Bab 5

1.6K 167 1
                                    

Tio melaksanakan hukum memutari lapangan 10 kali sambil mengutuk guru sialan itu.

‘Saya doain ditinggal istrinya biar tau rasa’

‘guru sialan saya tembak baru tau rasa’

‘guru sialan saya tendang kemaluannya tau rasa’

“Huh...” Tin mendengus kesal sambil mengacak acak rambutnya frusrasi.

“Harga diri saya sebagai jendral merasa di injak-injak” keluh Tio.

Peluh keringat membasahi seragam Tio kacamata yang ia pakai sudah dibuang kesembarang arah karena merasa risih kalau berlari menggunakan kacamata.

Kebetulan selesai putaran terakhir semua murid murid keluar dari kelasnya untuk menuju kekantin. Karena merasa lapar Tio langusung mengikuti murid murid itu untuk kekantin, ia tidak tau kantinnya ada dimana alhasil cuman mengikuti arah mereka berjalan.

Sesampainya dikantin Tio mengedarkan pandangannya untuk memperhatikan seisi kantin.

“Lumayan bagus dari barak militer.” Guman Tio.

Ya..yalah kan sekolah adiwiyata. –author

Apasih tidak nyambung anda. –Tio

Abaikan kawan kawan author memang selalu tidak jelas :( (author merasa tidak dihargai)

Tio langsung  menuju salah satu ibu-ibuk yang  menjual makanan.

“ Ehm, bu. Saya mau pesen nasi goreng dan es tehnya satu.” Ucap Tio.

“ Iya, mas. Tunggu sebentar.” Ucap ibu itu.

Tio menunggu makananya dibuatkan oleh ibu itu.

“Ini mas. Totalnya 15 ribu.” Ucap ibu itu.
Tio langsung mengambil uang yang ada disaku celananya,

“Ini, bu. Uangnya.” Tio menyodirkan uang berwarna biru ke ibu itu.

Ibu itu mengambil uangnya dan Tio juga mengambil makanannya iapun langsung berjalan menuju bangku kosong. Tapi baru satu langka mau berjalan Tio dipanggil oleh ibu itu.

“Mas, ini uangnya kelebihan.” Ucap ibu itu.

“ Kembaliannya buat ibu aja.” Ucap Tio.

“Ih.. masnya baik banget sih. Atuh masnya jangan panggil saya ibu, saya itu masih muda jadi panggil neng Jum aja.” Ucap neng Jum sambil mengedipkan satu matanya.

Tio hanya menaikkan satu alisnya dan menatap sekilas neng Jum padahal kalok dilihat ia seumuran dengan mamanya. Tio tidak mau mengambil pusing hanya mengaggukkan kepalanya dan langsung berjalan menuju meja kosong.

Tio duduk dan memakan hidangannya dengan hikmat tanpa memedulikan teriakan histeris yang membuat bising kantin.

Wah itu kak Aldi

Kak Aldi ganteng banget

Kak Aldi aku padamu

Wah itu temennya Kak Aldi ganteng banget

Kak Aldi love you

Tio yang mendengarkan teriakan mereka bergidik ngeri pasalnya ia dulu juga pernah menjadi perempuan tapi tidak seperti itu.

“Menjijikkan.” Guman Tio.

Tio melanjutkan makannya dengan hikmat karena menurutnya makan itu kewajiban dan tidak bisa ditunda.

Brak!!

Gebrakan meja membuat Tio tersentak dan tersedak makannaya.

“Uhuk...Uhuk...” Tio mencoba mengambil minumannya tapi ada yang  mengambilnya dan menuangkannya keatas kepala Tio.

Byur

Tio langsung berdiri dan berlari munuju kedai neng Jum. Ia tidak memedulikan wajah dan rambutnya yang basah.

“Uhuk..air..uhuk.” keluh Tio sambil memukul dadanya agar makanan yang tersangkut ditenggorokannya bisa turun ke perut.

Neng Jum seakan paham apa yan dialami Tio langsung mengambilkan minum dan memberikannya kepada Tio.

Tio langsung merebut air dari neng Jum dan meminumnya hingga habis.

Glek
Glek

“Hah..Saya masih selamat.” Lega Tio mengusap dadanya.

Siapa?.” Teriak Tio dengan nada dingin.

Semua yang mendengar teriakan Tio langsung dibuat bungkam karena baru pertama kali mereka mendengar teriakan seorang Antonio si cowok nerd yang selalu diam kalau lagi dibully.

Tio menatapa tempat yang didudukinya tadi dan ia melihat seklompok pria. Seklompok pria itu juga sedang menatap Tio dengan pandangan datar dan ada yang memandangnya jijik.

Tio mengernyitkan dahinya kenapa mereka menatapnya seperti itu, apakah dia berbuat salah pada mereka. Karena Tio berusaha untuk tidak menimbulkan masalah ia lebih memilih untuk berjalan keluar dari kantin.

Tapi pada saat berjalan dan membalikkan badannya kepala bagian belakangnya terasa dilempar benda padat.

Puk

Tio memegang belankang kepalanya yang terasa nyeri sambil membalikkan kepalanya guna melihat siapa yang berani melemparinya. Tio sebenarnya merasa sangat lelah hari ini pasalnya baru pertama kali masuk dan bersekolah didunia novel ini ada aja maslahnya.

Tio membalikkan badannya memandang tajam seklompok pria yang sedang menahan tawa mereka. Tio sudah tau kalau itu mereka pelakunya, tanpa pikir panjang ia langsung berlari menuju seklompok pria dan memukuli mereka satu persatu dengan brutal.

BUGH

BUGH

BUGH

BUGH

Tio juga dipukuli balik.

BUGH

BUGH

Suasana kantin langsung gaduh seketika karena perkelahian Tio dengan seklompok pria itu.

“Kalian memancing emosi saya.” Ucap Tio memukul laki-laki yang ia lihat tadi sedang menahan tawanya.

“Kalian.” Ucap Tio sekali lagi.

Tangan Tio hampir melayangkan sekali lagi pukulanya terhenti setelah mendengar teriakan dari arah pintu kantin.

“ KALIAN BERHENTI SEKARANG!!!” Teriak seorang guru.

“KALIAN IKUT SAYA SEKARANG” Teriak guru itu.

Tio dan seklompok pria itu masih diam sambil menatap tajam penuh permusuhuhan.

“KENAPA KALIAN MASIH DIAM, IKUT SAYA SEKARANG JUGA” Teriak guru itu sekali lagi.

Alhasil Tio dan mereka mengikuti guru itu. Tio hanya menghela nafas berat sekali lagi ia merasa pusing ada aja masalahnya, pasti tidak lama lagi mamanya akan mengetahui perbuatannya dan membuatnya kecewa.

“Awas aja lo, CUPU.” Ucap salah satu mereka dengan menekan kata cupu.

Tio tidak memerdulikan cowok itu hanya memandang sekilas kerah dada pria itu. Dapat Tio lihat dinama tagnya tertera Andre Lesmana.

Tio langsung memandang lurus dan berjalan mendahului seklompok pria bajingan yang mengganggu moodnya.

AntonioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang