Berjajar snack dan makanan instan dirak dengan rapi.
Tio berada di supermarket karena merasa bosan di rumahnya. Sempat mamanya tadi tidak mengijinkanN ya kalian tau apa terjadi tadi pagi. Mamanya ceramah setengah harian penuh tidak boleh inilah tidak boleh itulah mmanya sangat cerewet sekali tapi tidak apa ia malah senang itu tandanya mamanya sangat mengkhawatirkannya.
Mendorong troli menyusuri berbagai macam snack, trolinya masih kosong belum ada yang membuatnya tertarik. Berjalan meneliti berbagai snack.
Hah! Akhirnya ia menemukannya snack kesukaannya. Mendorong troli menuju rak snack
kesukaannya dengan mood yanh bagus memasukkan semua cemilannya ketrolinya. Ia masih tidak menyangka cemilan kesukaannya ada didunia novel.Ia harus berterima kasih kepada si penulis novel ini. Jadinyakan ia tidak akan merasa bosan lagi kalau ia tidak ada kegiatan ia bisa nyemil.
Tio harus menghibur dirinya sendiri sebelum mengurus kantor sialan itu. Memang ia belum memberitahu mamanya tentang keinginannya ini ia masih belum bisa berbicara setelah mamanya menasehatinya tadi siang. Ia akan membicarakannya sehabis pulang dari sini. Demi mamanya tetap dirumah apa saja akan ia lakukan.
Trolinya penuh cemilan kesukaanya ia mendorong menuju kasir.
“Masnya, tunggu dulu. Biar saya scan.” Ucap mbak kasir.
Tio hanya menganggukkan kepala.
“Ini totalnya 300 ratus ribu mas.” Ucap mbak kasir.
Tio mengeluarkan dompet beh isinya kagak ada uang cash cumak berjajar berbagai kartu dengan nama bank berbeda beda. Sultan mah beda yak nggak kayak author dompetnya cumak ada uang gopek tinggal satu doank.
Tio menyerahkan satu kartunya berwarna hitam kebetulan warnya hitam semua. Author insecure guys.
Mbak kasir yang menerima kartu itu gemeteran ia tidak pernah memegang hal seperti ini. Pelanggang didepannya ini pasti bukan orang biasa.
“Ini mas belanjaannya.” Kata mbaknya menyerahkan kantong belanjaan Tio dengan bergetar.
Tio menatap heran kepada mbak kasir kenapa kelihatanya dia gemetaran padahal Tio tidak bepenampilan aneh masih sama seperti biasanya memakai kacamata bulatnya.
Tio tidak mau ambil pusing mungkin mbaknya lagi nahan buang air kecil mungkin ya.
Berjalan keluar dari supermarket menuju mobilnya. Memasukan kantong belanjaanya dibagasi. Menyalakan mobil keluar dari kaaan supermarket.
Tio mau kemana lagi ya ia bingung.
Tiba-tiba perutnya bebunyi itu menandakan kalau dia butuh asupan.
Tio menyetir melihat diujung jalan terdapat cafe ia menepikan mobilnya dan berjalan keluar untuk masuk kedalam cafe.Tio duduk menunggu waiters mendekatinya.
“Mas, mau pesen apa?.” Kata waiters menyerahkan daftar makanan ke Tio.
“hot choco and steak satu.” Tio pecinta makanan melihat lihat menu dengan berbagai makanan menggugah seleranya bingung harus memilih yang mana jadi ia memutuskan memesan itu saja.
“Baik, hot choco and steak. Ditunggu sebentar.” Ucap waiters.
Duk
Tio yang bermain ponselnya terhenti karena merasakan sesuatu mengenai bagian belakangnya.
Tio berdiri dan membelokkan kepalanya siapa yang berani menganggunya.Sorang wanita muda menggunakan pakeakan ketat menunduk membersihkan kakinya kelihatanya ia habis terjatuh.
Tio hanya memperhatikanya sampai ia melihat sesuatu yang seharusnya dia tidak lihat.“Shit.” Umpatny.
Mengalihkan pandangannya dari belahan dada yang terlihat dari atas waktu wanita itu mununduk. Ada hal aneh yang menjalar pada tubuhnya, tenggorokannya terasa kering sekali bagian bawahnya berdiri seketika.
Tio tidak bodoh dengan reaksi yang terjadi pada tubuhnya ini, insting laki lakinya menginginkan hal itu.
Tio harus melupakan dan menekan hasratnya ini. Tapi tidak bisa alahasil Tio melukai tangannya sendiri dengan menggenggam ponsel erat kacanya menacap ditangan Tio.
Darah mengalir disela sela jarinya. Bagus hasrat bejatnya sudah mulai sedikit hilang. Tio menghela nafas lega ia kembali menatap wanita itu dengan tajam.
“Maksut anda apa nyonya, menubruk saya dari belakang.” Ucap Tio dengan nada dingin.
Hell! Wanita itu seketika mendelik, wajahnya merah menahan amarah. Enak saja ia ini cantik dan sekate kate cowok didepannya ini mengatainya memanggilnya nyonya. Apa ia kelihatan setua itu mungkin cowok didepannya ini otaknya lagi konslet. Tidak bisa membedakan mana yang cantik.
“ Apa anda bilang tadi? Nyonya?.” Ucap wanita itu megebu gebu karena tersulut amarahnya.
“Hm, benar.” Tio tidak merasa bersalah dengan apa yang diucapkannya.
Coba diperhatikan pakaian pendek sepaha bagian atas terekspos. Bagian lehernya mulus kulitnya pasti sangat lembut ia ingin sekali menyentuhnya. Shit !! apa yang ada dipikirannya sadar Tio kamu itu perempuan maksutya jiwanya.
Tio berusaha mengenyahkan pikiranya. Ia langsung melepas hoodienya dan melemparkan ke wanita itu.
Hap
Wanita itu bingung menangkapnya.
“Buat apaan in-
Ucapan wanita itu terpotong.
“Pakai.” Perintah Tio dengan tegas.
“Gw kagak mau.” Tolak wanita itu.
Tio menggeram marah apa wanita itu tidak tau bahwa ia berusaha menahan hasrarnya ini.
“PAKAI.” Teriak Tio menatap tajam ke wanita itu.
Wanita itu terdiam seketika kenapa pria didepan ini seenaknya memerintahnya. Huh.. meneyebalkan tapi ia tetap memakainya.
Tio yang melihat wanita itu memakai hoodienya bernafas lega.
“Puas lo.” Ketus wanita itu.
“Good girl.” Ucap Tio tangannya mengelus rambut wanita itu.
Wanita itu mendongak menatap pria aneh didepannya ini. Dia tidak terima rambutnya dielus seperti ini. Ia menyentak tangan Tio.
“ Lo kenapa pegang rambut gw?.” Tanya gadis itu.
Tio juga tidak tau apa yang ia lakukannya ini.
“Sory.” Sesal Tio.
“Huh.. dasar cowok aneh.” Ucap wanita itu dan berlenggang pergi menjahui Tio.
Tio yang sudah tidak mood lagi untuk makan pergi meninggalkan cafe itu, tenang saja ia sudah menaruh kartunya disana. Biarlah lagian uangnya tidak akan habis hanya karna satu kartu saja.
Tio mengendarai moblnya menjauh dari cafe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antonio
Teen FictionMencerita seorang jendral wanita berusia 20 tahun, bertransmigrasi sebuah novel romansa berjudul 'you are mine'. Dan tidak ia sangka malah memasuki tubuh remaja laki-laki cupu yang hanya tokoh figuran. "shit, kenapa harus cowok" -umpatnya.