah lebam juga darah yang mengucur di bagian pahanya kini Katty menangis pilu di balik kain yang menutup mulut juga tali yang mengikat kuat tubuhnya yang dipaksa duduk di atas sebuah kursi kayu di dalam sebuah kabin sederhana dalam hutan.
"Mhh..."
"Berhentilah berbicara, bukankah ini yang kau inginkan? Terima semua balasan yang telah kau perbuat." ucap Rodella terduduk santai di atas sofa sambil menyesap sebatang rokok yang terselip di antara bibirnya.
Melihat darah yang mengucur semakin deras dari pahanya membuat Katty berteriak ngilu ingin dilepaskan, namun sayangnya Rodella sama sekali tak peduli dan sedari tadi hanya memandangnya dengan tatapan puas.
"Mhhh."
"Tutup mulut sialanmu." ucap Rodella beringsut berdiri lalu menempelkan ujung rokok yang menyala pada kulit kening Katty hingga wanita itu menjerit samar dari balik kain yang menutupi mulutnya. "Shh, ini tidak seberapa dengan semua perbuatan hinamu bersama Edgar." lanjutnya kembali memberikan luka bakar pada wajah wanita tersebut.
Mendengar suara deruan mobil menghentikan kegiatan Rodella yang kini menghembuskan napas kasar lalu menjatuhkan rokok yang langsung ia gesek menggunakan ujung sepatunya. Melihat Itu Katty dapat menghembuskan napas lega meski dengan rasa sakit juga air mata yang mengalir deras dari kedua matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
INSANE [H.S]
Mistério / SuspenseRodella Morris, gadis cantik dengan kehidupan sederhananya rupanya mampu membuat sosok Edgar yang bekerja sebagai seorang dokter terkesan akan keramahannya. Siapa sangka jika pertemuan singkat itu justru membuat Edgar tak lagi berpikir dan segera me...