Tenangkan pikiranmu Tio jangan sampai tehasut dengan pikiran kotormu sendiri. Jadinya Tio hanya bersandar pada pundak Zura.
Tio menghela napas sejenak.
"Cath, jangan melakukan sesuatu yang aneh." Ucap Tio sambil berjalan meninggalkan Zura.
Sedangkan Zura masih syok dengan yang dilakukan Tio padaya.
Zura memegang jantungnya.
" Kayaknya jantung gw gak aman ini."
Tio harus bisa menyesuaiakan lagi dengan tubuh barunya. Hal ini sangat membuatnya frustasi tapi hasratnya itu muncul hanya pada saat didekat Zura.
Tio menuju ke toilet pria terlebih dulu.
Menaruh tasnya di tempat pencuci tangan. Menyingsing lengan bajunya Tio segera mengambil sapu dan alat pel.
Tio kamu harus semangat, selesai hukuman ini agar bisa pulang dan tidur.
Dari tadi Zura hanya melihat Tio membersihkan toilet. Niatnya mau membantu tapi apa si Tio mau. Tapi kasihan juga sih, memangnya salah apa sih sampai dihukum memebersihkan toilet.
Hem daripada cuman nonton orang lagi susah lebih baik nolongin. Zura langsung mengambil alat pel yang tergeletak disudut toilet.
Tio yang melihat Zura membantunya cukup terkejut. Bukanya Zura dalam novel terkenal dengan sikap arogan dan manja, jadi mustahil untuk membantunya. Tapi ini yang Tio lihat tidak sesuai dengan sifat Zura yang tertera didalam novel.
Ok mungkin ia harus tidak terlalu bergantung dengan yang ada di novel.
Zura yang merasa diperhatikan, langsung menatap Tio.
" Kenapa lo, ngeliatin gw sampe segitunya." Tanya Zura.
"Tidak ada, hanya saja kenapa kamu membantu saya. Lebih baik kamu pulang karena ini akan segera sore." Ucap Tio.
" Lo, ngehawatirin gw." Tanya Zura.
" Terlalu percaya diri, lebih baik kamu pulang."
"Lo, nggak ada terima kasih. Udah dibantuin juga."
" Saya, tidak meminta kamu membantu saya."
" Lo, lama-lama ngeselin sih."
" Terserah."
" Lo, harsu tau gw ngebantuin elo karena ge kasian. Dan juga gw juga ada maksut supaya lo, mau anterin gw pulang." Jelas Zura.
Tio yang mendengarkan ucapan Zura. mengangkat alisnya.
"Kenapa harus saya yang mengantarkan kamu pulang."
"Karena mobil jemputan gw banya bocor, jadi sekrang gw mau minta tolong sama elo."
"Tapi saya masih lama."
"Gw tungguin lah, lagian gw juga bantu kan."
"Menyusahkan"
"Lo, mau anterin gw pulangkan."
"Hm."
Jawaban dari Toi membuat Zura sangat senang sekali.
Tio dan Zura sibuk dengan apa yang mereka lakukan sendiri.Tio menyapu dan membersikahkan closet. Sedangkan Zura hanya mengepel lantai saja.
Karena memang tidak di izinkn oleh Tio untuk membatu terlanyu banyak. Karena ini hukumannya Tio bukan hukuman Zura.Tio menghela napas dan melihat jam tangan yang ia pakai.
"Akhirnya selesai juga, sudah jam 4 sore juga." Monolog Tio.
Tio melihat Zura yang sedang duduk dilantai toilet hanya bisa menggelengkan kepala.
" Cath, lebih baik kamu tunggu diluar. Biar saya yang bereskan."
Zura yang namanya dipanggil, memfokuskan penglihatannya ke arah Tio.
" Lebih baik diberesin bareng deh, biar cepet kelar." Jawab Zura.
" Kamu tunggu diluar atau saya tidak akan mengantarkanmu pulang." Ancam Tio.
"Huh, menyebalkan," jawab Zura sambil melenggang pergi meniggalkan Tio.
Tio hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Zura.
Selesai membersihkan semuanya Tio keluar dari toilet.
"Sudah semua ?." tanya Zura saat melihat Tio keluar dari toilet.
" Hm." Singkat Tio.
" Jawab yang bener donk."
"Lebih baik kamu diam. "
Zura hanya bisa mengutuk Tio dalam hatinya. Kalau sampai Tio dengar bahaya nanti ia tidak akan dianterin pulang.
Tio mengeluarkan motornya dari parkiran. Ia memakai helmnya.
" Ayo, naik." Perintah Tio.
"Lo, nggak bawa helm lagi ?." Tanya Zura.
"Kamu tidak mendengarkan saya. Lebih baik kamu diam."
Zura kali ini kesel sekali, kenapa setiap sama Tio ia selalu kena hapes mulu. Ia jadi bete sekali.
Zura menaiki motor Tio.Tio mulai melajukan motornya keluar area sekolah.
Disepanjang jalan mereka hanya diam. Tapi Tio memberhentikan motornya didepan toko helm." Ayo Cath, turun." Ajak Tio.
"Mau ngapain ke toko helm." Tanya Zura.
" Diam." Jawab Tio.
"Menyebalkan." Gumam Zura.
" Saya masih bisa mendengarnya." Ucap Tio.
Zura mengunci rapat-rapat mulutnya.
" Kamu duduk disana." Suruh Tio sambil menunjuk ke arah tempat duduk didepan toko.
Zura menengok ke arah yang ditunjuk Tio. Ia hanya bisa patuh saja. Tanpa banyak bertanya ia berjalan meninggalkan Tio untuk duduk.
Terima kasih yang sudah vote dan koment.
Aku bakal up. Tapi masih bingung intinya satu Minggu up satu kali. Tapi masih bingung hari apa? Kalian bisa kasih saran ?😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Antonio
Teen FictionMencerita seorang jendral wanita berusia 20 tahun, bertransmigrasi sebuah novel romansa berjudul 'you are mine'. Dan tidak ia sangka malah memasuki tubuh remaja laki-laki cupu yang hanya tokoh figuran. "shit, kenapa harus cowok" -umpatnya.