Bab 12

1K 141 19
                                    


  “Antonio G. Frans. “ Ucap Zura sambil melihat name tag seragam Tio.

Tio yang merasa dipanggil seketika berhenti dan menatap Zura.

“Hm.” Singkat Tio.

“ oh, itu nama lo. Nama lu keknya gak asing deh.”

“ Hm.” Tio  malas menanggapi ucapan Zura  yang tidak bermutu dan memilih, melanjutkan langkahnya.

“Lu, itu bisa nggak sih jangan hm, hm doank.” Gerutu Zura  mulai kesal dengan sikap Tio.

Drrt
Drrt

Ponsel Zura  berbunyi.

“Halo mang.” Ucap Zura.

‘ Non, maaf saya tidak bisa menjemput.”

“ Kenapa, mang ?”

‘Ban mobilnya meletus ditengah jalan, dan ini saya masih dibengkel.’

“ Kok, gitu mang. Terus Zura  pulang sama siapa ? “

‘Maaf, non. Mang Adeh masih dibengkel.’

“Yaudah, mang. Zura tidak papa pulang sendiri.” Ucap Zura dengan pasrah.

Zura  bingung bagaimana ia bisa pulang, ini juga sudah mulai sore pasti angkutan sudah tidak ada yang lewat. Pasti kalian berfikir kenapa Zura tidak memesan taksi maka jawabanya ia mau merakyat.

Walaupun Zura  dari keluarga kaya dan terpandang ia masih ingin merasakan fasilitas yang tersedia.

Zura  seketika memfokuskan pandangannya ke Tio, ia mendapatkan ide agar bisa pulang.

Zura  mencekal tangan Tio dari samping. Tio hanya berhenti tanpa menoleh ke Zura.

“ Tio.” Rengek Zura  mengayunkan tangan Tio.

Tio masih diam dan menatap kedepan.

Zara  tidak menyerah ia memanggil nama Tio berkali-kali.
Tapi Tio hanya diam.

Tio terlalu malas untuk menanggapi karena ia harus segera menuju Toilet untuk menyelesaikan hukuman secepatnya. Zura  mulai kesal karena tidak medapat respon dari Tio.

Zura  memegang bahu Tio dan membalikkan badan Tio untuk menghadap padanya.

“ Tio, gw pulang bareng lu ya.” Pinta Zura dan menampilkan ekspresi seimut mungkin.

Sedangkan Tio dalam keadaan syok pasalnya dia dibalik paksa oleh Zura. Dan kalian harus tau pada saat Zura  memegang bahunya darahnya berdesir dan ada rasa aneh yang menjalar pada tubuhnya.

Tio masih syok.

Zura  yang melihat yang meliha Tio menatapnya dengan pandangan kosong. Zura  langsung mengerutkan keningnya. Kenapa si cowok kulkas ini, apa dia lagi kesambet.

Zura  melambaikan tangannya ke wajah Tio dan memanggil nama Tio.

“ Tio.” 

“ Tio.”

“ Tio.”

Sudah tiga kali mencoba memanggil Tio tapi tidak mendapatkan respon juga.

Ok, Zura. Tarik napas dalam-dalam lalu tahan.

1

2

3

“ANTONIO.” Teriak Zura.

Dan yang tidak diduga oleh Zura sama sekali. Si cowok kulkas ini masih aja bengong. Zura  berfikir apa teriaknnya itu  masih kurang kencang tapi ia rasa sudah kencang sekali malahan.

AntonioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang